Happy Reading
Jangan Lupa
Vote
-
-Jaemin menepati janjinya, Jaemin datang ke rumah duka dengan pakaian serba hitamnya.
Menunjukkan hormat terakhir pada mendiang. Liona dan suaminya terus memandangi Jaemin tidak suka, begitu pula dengan Ibu Mark.
Mark sendiri seperti merasa bersalah akan hal ini.
"Jaemin jangan langsung pergi. Setidaknya pergi makan dulu." ucap Jason
Jaemin menurutinya walaupun tatapan mata keluarga besar itu sangat tidak menyenangkan.
Jaemin duduk sendirian, banyak sekali yang ia kenal datang kesini. Mantan gurunya bahkan beberapa murid di sekolahnya kerap ada disana.
Jaemin tidak peduli, dirinya datang untuk berbela sungkawa atas meninggalnya Arin.
Jaemin sejujurnya merasa sangat tidak suka berada di tempat ini. Jason yang melihat Jaemin terus di tatap oleh sekelilingnya berjalan menuju meja milik Jaemin.
"Sangat tidak nyaman bukan? Sebaiknya kamu pergi ke ruang private saja. Disana khusus untuk diriku, kamu bisa memakainya." ucap Jason menawarkan
Jaemin awalnya menolak tapi Jaemin tidak punya pilihan lain dan mengikuti kemauan Jason.
Jaemin berjalan beriringan dengan Jason menuju tempat itu hingga Jaemin bersitatap dengan tiga orang sahabat lamanya.
"Jaemin. Kamu Jaemin kan?" ucap salah satunya
Mukanya masih saja mungil dan sedikit terlihat begitu gembul, siapa lagi jika bukan Haechan.
"Jason bisa tinggalkan aku? Kamu duluan saja." ucap Jaemin
Jason mengangguk dan memberitahu arahnya.
Setelah Jason pergi, Haechan masih mencoba bertanya tapi Jaemin tetap tidak meresponnya.
"Haechan… berhenti." ucap yang lebih tinggi dengan wajah tampannya.
Rambutnya yang terpotong begitu rapih bahkan terlihat jika dirinya merawat diri dengan sangat baik, Jeno.
"Apa ada yang ingin di bicarakan lagi? Jika tidak saya akan pergi." ujar Jaemin
Bahkan kini nada bicaranya sungguh tidak seperti dulu, Haechan diam begitu pula dengan Jeno dan Renjun.
Setelah tidak ada yang merespon Jaemin melangkahkan kakinya mencoba pergi.
"APA KAMU MELUPAKANNYA!! PERTEMENAN YANG BEGITU INDAH ITU?!" teriak Haechan.
Jaemin diam sungguh tidak bisa menanggapinya. Dadanya begitu sesak, sungguh kenapa dan kenapa.
"Apa pertemanan kita tidak akan bisa kembali seperti semula lagi? Jaemin. Aku sungguh lelah membatasi diriku sendiri. Kamu membuat tembok yang begitu tinggi dan sangat kokoh siapapun tidak bisa menembusnya, termasuk aku." ucap Haechan
Setelah kejadian itu Jaemin sungguh membatasi dirinya sendiri. Menjauhi teman-temannya. Karena siapapun yang dekat dengan Jaemin akan ikut di gosipkan satu sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher My Love(?) • Markmin
RomanceSeorang Murid menyukai Gurunya sendiri bahkan Murid itu terang-terangan menunjukkan cintanya.