• 𝐌𝐀 - 𝟏𝟎 [𝐀𝐰𝐞𝐭? 𝐅𝐨𝐫𝐦𝐚𝐥𝐢𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚]

63 38 75
                                    

#DAY11

Setelah berdiam yang terbungkam rapat, ingin rasanya menyuarakan sakit hati tanpa hambatan. Ingin melawan agar dapat menyuarakan kesedihan, namun tersadar bahwa raga tidak mampu melakukan.

Terkadang menampilkan rasa suka di atas duka, berharap semesta menggenggam erat rasa lara menjadi bahagia.

Kebahagiaan yang memang tercipta karena diri sendiri, namun diri sendiri yang seringkali dihajar habis-habisan oleh realita. Lantas darimana asal kebahagiaan itu?

Nindah melamun di bangku Taman, sepulang dirinya bekerja ia melipir untuk sekadar mencari hiburan dan rasa tenang sementara.

Hari ini tidak ada permasalahan yang terjadi di tempat kerjanya, hanya saja Nindah masih memikirkan hal kemarin yang sudah terjadi. Sebuah momen yang membuat Nindah merasa malu, untung saja banyak yang memihak Nindah, karena memang kesalahan yang ia buat adalah hal wajar yang sering terjadi terhadap karyawan baru.

Menghakimi bukanlah cara yang tetap untuk memberikan arahan atau pengingat pada orang yang membuat kesalahan.

“Kakak, kakak main sama aku yuk,” ucap anak kecil yang berada di sekitar Taman.

Nindah terkejut. “Eh, mau main apa memangnya?”

“Main gelembung, Kakak cantik,” jawab anak itu.

“Ayo, tapi kakak mau tanya dulu. Nama kamu siapa?” tanya Nindah penasaran.

“Aku Alyo, kalo Kakak cantik namanya siapa?”

Nindah menautkan alisnya, ia dibuat bingung oleh anak laki-laki di depannya. Namanya Aryo atau memang Alyo?

“Aryo atau Alyo? Pakenya R atau L?” tanya Nindah serius.

“Ellllr Kakak, bukan El,” jawab anak itu gemas.

Nindah mencubit hidung anak laki-laki itu, menggemaskan menurutnya. Senyum merekah dari bibir Nindah, manis dan menawan.

Nindah membuka layar ponselnya dan menunjukkan huruf R dan L, ia masih kebingungan mengenai nama anak laki-laki yang sepertinya berumur 4 tahun.

“Coba yang mana, yang ini atau yang ini?” Nindah menggeser berulang kali layar ponsel itu.

Anak laki-laki itu menunjuk huruf R, jadi namanya adalah Aryo. Ternyata Aryo memang tidak bisa menyebutkan huruf R dengan jelas.

Nindah mengusap kepala Aryo. “Oh, Aryo. Ayo main, mana gelembungnya?”

“Ini kakak cantik, ini Alyo. Main di sana yuk,” jawab Aryo.

Nindah menyetujuinya, suasana hatinya seakan membaik dan ia berharap rasa bahagia akan selalu ada bersamanya.

Nindah dan Aryo berlarian di sekitar Taman, mereka bermain dan tertawa renyah.

Dari kejauhan Argan melihat Nindah yang ceria, membuatnya turut bahagia. Argan salah satu orang yang akan mengusahakan rasa bahagia Nindah secara terus-menerus. Ia menganggap kebahagiaan Nindah adalah kebahagiaannya juga.

Aryo menjadi penyalur rasa bahagia untuk Nindah hari ini, rasa capek sehabis kerja seketika menghilang dan tergantikan dengan rasa bahagia.

Aryo pamit untuk pergi, karena orang tuanya sudah memanggil dan hari pun sudah semakin gelap.

•••

Berharap dan mencintai menjadi hal yang bersangkutan, Utara merasakan ada hal yang beda dalam dirinya saat berdekatan dengan Nindah ia berpikir mungkin itu hanya perasaan peduli untuk Nindah.

“Tiba-tiba kangen, lagi apa ya anaknya?” ucap Utara.

Ia memutuskan untuk menghubungi Nindah, sudah lama mereka tidak berbincang-bincang. Rasa rindu tentu datang untuk hal itu.

Panggilan tersambung, rasa bahagia menyelimuti Utara. Baru kali ini ia merasakan hal yang berbeda dengan Nindah, entah apa yang sebenarnya terjadi.

“Hallo, ada apa Bang?” tanya Nindah di seberang telepon.

Utara tersenyum mendengar suara Nindah. “Nggak ada, cuma sedikit kangen sama suara kamu. Gimana kabarnya?”

“Nindah baik Alhamdulillah, yang nggak baik otaknya.”

Utara menautkan alisnya, gadis mungilnya masih terjebak dalam permasalahan yang seakan tidak ada ujungnya. Rasa ingin memeluk dan mengambil sebagian beban yang Nindah pikul.

“Abang jemput, nanti kita cerita banyak ya. Tungguin,” ucap Utara. Nindah belum sempat mengiyakan namun Utara sudah memutuskan panggilan itu.

Utara masuk dalam kategori laki-laki yang selalu mengerti keadaan orang lain, ia pun salah satu laki-laki baik yang menginginkan kebahagiaan untuk Nindah.

Kepeduliannya yang diterima baik oleh Nindah, membuat Utara merasakan bahwa ia memang mendapatkan timbal balik yang benar-benar serupa.

Awal mengenal Nindah tidak sama sekali terpikirkan bahwa ia akan ikut jatuh hati terhadap Nindah. Dengan kesederhanaan, kedewasaan dan seorang pekerja keras yang membuat nilai plus untuk Nindah.

Utara sampai di depan rumah Nindah, yang dengan segera mengetuk pintu rumah itu. Tidak lama Nindah keluar dan menyapa ramah kehadiran Utara

“Bang, kenapa repot-repot buat datang? Nindah nggak apa-apa kok,” ucap Nindah.

“Ayo ikut, cepat siap-siap.” Utara meminta Nindah untuk segera bersiap-siap, ia berniat akan mengajaknya ke sesuatu tempat yang mungkin akan membuat Nindah jauh lebih baik suasana hatinya.

Nindah hanya menuruti, ia pergi masuk ke dalam lagi dan akan bergantian pakaian. Tidak mungkin Nindah menolak begitu saja, sebab Utara sudah menyempatkan waktunya untuk datang.

Dengan gaya pakaian Nindah yang tidak terlalu neko-neko, justru membuat Utara semakin kagum. Jarang sekali seorang perempuan berpenampilan seadanya saat akan pergi bersama laki-laki.

•••

Sebuah danau dengan pemandangan yang sangat indah untuk dipandang, suasana hening yang pasti membuat kenyamanan itu semakin nyata.

Rasa kagum dengan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan alam semesta dengan keindahan seperti negeri dongeng.

“Gimana? Suka nggak sama tempatnya?” tanya Utara.

“Suka, baru kali ini Nindah lihat ada tempat seindah dan senyaman ini,” jawab Nindah.

Utara mengulas senyum. “Apalagi perginya sama kamu, Nin,” batinnya.

Nindah benar-benar takjub, duduk di tepi danau dan menghirup dalam-dalam udara yang ada di sana. Tempat yang sepertinya tidak banyak orang tahu. Kebahagiaan yang tercipta membuat Nindah ingin terus dalam keadaan itu, namun jika hidup terlalu banyak rasa senang. Maka pengalaman tidak akan tercipta, pengalaman tercipta karena ujian hidup yang terjadi pada setiap manusia.

“Melelahkan namun menyenangkan.”

TBC

𝐌𝐄𝐑𝐀𝐊𝐈𝐓 𝐀𝐒𝐀 : Kisah Singkat Dari Sang Pemimpi [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang