Ch 3. Harta karun

40 5 0
                                    

'Terserahlah, itu bukan urusanku.'

Karena aku tidak tahu apakah Archduke menemukan putrinya atau tidak.

Terakhir kali aku dengar, dia belum ditemukan.

'Tetapi dia mungkin telah ditemukan sejak saat itu.'

Sungguh memalukan.

Mengetahui tentang putri Arhduke Neuschrahelt bisa sangat membantu.

Aku mendesah menyesal dan mendecak lidahku.

"Saya harap Archduke utara segera menemukan putrinya. Dia sudah berkunjung ke sini beberapa kali, tetapi kami tidak bisa menolongnya..."

"Berkali-kali? (Apakah dia datang ke sini berkali-kali?)"

"Ya. Dia datang, berharap bisa menerima ramalan."

"...."

'Yah, karena tidak ada orang suci di Kuil Artemia, dia mungkin tidak akan menerima ramalan apa pun.'

Aku tak mau repot-repot menceritakan fakta ini pada Randell agar tak membuatnya sedih.

Archduke Neuschrahelt mungkin juga mengetahuinya, tetapi mungkin ia terus datang ke sini karena memiliki harapan.

'...apakah aku juga punya orang tua?'

Aku tidak yakin.

Aku belum pernah melihat mereka sekalipun.

"Apa?"

Aku tersadar dari lamunanku mendengar panggilan Randell.

Sambil mendongak, aku melihatnya tengah menatapku dengan mata khawatir.

'Ups.'

Untuk meyakinkannya, aku melepaskan tangan Randell dan melompat-lompat di aula.

Angin sepoi-sepoi yang menerpa keningku terasa menyegarkan, dan sinar mentari yang menghangatkan badanku terasa menyenangkan.

Rasanya seolah-olah kekuatan suci yang tertanam di kuil itu menyambutku dengan hangat.

Melihatku melompat-lompat, senyum muncul di bibir Randell.

Aku merasa lebih baik dan mulai berjalan lebih cepat.

Namun aku tersandung anak tangga yang menonjol.

"Wah?"

Tubuhku yang masih goyah mencondongkan tubuh ke depan.

Pada saat itu.

Sebuah tangan yang kuat dengan cepat mengangkatku saat aku hampir terjatuh.

"....!"

Pandanganku tiba-tiba terangkat.

Rambutku menggelitik dahi Randell.

"Hati-hati."

Randell menepuk dahiku pelan sambil mendesah lega.

Itu tidak terduga.

Randell, dari penampilan hingga perilakunya, merupakan lambang seorang pendeta yang diberkati.

Anehnya, dia lincah dan kuat.

'...memang. Dia tidak tampak seperti pendeta biasa.'

"Terima kasih."

Aku mengucapkan terima kasih padanya, lalu dia menurunkanku.

Lalu dia memegang erat tanganku dan mulai berjalan.

Dia nampaknya khawatir kalau aku akan terjatuh lagi jika aku berjalan di depan.

"Hati-hati dengan lantainya, tidak rata."

Youngest On Top 막내온탑 / Bungsu TeratasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang