Ch 52. semangat gebukin wkwk

22 2 0
                                    

Dmitri dengan lembut mengusap pipinya yang terkena pukulan.

“Tidak sakit.”

Bibirnya sedikit pecah-pecah, tetapi itu hanya karena bibirnya lembut.

Pipi Dmitri baik-baik saja.

“Apa-apaan ini…!”

Seseorang mengeluarkan erangan pelan.

Itu Saelica, yang berdiri di belakang Dmitri.

Pipi anak itu menggembung, seolah-olah dia telah memasukkan sepotong permen ke dalam mulutnya.

Sambil perlahan berdiri, Saelica berbicara.

“Dimitri.”

"Ya?"

Postur tubuh Saelica berubah, menjadi miring.

'Hah?'

'P-postur itu…'

'Itu saja.'

Itulah postur tubuh yang membuat para calon pendeta Artemia yang keras kepala berteriak memanggil ibu mereka sebelum tinju keadilannya melampiaskan amarah mereka—sesuatu yang paling mereka takuti.

'Orang itu sudah tamat.'

Itulah sikap tubuh Saelica saat ia benar-benar marah.

Anak itu menarik permen itu dari mulutnya dan berkata dengan tegas.

"Pukul dia."

Dmitri mengepalkan tangannya perlahan.

“Aku akan—”

Lengannya, yang telah ditarik ke belakang dengan anggun, langsung melesat ke arah Hendrik dalam sekejap.

PUKULAN KERAS!

Hendrik terlempar mundur.

Menabrak!

Ia menghantam tanah, meninggalkan bekas yang dalam di tempat ia mendarat.

Dmitri telah memukulnya dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga jejaknya terlihat jelas.

Setelah melemparkan Hendrik, Dmitri kembali menatap Saelica.

“—melakukan hal itu?”

Kondisi Hendrik yang terbanting ke tanah sangat mengenaskan.

“Aduh, urgh, aagh…”

Dia tidak dapat berdiri dengan benar, tubuhnya kejang-kejang tak terkendali.

Wajahnya menjadi pucat dan dia hampir tidak bisa membuka mulut karena terkejut.

Saelica menatap Hendrik dengan dingin.

“Dmitri, pukul dia lebih keras lagi.”

"Mengerti."

Dmitri tersenyum kecil dan mulai berjalan menuju Hendrik.

Langkah, langkah.

Saat langkah kaki Dmitri semakin dekat, Hendrik berteriak, “Agh, tidak, aah!”

Dan pemukulan pun dimulai.

* * *

“Ampuni aku! Tolong, ampuni aku!”

Dmitri memberikan pukulan yang benar-benar telak.

Bukan tanpa alasan dia pernah dikalahkan oleh Saelica sebelumnya.

Pukulannya penuh perhitungan, menyasar tempat yang akan menimbulkan rasa sakit paling hebat sambil menghindari cedera fatal—sebuah pukulan yang penuh seni.

Youngest On Top 막내온탑 / Bungsu TeratasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang