Bagian [5]

396 40 0
                                    

Happy Reading
Jangan Lupa
Vote
-
-

Sudah seminggu semenjak kejadian itu, Jaemin terus bermain kucing-kucingan bersama Mark.

Jaemin akan menghindar saat bertemu Mark, setiap pelajaran Mark masuk, Jaemin selalu saja pergi membolos padahal anak itu masuk di pelajaran lain.

"Renjun?" panggil Mark membuat Pria bermarga Huang itu menatap Mark penuh tanda tanya

"Ada apa Pak?" tanya Renjun kini semua perhatian tertuju pada Mark.

Mark jadi gugup sendiri padahal dia hanya memanggil Renjun tapi tiba-tiba saja kelas langsung hening dan semua perhatian murid tersita untuknya.

"Tolong sampaikan kepada Jaemin untuk datang ke kantor saya. Sudah seminggu dia tidak masuk di pelajaran saya. Jika Jaemin tidak mau datang saya akan menelepon langsung orang tuanya." ucap Mark menyampaikan

Renjun mengangguk mengerti lalu Mark berpamitan

"Sekian dari saya, sampai jumpa di hari berikutnya anak-anak." Mark membereskan buku-bukunya dan pergi keluar dari kelas Jaemin.

Tidak lama setelah kepergian Mark, Jaemin masuk kedalam kelas

"Hei Jaemin! Apa kau menjauhi Pak Mark?" tanya salah satu teman sekelasnya

"Betul. Kamu seperti sudah di cabuli oleh Pak Mark." sahut yang lain

Muka Jaemin langsung memerah saat teringat kejadian ciuman itu. Haechan dan Jeno sendiri mereka langsung saling tatap lalu membuang muka ke arah yang berbeda.

"Apa-apaan kau ini! Yang benar saja. Tidak ko." jawab Jaemin acuh lalu duduk kembali di bangkunya

Jaemin langsung diam di bangkunya menatap ke arah luar jendela.
"Kenapa aku bisa jatuh cinta padanya? Saat dia mengejar ku aku malah berlari mundur." ucap Jaemin lesuh.

—Teacher My Love 📚—

Mark sendiri kini terlihat begitu serius, menunggu Jaemin yang tidak kunjung datang. Mark ingin meminta maaf atas sikapnya saat itu yang mencium bibir Jaemin tanpa izin terlebih dulu.

Mark Denial pada perasaannya sendiri. Bahkan ia tidak tau apakah ini cinta atau hanya karena sikap Jaemin yang begitu ceria membuatnya nyaman.

Mark mengusap wajahnya kasar.
"Apa perlu aku mengambil libur? Ah. Melelahkan." Mark lalu berjalan ke arah sofa di ruangannya lalu menidurkan tubuhnya sendiri sampai terlelap.

Di tempat lain Jaemin berjalan lesuh menuju pulang. Jeno Haechan berada di belakang Jaemin mereka berdua tidak berani meninggalkan Pria itu pergi sendirian.

"Kalau kalian mau pergi, pergi aja sana. Berhenti ngikutin gw." ucap Jaemin dengan tatapan yang fokus ke depan.

"Bagaimana bisa? Heo. ayolah gw tau Macan tutul itu udah balik bukan?" tanya Jeno kesall

Jaemin tidak menjawab dan meneruskannya perjalanannya.
"Kalau emang lo gak mau pulang, ayo kita makan di Restoran deket sini. Kalau lo emang gak mau pulang pintu rumah gw selalu terbuka lebar buat lo, Jaemin." ujar Haechan

Jaemin berbalik lalu tersenyum
"Makasih, Chan. Tapi gw mau pulang aja gw ngerasa gak enak badan." ucap Jaemin.

Jeno menghela nafas
"Kalau emang ada apa-apa lu bisa cerita ke kita. Kita ada buat lu selalu." ucap Jeno sambil merangkul pundak Jaemin dan Haechan mengekor di sebelahnya.

08:00 PM Mark terbangun dari tidurnya
Mark mengusap wajahnya saat melihat jam ia begitu terkejut

"Kenapa aku bisa ketiduran disini? Ah sial!" ucap Mark lalu mengambil jaket juga kunci mobilnya bergegas pulang.

Sekolah begitu menyeramkan saat malam begini. Membuat Mark memacu kakinya untuk bergerak sangat cepat.

setelah sampai parkiran hanya tersisa mobilnya saja. Ya orang-orang pasti sudah berkumpul bersama keluarganya masing-masing.

Saat akan memasuki mobilnya sebuah suara membuat Mark menoleh

"Ohh ternyata Pak Mark yang belum pulang. Saya kira siapa yang belum pulang." ucap Satpam

Mark hanya tersenyum kecut
"Ah. Maaf Pak saya ketiduran tadi tiba-tiba liat jam udah jam segini. Saya mau pulang dulu ya pak?" ujar Mark pamit

"Ah iya sebentar saya buka dulu gerbangnya." Satpam pun berlari dan Mark memasuki mobilnya.

—Teacher My Love📚—

Hari yang melelahkan itu adalah hari ini, Mark melajukan mobilnya sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Mood Mark begitu buruk rasanya ingin pergi ke Bar saja.

"Jaemin?" tanyanya saat melihat sebuah Pria tengah duduk sambil memainkan kakinya yang panjang.

Mark memutar balikkan mobilnya untuk menghampiri Pria manis itu. Setelah sampai Mark memarkirkan mobilnya di sisi tepat di garis parkir Mobil. Mark membuka pintu mobilnya sedikit terburu-buru dan berlari.

"Jaemin?." panggilnya, Jaemin menoleh dan terkejut dengan kedatangan Mark.

"Pak Mark." Jaemin kini berdiri dan berniat pergi tapi saat Jaemin akan pergi Mark menahan lengan Jaemin.

"Biarin saya ngobrol dulu sama kamu. Saya mau…" kata-katanya seolah menggantung begitu saja

Jaemin menatap wajah Mark dengan serius, terlihat segurat khawatir serta rasa bersalah dari wajah sang Guru.

Akhirnya kini keduanya duduk di bangku taman dekat dengan halte tadi. Tidak ada yang ingin memulai percakapan keduanya tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Saya mau menjelaskan perihal peristiwa saat itu. Maaf." ucap Mark tanpa menolehkan kepalanya ke arah Jaemin.

"Saya benar-benar mengaku salah tentang itu. Tidak seharusnya saya melakukan itu." ucap Mark

"Pak Mark gak salah ko. Saya cuman kaget aja, saya mencoba mencerna semuanya. Tapi semakin saya berpikir semuanya gak mungkin." jawab Jaemin

Mark memberanikan diri untuk melihat wajah Jaemin dan saat menoleh Jaemin juga menatapnya.

Setelah melihat Jaemin, Mark langsung memalingkan wajahnya ke arah langit.
"Ayo saya antar kamu pulang. Ini udah malem gak baik anak sekolah sendirian kaya gini." ucap Mark

"Gak perlu, Pak. Saya lagi gak mau pulang. Pak Mark yang seharusnya pulang. Terlalu malem gak baik pak." ucap Jaemin seolah mengusir

"Kalau gitu biarin saya disini temenin kamu. Malah yang gak lebih baik pulang malem itu kamu, anak kecil." jawab Mark mengejek

Jaemin tidak terima dirinya di panggil dengan sebutan Anak Kecil
"Apa ya! Saya bukan anak kecil Pak. Bentar lagi saya tuh lulus dari sekolah, terus saya juga udah dewasa." ucap Jaemin

Mark tertawa renyah ini yang dia suka saat bersama Jaemin, menyenangkan.
"Tapi tetep aja kamu masih anak kecil di mata saya." ujar Mark lalu tertawa melihat wajah Jaemin yang memerah menahan rasa kesall.

"Hahaha. Jangan marah kaya gitu ayo pergi ke Mall kita beli es krim." tanpa meminta izin terlebih dahulu Mark menarik tangan Jaemin.

Jaemin yang tadinya terkejut kini tersenyum. Keduanya berlari sambil menebarkan senyumannya seolah dunia hanya milik mereka berdua.

Keduanya lalu berhenti tepat di depan Mall dan Mark menatap Jaemin begitu penuh dengan cinta.
"Pak Mark makasih ya?"

Tbc

—Teacher My Love📚—

Jangan Lupa Vote!!

Next or Unpub??

*Please tinggalkan jejak kalian dengan cara vote! Jangan jadi sider kalian bukan Spiderman😤

Teacher My Love(?) • MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang