Ch 27. Rumor

22 2 0
                                    

Aku menelan ludahku dengan sekali teguk.

'... jika aku berteriak, apakah orang dewasa akan datang?'

Apa orang dewasa akan datang ke ruangan ini lebih cepat, atau apa penjahat akan menyerangku lebih cepat?

'Tentu saja yang terakhir.'

Aku sudah dikutuk.

'Tapi jika terjadi seperti ini, itu bukan aku!'

Sebelum mengalami regresi, aku hanya menderita ketika aku tidak tahu apa-apa.

Dulu aku tidak pernah menahan diri dan selalu melawan malaikat lainnya.

… tentu saja, aku akhirnya menderita karenanya.

Aduh.

Aku menguap lebar lalu berbaring di tempat tidur.

“ Hwaaam ! Aku ngantuk…”

Dengan mata terpejam, aku menunggu penjahat itu melakukan aksinya.

Benar saja, tidak lama kemudian, aku merasakan kehadiran yang mendekat dari arah itu.

Ketika aku membuka mataku sedikit, aku memang melihat bayangan gelap bergerak.

Aku tidak terburu-buru dan dengan tenang menunggu bayangan itu mendekatiku.

Dan ketika bayangan itu tunduk padaku.

"Ah!"

Aku langsung melompat dan menyerang dengan sekuat tenaga.

Seperti meteor yang bertabrakan dengan planet, dahsyat sekali!

Inilah kekuatan sihir ilahi (fisika) tanpa keilahian!

Benar saja, penjahat itu tidak bisa bangun, gemetar dan tidak mampu berdiri, di tengah teriakan kesakitan.

'Bagaimana dengan itu, cicipi kekuatanku!'

Hmph!

Dengan bangga aku berdiri dan menatap ke arah penjahat di tempat tidur.

Tapi…

"Bukankah penjahatnya agak kecil? Tidak, sangat kecil?"

Pada saat itu, bulan yang tersembunyi di balik awan menampakkan dirinya.

Bersamaan dengan itu, si penjahat yang mukanya ditutupi, mengangkat kepalanya.

Cahaya bulan menyinari wajah penjahat itu dengan terang.

"R-Roana?!"

Air mata mengalir di mata Roana.

Roana, sambil menutup hidungnya, menatapku dengan mata penuh kebencian.

"Kamu…"

Apa pun yang hendak dikatakannya, dia ragu-ragu dan menyingkirkan tangannya dari wajahnya.

Lalu, perlahan-lahan, dia menatap tangannya sendiri.

“Darah, darah! Ada darah di tubuhku…!”

Roana berseru, tampak seperti akan pingsan.

Aku menatap wajahnya dengan bingung.

Darah memang muncul…

Namun itu tidak hanya dari satu lubang hidung.

Kedua lubang hidungnya berdarah.

'...apakah aku agak terlalu kasar?'

Aku menggaruk bagian belakang kepalaku.

***

Youngest On Top 막내온탑 / Bungsu TeratasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang