Ch 48. isinya kegemoyan sae

21 1 0
                                    

Aku mengerang, sambil berpikir aku mungkin benar-benar akan tergencet kalau terus begini.

Itu dulu.

"Ck."

Imam Besar melotot ke arah mereka.

Baru pada saat itulah para pendeta dengan tenang melepaskanku dan kembali ke tempat duduk mereka.

Para tamu terhormat tertawa terbahak-bahak melihat pemandangan itu.

“Kalau dipikir-pikir lagi, anak ini katanya anak Artemia yang paling muda, ya kan? Lucu banget.”

“Dia tidak hanya menggemaskan! Dia juga sangat pintar!”

"Ah, benarkah?"

“Steak ini juga dimasak sesuai dengan instruksi anak ini.”

Mata para tamu terbelalak karena terkejut.

Mereka merasa sangat kagum bahwa seorang anak yang bahkan hampir tidak dapat berbicara dengan baik, tahu cara membuat steak yang lezat.

“Benarkah? Bagaimana mungkin seorang anak yang seharusnya bermain dengan tanah liat tahu cara melakukan hal itu?”

“Dia istimewa. Di antara kami, kami menyebutnya berkat yang dikirim oleh Artemia.”

“Oh, ini pertama kalinya aku mendengar seseorang yang bukan orang suci dipanggil seperti itu.”

“Oh, omong-omong, bukankah Sir Gerald juga memasang taruhan besar pada anak ini hari ini?”

Para tamu mengangguk tanda setuju.

Aku bisa merasakan tumbuhnya minat mereka padaku.

“Kupikir pasti ada alasan di balik tindakan Sir Gerald… hmm, sekarang aku jadi makin penasaran.”

Para pendeta Leiaton tersentak.

Orang yang berbicara adalah orang yang menarik perhatian Leiaton.

Nyonya Caitlin.

Seorang pengrajin sihir terkenal di masa depan.

Di masa depan, dia akan menjadi kepala pengrajin yang bertanggung jawab atas perlengkapan militer untuk istana kekaisaran—seorang tokoh besar.

Meskipun dia tidak pernah menunjukkan ketertarikan pada sang saint, Helene, dia tersenyum manis padaku.

“Anak kecil, siapa namamu?”

'Ini kesempatanku untuk menjalin koneksi dengan orang penting.'

Menyembunyikan pikiran batinku, aku mengangkat tanganku tinggi-tinggi bagaikan seorang anak kecil.

“Tae-erika!”

“Lucu sekali. Jadi, Daerika?”

“Tae-erika!”

“Daelitka?”

“Tae-erika!”

“Ah, Daelitka.” (TL/N : plis lucu bgt😭)

“Tidak Tae. Sa. Apa kau… ingin aku… menuliskannya?”

Lidahku yang terkutuk ini.

Di sinilah aku, berusaha menghubungi orang penting, tetapi aku bahkan tidak bisa mengucapkan namaku dengan benar.

Merasa kepalaku mau meledak, aku menghentakkan kakiku, yang membuat seisi ruang makan tertawa terbahak-bahak.

Para tamu menatapku dengan penuh rasa sayang sementara tanganku mengepal dan kakiku mengetuk-ngetuk lantai.

Youngest On Top 막내온탑 / Bungsu TeratasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang