Faro

247 22 4
                                    

Swedia.

Ketika sudah sampai di Swedia Sabila langsung pergi menuju rumah sakit dimana tempat Faro menginap untuk masa penyembuhan nya. Saat sudah sampai di rumah sakit Sabila bertemu dengan orang tua Faro.

"Om tante?" Panggil Sabila menghampiri Aro dan juga Linda yang sedang duduk.

"Sabila? Kamu pulang nak?" Tanya Linda memeluk Sabila.

"Iya Tante Faro gimana keadaannya tante?" Tanya Sabila.

"Kondisi nya sudah membaik dua hari lalu Faro abis operasi. Kanker ganas yang di derita Faro sudah memasuki stadium 3 sab tante mohon bantu doakan Faro yah." Ucap Linda melemah dan mengeluarkan tetesan air matanya.

"Tante Sabila yakin Faro akan sembuh, tante ga boleh nangis tante harus kuat demi Faro tan." Ucap Sabila lirih memeluk Linda.

"Sabila kamu mau lihat Faro?" Tanya  Aro papa Faro.

"Mau om, Sabila mau lihat Faro." Jawab Sabila.

"Yasudah kamu masuk. Om ga bisa temenin kamu, Faro pasti seneng ada kamu di sisinya." Jawab Aro.

"Tapi Faro akan lebih seneng kalau ada Elisa disini om." Jawab Sabila.

"Om tau nak. Nanti om akan pikirkan tentang Elisa. Sekarang kamu masuk yah temani Faro." Ucap Aro.

"I -iya om Sabila masuk." Jawab Sabila mengusap air matanya.

Sabila memasuki ruangan ICU dengan memakai pakaian khususnya. Melihat Faro tertidur tidak berdaya dengan beberapa alat yang menempel di tubuhnya serta mesin monitor di sampingnya membuat Sabila tidak bisa lagi menahan tangisnya. Sabila duduk di samping brangkar tempat Faro tertidur dan mengenggam tangannya.

"Hai Ro, apa kabar? Ko kamu ga bilang kalau kamu sakit? Kemarin aku kirim video Elisa nyanyi loh ke hp kamu. Tapi kamu ga bisa di hubungi. Suara dia bagus ro, main gitarnya juga dia jago banget. Itu pasti kamu yang ajarin dia dulu yah?" Ucap sabila lirih dan mulai mengeluarkan air matanya sambil mengenggam tangan Faro.

"Ro aku sayang kamu, aku cinta kamu Ro. Kamu orang pertama yang menghibur ku dulu disaat aku benar-benar merasa kehilangan karena mama ku pergi dari dunia ini." Ucap Sabila sambil mengusap air matanya. "Aku gak sanggup Ro kalau aku harus kehilangan seseorang yang aku sayang untuk ke dua kali nya. Kamu harus janji yah Ro kamu harus sembuh demi aku demi Elisa." Lanjut Sabila.

Sabila mencium punggung tangan Faro. "Kamu mau denger suara Elisa ga Ro?" Tanya Sabila dan menghapus air matanya.

Sabila mengambil hp nya dan mencari video Elisa saat bernyanyi di kafe. Ia stel video Elisa saat bernyanyi lagu yang berjudul keliru. Ia pakaikan headset di hp nya.

"Kita dengerin bareng-bareng yah ro." Ucap Sabila menempel kan headest sebelah kiri ke telinga Faro dan sebelahnya di telinga Sabila.

Sabila menikmati suara Elisa yang terdengar di headset nya berharap Faro akan bangun dari tidurnya. Ya Sabila selalu menganggap Faro tidur ketika kenyataan kondisi Faro sedang koma.

Setelah suara Elisa terhenti Sabila mencopotkan headset nya di telinga Faro. "Bagus kan ro suara Elisa, lebih bagus lagi kalau kamu dengerin dia nyanyi secara langsung ro." Ucap Sabila mengenggam kembali tangan Faro.

Jari tangan Faro tergerak pelan membuat Sabila tersadar dari lamunannya mengusap matanya dan kembali melihat tangan Faro yang mulai menggerakkannya. Sabila meneteskan air mata nya kembali dan pergi menuju keluar untuk memanggil dokter.

"Om Faro.. Faro sadar om tangan nya bergerak." Ucap Sabila.

"Kamu serius nak?" Aro yang mendapat anggukan dari Sabila pun langsung berlari memanggil dokter.

Mengapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang