Bagian [7]

474 33 3
                                    

Happy Reading
Jangan Lupa
Vote
-
-

Mark melanjutkannya perjalanannya tapi bukan ke arah rumah. Mark memilih pergi ke Bar. Bar akan menjadi tempat yang menyenangkan untuk saat ini. Jangan salah sangka, Mark tidak akan bercumbu dengan wanita atau pria manapun, Mark hanya akan menikmati minuman selebihnya dia tidak peduli. Mark hanya ingin menjaga asetnya bagi pendampingnya nanti, apakah itu masalah? Tentu saja tidak. Mark hanya tidak ingin dirinya bergonta-ganti pasangan dan berakhir membawa penyakit untuk pendamping hidupnya nanti.

Mark yang kini sudah sangat mabuk, mengucapkan perkataan yang terus-menerus dia ulang.
"Jaemin adik dari Joon? Yang benar saja hahaha." ucapnya

Mark mengusap wajahnya begitu kasar
"Ini begitu menyedihkan bagimu Mark! Kau memang tidak pantas mendapatkan cinta siapapun di dunia ini."

"Hei apakah kamu begitu bodoh?!" tanya orang itu kesall

Mark mendongak menatap wajah yang mengatainya
"Kevin… haha lihatlah siapa yang datang, teman terbaikku. Kevin apakah muka ku seperti orang yang perlu di kasihani saat ini?" tanya Mark kepada Lelaki bule di hadapannya.

"Yak! Kau terlihat sangat bodoh sampai-sampai aku ingin membuangmu ke dalam got." ucap Kevin lalu menarik tubuh Mark yang besar.

Bau alkohol begitu menguar membuat Kevin kesulitan membawa Mark.
"Kenapa kau seperti ini lagi Mark? Sungguh ini adalah pertama kalinya aku melihatmu begini lagi setelah kejadian itu." ucap Kevin begitu khawatir tatapan yang begitu sendu tidak bisa ia hilangkan melihat temannya seperti ini.

Flash back

5 tahun lalu

Musim gugur yang begitu indah, Mark berjalan-jalan sendirian di tengah daun yang berguguran.

"Meminum Coffe di depan Cafe sepertinya akan sangat menyenangkan." ucap Mark

Malam yang dingin itu membuat Mark ingin cepat berlari menuju Caffe terdekat.

Mark memacu kakinya begitu cepat, tali sepatunya terlepas begitu saja membuat Mark harus berhenti dan membenarkannya.

Mark berdiri namun tidak jauh dari sana seseorang memandanginya dan berjalan mendekat ke arahnya. Mark diam membeku tidak tau harus berbuat apa tatapan mata itu begitu tajam.

"Ternyata saya tidak salah. Muka pembunuh yang bahkan tidak bisa saya lupakan." ucap Wanita itu

Mark menundukkan kepalanya
"Maaf…" ucapnya tidak tau mau berkata apalagi perasaan gugup dan bersalah begitu saja muncul.

Hangat begitu hangat saat tangan itu mendarat di pipi putihnya.
"Maaf kamu gak akan bisa balikin anak saya! Apa kamu tau? Hati saya sakit sekali." ucap Wanita itu menangis kini sambil memegangi pundak Mark

Wanita itu memukuli Mark sambil terus menangis. Mark sendiri hanya bisa diam.

Setelah kepergian Wanita itu, Mark kini berjalan memutar arah dan membeli minuman beralkohol tinggi padahal dia tidak bisa  meminum lebih dari 10 gelas.

Mark berjalan bagai orang yang begitu gila, sambil meneguk minuman keras itu lalu tertawa
"Ternyata aku memang pantas mati." ucap Mark berjalan ke arah zerba cross padahal lampu masih hijau dan mobil berlalu lalang begitu kencang.

Saat akan melangkahkan kakinya bahunya di tarik, sebuah tinju mendarat di pipinya. Mark tersungkur dengan pelipisnya mengeluarkan bercak darah.

"Apa kau gila?! Apa kamu akan mengakhiri hidupmu begitu saja?!" tanya Lelaki itu

Teacher My Love(?) • MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang