Hallaw, babe♥︎
#DAY02
━━━━━━♡♥♡━━━━━━
“Sunyi itu tenang, tenang itu nyaman.”
Malam yang sunyi sering kali menjadi momen yang indah namun juga menusuk hati. Suasana malam yang tenang dapat membuat seseorang merenung, merasa kesepian, atau hanya menikmati keheningan.
Tuntutan tumbuh di tengah ruang manipulasi, yang mengisikan bahwa tidak semua orang tahu bagaimana cara kita mengontrol isi hati. Berharap tetap tumbuh seperti mawar, tanpa berubah menjadi melati.
Pengharapan seperti apa yang kamu harapkan dari manusia lain? Bahkan rasa sakit pun bisa datang dari orang terdekat.
Pendam apa yang dirasa, lepas jika tidak bisa lagi tertata. Banyak angan yang ingin diwujudkan, namun ternilai bagai angin yang terlewatkan. Terpendam penuh melalui perkataan menohok, tidak pernah terpikir bahwa takdir hidup menggiring agar diri ini terpojok.
Nindah anak perempuan dengan seribu impian. Impiannya yang dinilai terlalu melambung. Baginya tidak apa-apa tertinggal sedikit jauh, asal hasil yang akan ia dapat melesat lebih jauh.
★★★
“Endi, semoga kamu dapat perlakuan yang serupa, bahkan lebih sakit!” Ucapan yang terlolos begitu saja dari bibir Nindah, perkataan Endi yang masuk ke dalam gendang telinganya masih terngiang paten. Seberapa lama lagi ia harus diam, menerima, menahan, membiasakan diri?
Nasib seseorang yang memiliki gelar pendiam, terlalu mementingkan perasaan orang lain, selalu ternilai salah, apa pun yang Nindah lakukan seakan tersorot penuh layaknya artis terkenal.
“Salahku apa? Kok begini. Emang salah ya kalo aku melakukan hal sesuai yang aku inginkan? Berdosa banget keknya, haha.” Sedikit tawa namun terdengar miris.
Tidak ingin memikirkan lebih lanjut, Nindah membuka ponselnya untuk sekadar mencari hiburan untuk dirinya yang tengah badmood. Menghabiskan waktu di sosial media kerap menjadi alternatif Nindah untuk mengesampingkan permasalahan yang terjadi di kehidupan nyata.
Tik tok, YouTube, Facebook, bahkan WhatsApp, ke-empat aplikasi yang berulang kali ia buka. Senggaknya agar sedikit membantu mengembalikan semangat hidup dengan menonton berbagai video random.
Jam menunjukkan pukul 00.25 WIB, Nindah belum juga beranjak untuk tidur. Memutar waktu, siang untuk tidur, malam menjadi ‘kalong’.
Ting!
Suara notifikasi satu pesan masuk. ‘Bang penunjuk arah[Utara]’ nama yang tertera. Dengan segera Nindah membuka pesan tersebut, harap-harap akan ada kabar baik dari seseorang yang mengirimi pesan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐄𝐑𝐀𝐊𝐈𝐓 𝐀𝐒𝐀 : Kisah Singkat Dari Sang Pemimpi [TERBIT]
Ficção Adolescente📍𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐑𝐈𝐙𝐄 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘! #𝐂𝐇𝐀𝐋𝐋𝐄𝐍𝐆𝐄𝐌𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬𝟐𝟓𝐇𝐚𝐫𝐢_𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢𝐊𝐚𝐭𝐚𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 ─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ─── 𝐌𝐀𝐑𝐈 𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐃𝐀𝐍 𝐑𝐄𝐒𝐀𝐏𝐈 𝐈𝐒𝐈𝐍𝐘𝐀🐤 Secuil apapun usaha yang telah kam...