Ch 53. Keren banget sae

21 2 0
                                    

Tapi ada sesuatu yang aneh.

Para pendeta magang Artemia menjadi pucat, seolah-olah mereka sedang menghadapi saat-saat terakhir mereka.

Anak-anak yang baru pertama kali takjub dengan kekuatan orang suci itu, tiba-tiba tersadar kembali.

“Kita sama sekali tidak boleh kalah. Apa pun yang terjadi!”

“Sepuluh! Sepuluh!”

“Itu milikku! Pergilah!”

Dalam sekejap, mata anak-anak berubah merah saat mereka berlarian dengan panik, mengganti ubin.

Para penonton kembali membelalakkan matanya.

'Apa mereka fanatik?'

Mereka tampaknya juga bersaing satu sama lain.

“Aku sudah memutuskan untuk membeli ubin itu!”

“Siapa yang pertama menukarkannya akan mendapatkannya!”

“Tidak ada pelajaran tata rias!”

“Asalkan bukan aku. Bukan aku!”

“Bersatu padu! Kalau kita kalah, kita semua akan mendapat hukuman kelompok!”

“Oh, benar juga.”

Melihat para pendeta calon Artemia berlarian dengan putus asa, Helene mengejek.

“Sungguh menyedihkan.”

Dia membiarkan alisnya terkulai.

“Semuanya, usaha terakhir itu menyedihkan. Tidak peduli seberapa banyak yang kalian tukarkan, hanya dengan satu kali penggunaan <integrasi> milikku semuanya akan—”

"TIDAK."

Saelica berbicara.

“Kamu tidak beruntung sekarang.”

"…… Apa?"

Saelica membersihkan debu dari tangan mungilnya.

“Anak-anak kita belum lama membangkitkan kekuatan ilahi mereka.”

"Jadi?"

“Mereka butuh pengalaman praktis. Jadi, aku tidak akan ikut campur.”

Akhirnya, Saelica mulai melangkah dari ubin.

Setiap kali dia melangkah, ubin yang disentuhnya menyala biru dengan bunyi <pop>.

"Hah?"

“A-apa?!”

Para penonton terkesiap kaget saat mereka menatap Saelica.

“Apa? Ubinnya berubah hanya dengan melewatinya?”

“Kupikir dia hanya ikut-ikutan karena dia tidak melakukan apa-apa!”

“Bagaimana mungkin mengganti ubin yang sudah ditaklukkan dan berubah menjadi merah?”

Apakah dia sesuatu yang istimewa yang tidak mereka ketahui?

Seperti orang suci?

Tetapi-

“Bukankah mereka mengatakan dia bahkan bukan orang suci?!”

“Tidak, bahkan orang suci pun tidak akan mampu melakukan itu! Tidak pada usia segitu!”

Apaaa—!!

Para penonton bersorak kegirangan.

Serangan balik yang tak terduga dari anak yang mereka pikir hanya ikut-ikutan.

Youngest On Top 막내온탑 / Bungsu TeratasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang