• 𝐌𝐀 - 𝟐𝟐 [𝐍𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐛𝐨𝐬𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐡?]

25 16 12
                                    

#DAY24

“Kembali merajut kisah dengan suasana baru yang semoga tidak mengabu.”

Kembali dengan perjalanan mimpi, yang berliku namun pasti. Pengalaman demi pengalaman harus dicoba agar memiliki bahan cerita saat sudah berada di puncak kesuksesan di depan.

Nindah dan Devina sampai di tempat tujuan pukul 07.20, benar-benar matahari sudah bertengger di langit.

Mereka berdua langsung mendatangi atasan yang mengurus semua hal tentang usaha penjualan pakaian dan sepatu.

“Permisi, Bu,” ucap Devina.

“Eh iya, Devina. Ada keperluan apa?” tanya Bu Tisya.

“Devina mau menerima tawaran Ibu kala itu, dan sekaligus Devina bawa teman. Dia namanya Nindah, dia anaknya terampil dalam segala hal,” jelas Devina.

Bu Tisya tersenyum. “Coba Nindah memperkenalkan diri.”

Nindah menganggukkan kepalanya. “Terima kasih, saya Nindah Leeila Dreanditia. Biasa dipanggil Nindah, saya memiliki pengalaman kerja di stand Mall bagian foodcourt.”

“Umurnya berapa?” tanya Bu Tisya.

“20 tahun, Bu,” jawab Nindah ramah.

“Baik, tidak ada hal yang perlu saya pertimbangkan. Sudah tentu kalian berdua diterima di tempat saya, jika kalian berkenan boleh bekerja langsung hari ini,” ucap Bu Tisya.

Nindah dan Devina menyetujuinya, lagi pun mereka tidak di sibukkan dengan apa pun.

Awal dari kesuksesan ada di sini.

•••

Hari pertama mendaftar dan akhirnya diterima di hari yang sama, bahkan bisa langsung bekerja. Pengalaman baru untuk Nindah, ia menyukai pekerjaannya yang sekarang. Menurutnya jauh lebih ringan, walaupun memang keramahan pada konsumen dan ketemu banyak orang yang harus ia lakukan setiap harinya.

Nindah dan Devina mendapatkan jadwal berangkat yang berbeda setelah di atur oleh Bu Tisya, satu minggu untuk Nindah berangkat pagi sedangkan Devina berangkat sore. Bergantian satu minggu ke depannya, Devina berangkat pagi sedangkan Nindah sore harinya.

Tidak ada yang perlu mereka pelajari lebih mendetail, sebab Devina sudah mengerti apa saja yang harus dilakukan. Maka dari itu Devina pun sudah memberikan arahan kepada Nindah untuk semua hal yang harus dilakukan.

Waktu bergulir begitu cepat, beberapa hal terjadi tanpa arahan. Baru beberapa jam mereka berdua bekerja, yang selalu mendapatkan sasaran sinis dari teman-temannya adalah Nindah. Nindah mencoba untuk biasa saja, ia pikir anak baru pasti akan merasakan hal seperti itu.

“Ini di lap, beresin semuanya juga,” ucap salah satu teman kerjanya---Dara.

“Iya Mbak, Nindah beresin bagian ini dulu,” jawab Nindah.

“Terserah.” Dara melengoskan wajahnya.

“Heh anak baru, gue lihat-lihat lo mau caper sama Bu Tisya? Nggak usah sok kerajinan deh, netral aja. Demen banget nyari muka.” Kali ini Erva yang berbicara.

“Maksudnya apa ya, Mbak? Aku kerja di sini untuk dibayar, segala hal yang memang jadi tugas aku ya aku lakukan. Dari mana letak capernya?” tanya Nindah. Kali ini Nindah benar-benar akan berusaha untuk sedikit melawan ketika mendapatkan hal yang tidak-tidak dituduhkan kepadanya.

“Kita sama-sama pekerja, saling kerja sama dan saling dukung itu perlu. Bukan malah seakan mau terlihat menonjol sendiri, aku anak baru dan yang pasti bukan saingan kalian karena di sini nggak ada yang lagi berlomba,” lanjut Nindah.

Rasanya muak jika di setiap sudut, setiap sisi dirinya yang selalu menjadi sasaran empuk mulut-mulut busuk orang lain.

Devina mengelus punggung Nindah, menguatkan dan menyalurkan dukungan. Devina seorang perempuan yang lebih kalem ketimbang Aura, mungkin jika sekarang Aura yang berada di antara mereka. Aura dipastikan akan melawan dan tidak akan membiarkan Nindah mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan seperti itu.

Erva dan Dara diam seketika, bukan hanya mereka beberapa karyawan lain juga tidak ada yang berani menjawab ucapan Nindah barusan.

“Ayo, Dev. Kita di sini mau bekerja, bukan mau meladeni orang-orang yang haus validasi,” ucap Nindah lagi dan lagi.

TBC

Sebentar lagi sampai di penghujung, semoga cerita ini masih bisa bikin tertarik, mwehe

𝐌𝐄𝐑𝐀𝐊𝐈𝐓 𝐀𝐒𝐀 : Kisah Singkat Dari Sang Pemimpi [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang