#DAY25
Lima bulan kemudian ...
Ini bukan hal yang dipersingkat, namun perjuangan tidak harus semua orang tahu secara rinci. Setelah beberapa hal terjadi semasa bekerja dengan Devina, Nindah sudah jauh lebih bisa berdamai dengan keadaan dan luka-luka basah yang dulu akibat perlakuan orang lain.
Nindah jauh lebih mementingkan dirinya sendiri, ia lebih acuh untuk hal yang menurutnya tidak terlalu penting untuk dibahas atau dilihat bahkan hal yang tidak pantas masuk gendang telinganya.
Ia menurut rapat, berusaha untuk tidak mempedulikan setiap ucapan dari teman kerjanya.
Sebuah hal terjadi kemarin, Erva dan Dara ketahuan mengutil sesuatu di tempat kerja. Bu Tisya jelas melakukan hal tegas untuk mereka berdua, salah satunya dikeluarkan dari pekerjaan dan denda untuk kerugian barang yang sudah mereka ambil dalam beberapa kesempatan.Bukan maksud untuk merasakan senang atas kesusahan orang lain, namun Nindah mengerti bahwa Tuhan benar-benar menjaganya dan membalas semua perlakuan jahat orang lain dengan balasan yang lebih setimpal.
“Rupa-rupanya ada pencuri di tempat kerja saya, saya sudah bersikap adil pada kalian berdua. Saya diamkan selama ini, selama kalian melakukan hal kotor kepada Nindah dan Devina. Tapi, untuk kali ini tidak ada toleran untuk perbuatan kalian. Saya minta kalian bayar denda secepatnya, atau saya bawa kalian ke pihak berwajib,” ucap Bu Tisya.
“Maaf, Bu. Erva khilaf, Erva janji nggak akan mengulanginya. Tapi Erva mohon, jangan keluarkan Erva dari pekerjaan ini, Bu.” Erva memohon penuh.
Sedangkan Dara, ia hanya menundukkan kepalanya. Dan sesekali terdengar suara isakannya.
“Tidak ada kata dipertahankan, saya hanya butuh karyawan yang jujur seperti dua orang yang sering kalian rendahkan,” jelas Bu Tisya.
Keadaan semakin genting, Bu Tisya masih terus meluapkan segala hal yang memang sedari dulu beliau tahan. Nindah dan Devina hanya menyimak segala hal yang sedang terjadi. Mereka tidak ada niatan untuk ikut mengompori Erva dan Dara, bukan hal yang baik bagi Nindah. Kejahatan tidak boleh di balas dengan kejahatan, biarkan tangan Tuhan yang menjalankan semua hal yang memang pantas untuk mereka berdua.
Erva dan Dara berjanji akan mengganti setiap apa pun yang sudah mereka ambil sejak dulu, tetapi mereka berdua meminta keringanan untuk melunasinya.
•••
Nindah menganggap semua hal ini terjadi karena hasil pohon buah sabar yang ia tanamkan dalam hidupnya selama ini. Rasa ketenangan pun turut mengiringi setiap hari, ia menilai dirinya jauh lebih baik daripada dulu sebelum bekerja di tempat kerjanya yang sekarang.
Rencana untuk menabung hasil kerjanya pun berhasil, dan sekarang tabungan Nindah sudah ada beberapa juta dalam kurun waktu lima bulan.
Pencapaian yang berhasil membuat Nindah tersenyum lepas, puji syukur ia selalu panjatkan kepada Allah. Hal-hal buruk berangsur-angsur pergi, dan hal-hal baik berangsur-angsur datang.•••
~INI BUKAN AKHIR~
PAPAY

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐄𝐑𝐀𝐊𝐈𝐓 𝐀𝐒𝐀 : Kisah Singkat Dari Sang Pemimpi [TERBIT]
Teen Fiction📍𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐑𝐈𝐙𝐄 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘! #𝐂𝐇𝐀𝐋𝐋𝐄𝐍𝐆𝐄𝐌𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝟐𝟓𝐇𝐚𝐫𝐢_𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢𝐊𝐚𝐭𝐚𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 ─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ─── 𝐌𝐀𝐑𝐈 𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐃𝐀𝐍 𝐑𝐄𝐒𝐀𝐏𝐈 𝐈𝐒𝐈𝐍𝐘𝐀🐤 Secuil apapun usaha yang telah kam...