Flashback

211 22 1
                                    


Di sebuah kamar bernuansa Abu-abu dengan king bed berlapiskan sprei berwarna black and white dan terdapat meja kecil di sebelahnya yang terdiri dari lampu tidur dan juga beberapa bingkai foto dirinya semasa kecil bersama seseorang wanita. Pria jangkung berkulit putih terduduk di kursi meja belajar nya sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Terdengar suara keributan sampai suara pecahan kaca yang membuat nya merasa terganggu. Paul memberanikan diri untuk keluar dari kamar nya menghampiri dua orang yang sedang bertengkar. Ya mereka adalah orang tua nya yaitu Aro dan Linda. Sudah beberapa kali Paul mendengar keributan itu dirumahnya. Hingga puncak nya malam ini Paul harus mendengar orang tua nya berantem bahkan sampai menggunakan fisik serta melempar barang-barang yang ada di ruang tamu tersebut. Paul mengintip keributan itu diatas tangga dekat kamarnya.

"Sudah cukup yah aku muak sama tingkah kamu." Ucap Linda sambil melemparkan bingkai foto pernikahan nya.

"Kamu pikir saya ga capek? Saya sibuk kerja dari pagi sampai malam tapi kamu dengan seenaknya menuduh saya selingkuh? Dimana otakmu?" Jawab Aro penuh dengan emosi.

"Hey aku ga akan nuduh kamu selingkuh kalau aku gak punya bukti!" Balas Linda penuh dengan emosi dan melempar amplop coklat yang berisi Foto-foto suami nya dengan perempuan lain.

"Sudah berapa kali saya bilang. Saya di jebak oleh seseorang." Jawab Aro.

"Alah aku ga percaya. Kalaupun kamu di jebak terbukti di foto itu kamu menikmatinya Aro. Aku mau kita cerai! Aku muak dengan muka busuk mu itu." Jawab Linda dengan penuh amarah.

"Oke kita cerai! Aku akan pergi dari rumah ini!" Jawab Aro.

Paul yang melihat pertengkaran tersebut merasa jengah pasalnya sudah beberapa bulan ini orang tua nya selalu ribut. Paul memutuskan kembali ke kamar nya dan mengemaskan semua pakaian nya ke dalam koper. Ia menuruni tangga yang masih terdapat orang tua nya sedang berdebat.

"Paul mau kemana kamu?" Tanya Linda.

"Kalian cerai kan? Jadi gausah pedulikan aku lagi." Ucap Paul meninggalkan Linda dan Aro.

Paul pergi meninggalkan rumah nya menuju apartemen yang sudah Aro belikan untuk tinggal disana ketika sudah kuliah nanti. Semenjak perceraian orang tua nya Paul menjalani hidup penuh dengan kekacauan dan tidak teratur. Hari-hari nya di penuhi dengan alkohol sebagai penenang dan penghiburnya. Setiap pulang sekolah Paul memilih untuk pergi ke club atau hanya menelfon sahabatnya lah Paul bisa menenangkan pikiran nya meskipun Ia tidak menceritakan masalah nya kepada Elisa. Menurut Paul cukup mendengar omelan dan cerita Elisa setiap harinya Ia merasa hidup nya kembali.

Setelah kepergian nya dari rumah Faro hanya menghabiskan waktunya untuk sekolah, club dan kamar. Hampir setiap hari Ia menelpon sahabatnya itu. Mendengar segala cerita dan ocehannya membuat semangat hidup nya kembali. Namun kecanduan akan alkohol tentu tidak bisa Ia hindari.

Paul mengambil handphone nya menelpon sahabatnya itu.  Membicarakan hal random yang selalu mereka lakukan hampir setiap harinya.

"Ul kebo apa yang bikin capek?" Tanya Elisa.

"Kebo lagi kerja." Jawab Paul di balik telpon nya.

"Salah, kebogor jalan kaki lah ul hahaha masa gatau." Jawab Elisa tertawa.

"Yee dasar bocah kematian. Gue punya nih roti apa yang harga nya murah?" Tanya Paul.

"Yee gampang itu mah roti tawar lah."jawab Elisa dengan tengil.

"Yah curang Lo ca ko tau sih."jawab Paul kesal.

"Haha ul kalau ikan apa yang ga boleh di masukin ke akuarium?" Tanya Elisa.

"Ikan salmon?" Jawab Paul.

"Ikan goreng lah masa ikan udah di goreng di masukin ke akuarium. Hahah." Jawab Elisa terbahak.

"Wah bener-bener ni anak Lo sekolah apa ikut stand up comedy sih ca?" Jawab Pauli.

"Yee sekolah lah Lo nya aja yang payah huu." Jawab Elisa.

"Gue jitak juga yah. Udah sana tidur udah malam jangan begadang cacaku jelek." Ucap Pauli.

"Yee dasar yaudah deh bye bule ku yang jelek." Balas Elisa mematikan telepon nya.

"Thanks ca udah selalu ada. Maafin gue." Ucap Pauli lirih memeluk bingkai foto di sebelahnya.

Setelah beberapa bulan paul menikmati hidup dengan kekacauan. Pagi hari setelah Ia bangun dari tidurnya nya Paul merasakan pusing di kepala nya hingga mual dan mimisan. Sebetulnya nya ini adalah kali ke lima paul merasa sakit di kepala nya namun kali ini di barengi dengan mual dan juga mimisan. Paul meminum obat pusing setelah sarapan pagi di apartemen nya hanya dengan telur dan nasi kecap. Setelah merasa enakan Paul bergegas menuju sekolahnya. Meskipun hidup dia berantakan Ia tidak ingin sekolah nya hancur karena Ia pernah berjanji pada Elisa akan mengajak nya keliling dunia ketika Ia sukses nanti.

Paul tiba di sekolah nya meskipun dengan keadaan pucat Ia tidak ingin absen dari mata pelajaran hari ini. Saat guru sedang menjelaskan di depan lagi-lagi Paul merasakan pusing di kepalanya serta pandangan yang mulai buram sampai ada tetesan darah yang keluar dari hidung nya menyentuh buku yang ada di hadapannya.

"Oh my god Faro are you okay?" Tanya Mark teman Paul.

Paul tak sadarkan diri nembuat semua siswa dan guru seketika panik dan melihat darah yang mengalir di hidung Paul. Paul pun di larikan ke rumah sakit.

Stelah mendapatkan kabar dari pihak sekolah tentang keadaan anaknya Aro dan Linda menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan anak satu-satunya itu.

"Ka maaf aku harus mengatakan ini pada kalian." Ucap Dokter Aldo. (Dokter ini adik nya mama Linda yang kerja jadi dokter di Swedia yah gess)

"Kenapa do? Paul baik-baik aja kan?" Tanya Linda.

"Pauli terkena kanker otak saat  ini." Jawab Aldo.

"Ya tuhan." Ucap Linda dan Aro dengan mata berkaca-kaca.

"Lakukan apapun do agar Pauli bisa sembuh." Ucap Aro memohon.

"Aku akan usahakan. Tapi sepertinya hidup Aro akhir-akhir ini sangat berantakan kak apa yang terjadi? Pauli seperti pecandu alkohol dan ini bisa jadi penyebab dari itu semua." Jelas Aldo.

Linda yang menyadari semenjak perceraian nya dengan suami nya tersebut bahwa Faro sudah pergi dari rumah dan tidak tinggal dengannya lagi pun merasa bahwa ini adalah penyebab nya. Karena setelah perceraian itu pun mereka terlalu egois tanpa memikirkan kondisi anaknya yang sudah pergi meninggalkan rumah. Mereka hanya tahu bahwa anaknya itu tinggal di apartemen dan mengirimkan uang tanpa tahu bagaimana Faro menjalani hidup nya. Linda dan Aro sangat terpukul dengan kondisi anaknya tersebut.

Aro pergi meninggal kan Linda di rumah sakit. Ia pergi menuju apartemen anak nya tersebut ia ingin tahu bagaimana kehidupan anaknya selama ini. Setelah sampai di apartemen Aro sangat terkejut dengan kondisi apartemen tersebut. Terlihat botol-botol sisa alkohol berceceran di ruang tamu nya serta kulkas yang di penuhi minuman beralkohol. Aro memanggil cleaning service untuk membersihkan kamar anaknya tersebut dan membuang semua minuman beralkohol itu. Aro terduduk di ranjang milik anaknya menangis dan menyesali semua keadaan yang mereka lalui selama ini. Menyalahkan dirinya sendiri akibat apa yang terjadi pada anaknya.

"Maafkan papa nak maaf papa sudah gagal menjaga kamu." Ucap Aro lirih mengusap kasar wajahnya.

Setelah semua selesai Aro beranjak pergi dengan membawa beberapa keperluan Faro di rumah sakit.

To be continue.

Flashback dulu sampai besok kayanya guys.

Mkasih udh baca yaaaah 🧕🤮

Mengapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang