#DAY12
Gelapnya langit malam dengan segala pernak-perniknya. Seuntai kata rindu kepada sang pemilik semesta, meminta kenyamanan atas rasa duka. Wahai Tuhan, segerakanlah kebahagiaan itu untuk jiwa yang terlalu banyak memendam.
Aura datang ke rumah Nindah untuk mengajak sahabatnya pergi ke pasar malam yang baru saja digelar. Aura pikir mereka berdua sudah jarang keluar berdua, karena keduanya bekerja di berbeda tempat. Malam ini menjadi kesempatan mereka untuk pergipergi bersama, menghabiskan waktu yang berharga untuk saling merangkul dan mencari kebahagiaan sesaat.
"Kapan lagi ada pasar malam dekat rumah. Ayo cantiknya aku," ucap Aura.
Nindah memasang wajahnya datar. "Cantik, cantik. Iya aku emang cantik," jawab Nindah.
Aura sudah biasa mendengar ucapan pujian Nindah untuk dirinya sendiri, justru Aura ikut bahagia jika Nindah bisa jauh lebih menghargai dirinya sendiri. Harap-harap Nindah bisa jauh dari keterpurukan yang ada.
Malam ini, semoga menjadi malam yang baik dan rasa bahagia semoga tercipta tanpa ada campur tangan dari manusia tidak tahu diri.
"Bentar, kita kemarin-kemarin kayanya udah ke pasar malam deh, ini mau lagi?" tanya Nindah.
"Ini beda tempat tahu, udah ah ayo." Aura menarik tangan Nindah.
Mereka berdua berangkat ke pasar malam menggunakan motor milik Aura, menggunakan pakaian yang sederhana namun memiliki nilai tinggi baginya sendiri. Menilai dan mengapresiasi diri sendiri itu penting, jangan mendorong diri untuk menuruti standar orang lain. Percayalah, semua tidak akan pernah merasa puas.
Manusia memiliki khas sendiri dan memiliki lintasan takdir masing-masing.
Tumbuhlah seperti mawar putih; suci tanpa campuran. Bangun untuk menang, bukan tumbang.
•••
Seperti biasa deretan penjual makanan dan permainan yang sangat tertata rapi. Banyak pasang mata tanpa sengaja memperhatikan kehadiran Nindah dan Aura, rasa risih dirasakan Nindah. Ia masih belum bisa mengesampingkan rasa malunya terhadap laki-laki.
Adakah cara ampuh untuk menghilangkan kepribadian introvert?
“Nin, main itu yuk,” ucap Aura menunjuk ke arah permainan lempar bola.
Lempar bola ke dalam lubang, ketika ketiga bola itu masuk maka akan mendapatkan hadiah berupa boneka besar, jika hanya dua bola akan mendapatkan boneka berukuran kecil, dan jika hanya satu bola dinyatakan zonk. Nindah menyetujuinya, mereka berdua datang ke tempat permainan itu.
Kesempatan pertama Aura yang melakukannya, dan kesempatan kedua Nindah. Siapa yang akan berhasil mendapatkan boneka?
“Bisa nggak kamu?” tanya Nindah.
“Jauh amat itu lubang, coba dulu deh,” jawab Aura sedikit ragu.
“Ayo, Neng. Dicoba,” ucap si penjaga permainan.
Aura memicingkan matanya, dan bersiap untuk melemparkan bola berwarna kuning tersebut. Lemparan pertama meleset, membuat dirinya merasa bahwa kesempatan untuk mendapatkan boneka sudah pupus.
“Yahh, ish kok nggak masuk sih,” ucap Aura kesal.
“Masih ada kesempatan, ayo coba lagi. Masa begitu aja langsung nyerah,” jawab Nindah menyemangati.
Aura memanyunkan bibirnya, kali ini ia mencoba untuk bola kedua. Lemparan kedua tepat sasaran, bola kuning tersebut masuk ke dalam lubang. Dan kali ini tinggal satu bola yang harus Aura lempar, kesempatan terakhir untuk mendapatkan boneka, walaupun boneka yang akan dia dapat berukuran lebih kecil dari boneka yang dia inginkan.
Tepat sasaran! Bola ketiga masuk ke dalam lubang. Teriakan bahagia Aura saat dua bola masuk dengan sempurna.
“Yeay, Kira-kira ini boleh dapat boneka yang mana, Bang?” tanya Aura.
“Boneka ini, silakan di pilih mau yang bentuk apa?”
Aura memilih boneka berbentuk beruang kecil berwarna coklat.
Sekarang giliran Nindah, ia akan mencoba melemparkan bola pertamanya. Tanpa menunggu lama, bola tersebut masuk tepat sasaran. Satu point untuk Nindah, tidak ingin berlama-lama Nindah kembali memicingkan matanya, bola kedua kembali masuk dan kini tinggal bola terakhir. Nindah percaya jika dirinya akan mendapatkan boneka yang sudah menjadi incarannya.
Bola ketiga melesat dan mendarat tepat di lubang, menandakan Nindah berhasil memenangkan permainan tersebut.
“Wih, nggak nyangka. Mau boneka itu nah, Bang.” Nindah menunjuk ke arah boneka panda berukuran besar.
“Kok bisa pas?” tanya Aura bingung.
“Nindah gitu loh,” jawab Nindah menggelengkan kepalanya.
Setelah menyelesaikan permainan memasukkan bola ke dalam lubang, Aura mengajak Nindah untuk membeli jajanan. Dirinya merasa lapar, sedari awal datang belum makan apa-apa.
Mereka memilih untuk membeli pentol yang tempatnya tidak jauh dari sekarang mereka berdiri.
Kenikmatan pentol yang sudah mereka bayangkan.
•••
Saat tengah asik makan pentol, tiba-tiba saja Endi datang dari arah belakang. Suasana yang menyenangkan berubah sedikit membuat kesal.
“Aduh, malam-malam ketemu sama mulut jabir,” sindir Aura.
Nindah masih terlihat diam saja ketika Endi datang menghampiri dirinya dan Aura.
“Harusnya gue yang bilang gitu, malam indah gue harus ketemu sama cewek modelan kek lu berdua, bikin suram,” ucap Endi.
“Ngapain sih, Nin lu ke sini?” lanjutnya bertanya.
“Urusanmu apa? Ini tempat umum siapa aja boleh ke sini,” jawab Nindah. Ternyata kali ini Nindah tidak akan tinggal diam, ia akan berusaha melawan Endi.
“Eh udah jago ngelawan,” ucap Endi lagi.
“Aku diam selama ini cuma nggak mau bikin capek mulut sendiri, buat meladeni cowok modelan kek kamu,” jawab Nindah dengan raut wajah kesal.
Aura melihat banyak perubahan dari Nindah, pikirnya mengapa tidak dari dulu Nindah melawan Endi? Mungkin jika dari dulu ada perlawanan, Endi tidak akan berulah berulang kali.
Nindah cukup muak, ia menggeret tangan Aura untuk pergi dari hadapan lelaki yang tidak bermoral seperti Endi.
“Sumpek lihat mukanya. Ayo, Ra,” ucap Nindah.
Endi tercengang melihat respon Nindah kali ini, ia pikir Nindah akan diam saja seperti biasanya, ternyata dugaan dirinya salah besar kali ini Nindah mulai menunjukkan keberaniannya.
“Good job, Nindah. Jangan mau direndahkan sama orang lain,” batin Argan dari kejauhan yang melihat kejadian itu.
Argan juga tidak akan tinggal diam melihat Nindah diperlakukan seperti itu, Argan akan membuat perhitungan dengan Endi.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/361987633-288-k962187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐄𝐑𝐀𝐊𝐈𝐓 𝐀𝐒𝐀 : Kisah Singkat Dari Sang Pemimpi [TERBIT]
Novela Juvenil📍𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐑𝐈𝐙𝐄 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘! #𝐂𝐇𝐀𝐋𝐋𝐄𝐍𝐆𝐄𝐌𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝟐𝟓𝐇𝐚𝐫𝐢_𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢𝐊𝐚𝐭𝐚𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 ─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ─── 𝐌𝐀𝐑𝐈 𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐃𝐀𝐍 𝐑𝐄𝐒𝐀𝐏𝐈 𝐈𝐒𝐈𝐍𝐘𝐀🐤 Secuil apapun usaha yang telah kam...