ALGORITMA • 20

9.5K 330 66
                                    

Caramel melihat pergelangan tangannya yang agak sakit, kini mereka berada didalam mobil dan sebenarnya ada apa antara tantenya itu dan keluarga Cameron

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caramel melihat pergelangan tangannya yang agak sakit, kini mereka berada didalam mobil dan sebenarnya ada apa antara tantenya itu dan keluarga Cameron.


"Ta─"

"Jangan ketemu dengan keluarga itu lagi Caramel," perkataan Caramel terputus oleh suara tantenya, Bianca menoleh kearah gadis itu dengan wajah yang serius.

"Tapi kenapa?" Tanya Caramel.

"Orang-orang itu yang udah bikin tante dan mamamu berada dipenjara Caramel, dan wanita itu," Bianca menjeda perkataannya, wanita itu terdiam sejenak.

"Wanita itu? Tante Zora?" Tanya Caramel dengan hati-hati, jantungnya berdegup lebih cepat.

"Ya! Zora, wanita itu adalah wanita yang paling mamamu benci," jelas Bianca.

Caramel menelan salivanya, kenyataan macam apa ini. Ia memegang perutnya yang masih rata, lalu gadis itu mengalihkan pandangannya menatap keluar jendela.

"Ingat Caramel, tante nggak mau kamu ketemu mereka lagi. Mereka itu yang udah hancurin tente dan mama kamu, mama kamu akan sedih di atas sana kalo kamu masih ketemu dengan mereka," ucap Bianca panjang lebar.

Caramel tak menjawab ucapan tantenya itu, jika sudah begini lantas bagaimana hidupnya nanti. Bagaimana hidupnya yang kini tidak sendiri lagi, tanpa sadar air mata Caramel menetes.

Gadis itu menghelat nafas kasarnya, dan bagaimana bisa wanita sebaik mamanya mempunyai musuh seperti mereka.

"Tapi tante, mereka orang baik. Bahkan k─"

"Stop Caramel! Ingat, mereka yang udah hancurin mama kamu."

"Kamu tau, mama kamu hampir bunuh diri karena mereka."

Deg....

Seketika Caramel menoleh kearah tantenya, ia menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Mama kamu hampir bunuh diri," ujar Bianca lagi disertai dengan bisikan.

Disisi lain, Cameron mematung ditempat ketika suara mamanya begitu nyaring melengking. Zora menunduk menatap lantai, ia tak lupa bahkan tak akan pernah lupa dengan apa yang dilakukan oleh Bianca dan Stevi.

Raga langsung memeluk sang istri, dapat ia rasakan dada istrinya naik turun karena menahan amarah.

"Kenapa mah?" Tanya Cameron dengan nada pelan, ia melangkah menghampiri mamanya. Mata Cameron tersirat seakan ingin penjelasan yang lebih atas kejadian ini.

"Mah," panggil Cameron lagi ketika laki-laki itu sudah berada dihadapan mamanya.

Zora melerai pelukannya, ia menatap kearah putranya. Dapat Cameron lihat, mata mamanya memereka dan diwajahnya tercetak jelas kemarahan.

"Dia."

"Wanita itu, wanita yang buat mama sama papamu menderita. Dia dan Stevi, yang buat mama hampir mati, dia orang yang paling mama benci seumur hidup," ujar Zora, sembari menatap putranya dengan mata yang tajam.

ALGORITMA 3 : GALAKSA ASTEROIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang