ch 180-181. Gemas

8 1 0
                                    

Anak-anak diam-diam menatapku.

Aku terlambat menyesalinya.

Dimulai dengan kemunculan Misa, terlalu banyak hal yang terjadi sekaligus. 

Jadi aku tidak memikirkan bagaimana anak-anak akan melihatnya.

“Oh, tidak ada yang istimewa, hanya saja—.”

"Oke."

Aku melambaikan tanganku dan membuat alasan, tapi Edmund mengangguk.

“Cepat pergi dan kembali. "Ya?"

“Aku akan membeli kue tar persik dan menunggu! “Jika kamu tidak segera datang, aku akan memakan semua roti madu!”

"Kembali."

Roana, Dmitri, dan bahkan Ilay.

Aku menatap wajah keluargaku dan mengangguk dengan keras.

“Ya, aku akan kembali!”

Kembali.

Aku akan kembali.

Sapaan itu adalah sesuatu yang anehnya menempel di ulu hatiku.

Aku mengantar anak-anak pergi dan kembali ke danau.

Polusi semakin meningkat di seluruh benua.

Apalagi Misa bahkan pernah kesurupan.

Tapi itu sungguh menakjubkan.

Beberapa saat yang lalu, aku begitu membeku sehingga aku bahkan tidak bisa memperhatikan bagaimana anak-anak memandangku.

'Akunpikir semuanya akan baik-baik saja sekarang.'

Tangan dan kakiku yang kaku terasa hangat.

Jantungku berdebar seperti biasanya.

'Aku tidak perlu memaafkan apa yang aku lakukan.'

Bahkan ketika aku memberi tahu mereka mengapa aku bersikap seperti itu, tidak ada yang mendengarkan.

Aku sebenarnya lebih banyak dimarahi karena membuat alasan.

Di surga, dia hanyalah seorang idiot.

Sebelum kembali, dia adalah seorang bajingan yang dengan sombongnya mengingini barang-barang Amelia dan tidak tahu apa-apa tentangnya.

Tapi anak-anak itu menganggukkan kepala meski aku tidak mengatakan apa-apa.

Seolah semua yang kulakukan baik-baik saja.

Seolah segala sesuatunya ada alasannya dan semuanya baik-baik saja.

Keyakinan yang teguh itu.

Andai saja aku punya kepercayaan yang mereka berikan padaku. 

'Aku benar-benar berpikir aku bisa melakukan apa saja.'

Seperti yang diyakini keluargaku.

Anakin: Apak kamu bodoh?!

Anakin: Betapa kami menginginkanmu—

Enrique: Pemikiran si bungsu tidak salah.

Anakin : Apa?

Enrique: … … .

Anakin: Enrique.

Cailus: … … Kali ini kami... … .

Anakin: … … .

Saat aku bergerak cepat menggunakan kekuatan suci, angin melewati wajahku.

Kami segera tiba di Danau Anberg.

Youngest On Top 막내온탑 / Bungsu TeratasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang