Permainan bola basket kini dimulai, para siswa berkumpul dilapangan basket. Hari ini mereka akan belajar cara melempar bola kedalam ring, yah! Walaupun para siswa sudah pasti tentu tau cara bermain basket namun, tetap saja ini bagian dari pelajaran.
"Kalian perhatikan Cameron, perhatikan cara melempar bolanya," ucap Pak Hariss, Cameron ditunjuk sebagai contoh, karena dia adalah kapten basket disekolah ini.
Mereka memperhatikan laki-laki itu, Cameron memantulkan bola basket itu ke lantai beberapa kali, lalu mulai melempar bola ke ring basket yang berada tak jauh dari posisinya dan benar saja, bola itu masuk ke ring.
"Wihh."
"Keren."
"Nah, cara memasukan bola seperti itu. Coba yang laki-laki dulu," Pak Hariss mulai mengabsen satu persatu nama mereka, hingga tiba nama Arran Sabiru disebut oleh Pak Hariss.
"Arran Sabiru," Arran yang berdiri didepan lantas menoleh, ia dengan pelan berjalan mendekati posisi Pak Hariss.
"Sekarang kamu yang akan memasukkan bola itu kedalam ring," Pak Hariss memberikan bola itu pada Arran. Arran menyambut bola basket itu, ia menatap ring basket itu dan ia tak yakin akan berhasil.
Arran memantulkan bola basket itu ke lantai Cameron menatap Arran dengan tangan dilipat didepan dada, laki-laki itu ingin melihat bagaimana kemampuan murid baru itu.
"Gue tebak pasti bakalan gagal," ucap North yang berdiri disamping Earth.
"Mau taruhan?" Tanya Earth. North menoleh kearah temannya itu.
"Alah! Kalo beneran dia gagal, lo harus makan gacoan level lima," tantang North, Earth melototkan matanya, laki-laki itu tak bisa memakan makanan yang pedas.
"Gila lo! Lo mau gue masuk rumah sakit!" Seru Earth.
"Yaudah ganti, traktir gue selama tiga hari dikantin," kata Earth sembari menaik-turunkan alisnya.
"Oke!" Keduanya pun saling bersalaman, sebagai tanda setuju.
Arran mengambil ancang-ancang untuk melemparkan bola ke ring, sayangnya bola basket itu meleset.
"Ulang," tutur Pak Hariss, Arran menghelat nafas kasarnya. Jangankan melemparkan bola basket ke ring, bermain basket pun ia tak tau.
Arran kembali melemparkan bola basket itu ke ring basket, namun tetap saja gagal. Hingga beberapa kali Arran gagal, Pak Hariss menggelengkan kepalanya, padahal anak-anak lain hanya satu atau dua kali gagal memasukkan bola pada ring itu.
"Cameron," panggil Pak Hariss.
"Ya pak?" Jawab Cameron, walaupun dia tipe orang yang agak dingin. Namun, jika kepada orang tua atau guru-gurunya Cameron akan menjawab sopan.
"Ajarkan Arran melempar bola, bapak mau ke ruang guru dulu. Kamu awasin teman-teman kamu," Pak Hariss kemudian berjalan menjauh, sedangkan Cameron langsung menatap Caesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGORITMA 3 : GALAKSA ASTEROID
Fiksi RemajaLeader bukan sembarang leader!! Bagaimana jika sang Leader Asteroid generasi ke-3, akan menjadi seorang ayah! Cameron cowok incaran para siswi SMA Cakrabuana, cowok tampan sang leader ASTEROID generasi ke-3. Cameron definisi cowok sempurna, ganteng...