ALGORITMA • 8

6.3K 333 117
                                    

"Loh bang, lo baru bangun?" Tanya Caesar pada kakaknya, Cameron tak menjawab sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh bang, lo baru bangun?" Tanya Caesar pada kakaknya, Cameron tak menjawab sama sekali. Ia malah memikirkan apa yang terjadi semalam, dan Arran menelan salivanya takut kalau saja laki-laki itu mengingat segalanya.

"Gue pusing," gumam Cameron, ia duduk di dekat Benua. Laki-laki itu memegang kepalanya  yang sedikit terasa sakit.

"Habis ngapain emang?" Tanya Pasifik.

"Tidur," jawab Cameron, matanya kemudian beralih pada Arran─ namun segera Arran memutus kontak matanya.

"Lo tidur di kamar lantai satu?" Tanya Caesar, Cameron menganggukkan kepalanya.

"Pantesan aja gue bangun, nggak ada lo," lanjut Caesar.

"G... Gue ke dapur dulu," Arran yang sedari tadi diam kini bersuara, ia beranjak dan berjalan dengan sedikit paksaan karena areanya masih sakit.

"Arr, lo kok jalanannya gitu?" Arran berhenti, kala mendengar pertanyaan Venus. Ia berbalik menata mereka, lalu tersenyum kikuk.

"G... Gue jatuh, nggak sengaja kesandung," kilah Arran.

"Gue ke dapur dulu," Arran melangkah menuju dapur dengan cepat, Cameron yang melihat itu merasa aneh. Murid baru itu seperti menghindarinya, Cameron mengenyahkan pikiran itu.

"Cuaca hari ini kayaknya bagus tuh, mending nangkep ikan di sungai," usul Embun, di belakang villa tak jauh dari sana ada sebuah air terjun yang masih terjaga.

"Nangkep dimana?" Tanya Benua.

"Ada air terjun di belakang villa, nggak jauh dari sini," balas Embun.

"Woah! Mantap tuh, ayolah. Dah lama gue nggak ke air terjun," ungkap Pasifik, mereka lantas beranjak. Namun, tidak dengan Cameron─ laki-laki itu masih duduk disofa.

"Lo nggak ikut?" Tanya Earth pada Cameron yang kini sedang memejamkan matanya.

"Lo semua duluan aja, nanti gue nyusul," ujar Cameron.

"Oke," mereka kemudian berjalan keluar, satu hal yang mereka lupa adalah Arran masih berada di Villa.

Arran duduk kursi bar, matanya menatap botol berwarna putih tanpa label.

"Gue harus gimana? Gue nggak sanggup ketemu Cameron tiap hari kayak gini," selain karena keamanannya, gadis itu juga khawatir jika penyamarannya terbongkar. Jika hal itu terjadi, maka semua orang akan membicarakannya.

"Nggak... Nggak... Gue nggak suci lagi bangsat," umpat gadis itu, bagaimana jika kakak dan ayahnya tau? Dirinya akan diseret pulang ke New York.

"Damn bitch!" Umpatnya lagi, bagaimana ini. Baiklah selagi ia tak mengatakan apapun dan tak ada jejak, maka semuanya akan aman.

"Gue harus bisa," gumamnya, sebenarnya ia pindah ke SMA Cakrabuana karena ia menjadi buronan satu geng di jakarta. Setelah mereka menghancurkan The Angels, geng yang dipimpin olehnya─ sang Leaderpun ikut di kejar, yaitu dirinya.

ALGORITMA 3 : GALAKSA ASTEROIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang