Bagian [19]

277 31 4
                                    

Happy Reading
Jangan Lupa
Vote
-
-

Jaemin yang sedang duduk sambil membaca buku langsung melirik ponselnya yang bergetar.

Nomor yang tidak Jaemin kenal terus meneleponnya. Jaemin mengangkat teleponnya

"Halo?"

"Ka Jaemin."

Terdengar suara Jisung dari sebrang sana, sepertinya sedang menangis, tentu saja Jaemin langsung terkejut dan sedikit panik.

Setelah selesai berbicara Jaemin langsung bergegas pergi menuju Rumah Sakit.

Setelah sampai Jaemin langsung masuk dan Jisung langsung berlari ke arahnya, ada seorang Lelaki berjas hitam juga yang tengah menatapnya.

"Jaemin-aah." Arin memanggil begitu lirih hampir tidak terdengar suara nya.

Jaemin mendekat dengan Jisung, Lelaki berjas itu tiba-tiba menarik dan mengangkat Jisung.

"Berbicaralah, aku akan pergi dulu keluar bersama Jisung." ucap Lelaki berjas itu.

Setelah pintu tertutup, Arin menyuruh Jaemin duduk lebih dulu.

Arin kini tidak menatap Jaemin lagi, Arin menatap langit-langit kamar itu.

"Aku tidak tau harus memulainya dari mana. Tapi, Jaemin apakah kamu mau menjaga Jisung untukku?" tanya Arin

Arin menatap Jaemin lagi, mata itu terlihat begitu sendu.

"Kembalilah pada Mark." ucap Arin

Jaemin sungguh syok mendengar ucapan Arin.
"Saya tidak bisa." itu jawaban Jaemin.

Arin masih tersenyum,
"Jangan terburu-buru, Jaemin. Aku hanya menyarankan." ucap Arin

Mata wanita cantik itu menutup selama beberapa saat air mata keluar dari sudut matanya.
"Maaf karena telah mengambil cinta pertamamu, Jaemin."

Jaemin masih diam membiarkan Arin menumpahkan semuanya.
"Andai aku tidak hadir di tengah-tengah kalian berdua, kalian pasti bisa bersama. Maaf." mata itu kembali terbuka dan menatap Jaemin seolah memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jaemin menghela nafas lalu memegang tangan Arin.
"Anda tidak perlu meminta maaf, lagipula ini sudah takdirnya. Mau di paksakan bagaimana pun akhirnya akan tetap sama. Aku benar-benar telah ikhlas dengan semua ini." jawab Jaemin

Arin menggelengkan kepalanya, membalas memegang tangan Jaemin begitu erat.
"Tatapan mata kamu berkata lain dengan apa yang kamu ucapkan. Berhentilah membohongi hatimu sendiri, Jaemin. Ini saatnya untuk kembali mengejar cinta sejati yang sempat hilang itu."

Jaemin menundukkan kepalanya, ini tidak benar dan dirinya tidak mau merusak hubungan keluarga orang lain dan menjadi egois.

"Baiklah pikirkan itu dengan baik-baik, Jaemin. Tapi. Aku masih bisa meminta mu untuk menjaga Jisung kan? Demi diriku, bukan demi Mark." ucap Arin

Jaemin kini menatap Arin, rasa penasarannya juga tinggi akan semua ucapan Arin
"Kenapa Anda terus meminta agar aku menjaga Jisung? Bahkan kembali kepada Pak Mark? Saya sungguh tidak mengerti. Anda berbicara seolah akan pergi jauh meninggalkan kedua nya."

kata-kata di akhir itu sedikit memelan.
"Kamu benar. Aku memang akan pergi sangat jauh meninggalkan kedua nya, sedari itu aku ingin kamu menjaga keduanya untuk ku. Mungkin aku tidak kembali dalam waktu yang sebentar, Jaemin. Atau bahkan tidak kembali untuk selama-lamanya."

Teacher My Love(?) • MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang