Bagian [21]

210 22 2
                                    

Happy Reading
Jangan Lupa
Vote
-
-

Hujan deras menerpa bumi, semua orang yang berduka menundukkan kepalanya. Beberapa tidak kuasa menahan air matanya.

Penguburan jenazah Arin, berlangsung cukup cepat.

Semua orang membawa payung hitam, Mark memeluk Jisung begitu erat. Jisung benar-benar menumpahkan semuanya.

Jaemin yang posisinya tidak jauh, menatap anak itu merasa iba. Di umur yang sangat kecil itu dia harus menerima kenyataan orang tersayangnya pergi begitu sangat cepat.

Setelah semuanya selesai, Jaemin langsung bergegas pergi. Badannya sungguh lelah. Bahkan tamparan di rumah sakit masih terasa begitu menyakitkan baginya.

—Teacher My Love📚—

Mark dan Jisung pulang ke Rumah Mama Lee. Mungkin keduanya akan benar-benar pindah selamanya ke tempat itu.

"Mark pergi ke kamar dulu." ucap Mark

Mark benar-benar sangat lelah juga. Tubuhnya begitu remuk.

Mama Lee menghela nafas, padahal ia ingin membicarakan sesuatu dengan Mark.

"Nanti saja. Suasana hatinya juga pasti sangat kacau." ucap Kakak Mark mengingatkan

Mama Lee hanya bisa menuruti daripada sesuatu terjadi di luar kendalinya bisa bahaya.

"Jisung ingin makan?" tawar Mama Lee

Jisung menggelengkan kepalanya, tubuhnya gatal, Jisung ingin cepat pergi mandi.
"Badan Jisung gatal, nek. Jisung mau mandi terus tidur." jawab Jisung

Malam tiba juga lebih cepat, Jisung mengetuk pintu kamar Papanya.

Pintu lalu terbuka, menampilkan Mark yang sudah memakai piyama tidurnya.
"Jisung?"

Jisung menyimpan kedua tangannya di belakang, matanya menatap kebawah.

"Jisung ingin pergi tidur bersama, Papa. Apa boleh?" tanyanya ragu.

Ini pertama kalinya Jisung tidur berdua bersama, Mark. Jadi Jisung takut jika Papanya menolaknya.

Mark bukannya menjawab malah tersenyum lalu mengangkat tubuh kecil Jisung.
"Tentu boleh. Bagaimana bisa Papa menolak." ucap Mark

Setiap kalimat yang keluar dari mulut Mark sangat menghangatkan bagi Jisung.

Jisung yang sedang di gendong oleh Mark memeluk Mark begitu erat.
"Makasih, Papa." ucapnya

Mark merasa dadanya basah, melihat punggung Jisung yang bergetar, Mark juga memeluknya menjadi begitu erat. Mark mengusap punggung Jisung begitu sangat lembut.

"Menangislah. Papa tau Jisung itu kuat. Kalau Jisung pengen nangis, nangis aja ya. Papa siap dan akan selalu ada buat Jisung." ucap Mark

Jisung mengangguk dengan mata yang sembab akibat menangis.

—Teacher My Love📚—

Jaemin kini meringkuk di bawah selimut, badannya sangat panas sekali.

Dengan sisa-sisa tenaganya Jaemin mencoba mengambil ponsel di atas nakas.

Sesaat sudah mendapatkannya, Jaemin tidak peduli kontak siapa yang dia hubungi.

Terdengar suara seseorang dari sana.

"Jaemin?" tanya seseorang dari sebrang sana

"Tolong datang ke apartemenku, Sungchan-aah. Datang bersama Seunghan." ucap Jaemin sebelum mendengarkan jawaban dari Sungchan.

Teacher My Love(?) • MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang