kesepian

454 15 0
                                    


****
Reno Parulian Atmajaya adalah anak kedua dari seorang mafia besar yang mengembangkan bisnis nya di italia. Reno memiliki seorang kakak laki laki yang berbeda jaraknya hanya 3 tahun dengannya. Saat ini Reno menduduki kelas 4 SD dan Kaka nya bernama Joshua Pratama Atmajaya yang menduduki bangku kelas 1 SMP. Mereka berdua tinggal di jakarta bersama dua asisten rumah tangga nya yang bernama marti dan Siti serta security rumah yang menjaganya. Sedangkan orang tua nya bernama Bramana Atmajaya dan Sri Dewi lestari tinggal di Italia untuk mengembangkan bisnis hotel dan juga Bram sebagai mafia besar di italia. Reno dan Joshua sudah biasa di tinggal orang tua nya bekerja mami nya Dewi masih sering bulak balik ke Indonesia untuk menjenguk anak anaknya namun berbeda dengan Bram dalam setahun mungkin hanya 1 sampai 2 kali pulang ke Indonesia selebihnya ia hanya menelfon atau video call dengan anak anaknya. Lalu mengapa anak anaknya tidak ikut pindah ke Italia? Tidak mungkin karena bekerja sebagai mafia banyak dampak negatif nya dan bisa membahayakan anak anaknya maka bram harus rela meninggalkan anak anaknya agar tetap aman.

" Bi aku kangen mami sama papi" Ucap Reno yang sedang merebahkan tubuh nya di kamar untuk tidur.

" Den yang sabar yah nanti mami sama papi pasti pulang untuk ketemu den Reno dan Abang." Jawab bi marti sambil mengelus pucuk kepala Reno.

Reno hanya mengangguk karena rasanya sudah bosan mendengar alesan bi marti ketika ia bilang rindu orang tuanya. Bram dan Dewi sudah 6 bulan ini tidak pulang ke Indonesia dan hanya menghubungi via video call atau telfon saja itu pun sangat jarang karena kondisi waktu yang berbeda Indonesia dan Italia.

Tidak hanya dengan Reno Joshua pun seringkali menanyakan hal yang sama kepada orangtuanya namun jawabannya lagi dan lagi sibuk dengan pekerjaan nya hingga tidak ada waktu untuk pulang ke Indonesia. Hal tersebut menjadikan Reno sebagai anak yang introvert, dan cuek.

****

" Mami aku mau main sepeda sama Caca yah mi di taman komplek" ucap Paul kepada mami Linda.

" Yaudah sayang hati hati yah nak jagain Caca nya"

" Siap mami. Aku berangkat" jawab Paul dengan semangat dan hanya di anggukan mami Linda.

Sesampainya di rumah Elisa Paul langsung memarkirkan sepeda nya di halaman depan rumah Elisa.

" Assalamualaikum Caca ayo kita main sepeda ca." Panggil Paul sambil mengetuk pintu rumahnya Elisa.

" Eh den Paul ayok masuk. Non Caca nya dikamar" jawab bi Kokom yang membantu mengurus rumah Elisa.

" Oke bi. Tante Rita kemana bi?"

" Ibu lagi keluar kota sama bapa ada acara dari kantor bapak den"

" Oh gitu bi yaudah aku izin ke atas yah bi"

" Iya den"

Paul menaiki tangga dan mengetuk pintu kamar Elisa tapi tidak ada jawaban dan langsung membuka pintu kamar yang tidak dikunci.

" Ca ko kamu malah tidur si ca kan kamu udah janji kita mau main sepeda ca." Tanya Paul sambil mencoba membangunkan Elisa dengan menggoyangkan badan Elisa yang tertutup selimut.

" Aarrghh ul tapi aku ngantuk."

" Kamu nih tidur Mulu ca. Ayokk kita main sepeda." Paksa Paul sambil menarik lengan Elisa untuk bangun.

" Iih ul kamu tuh rese banget lagi pula aku kan gabisa main sepeda ul tar aku jatuh gimana?"

" Kamu tenang ca aku kan bisa bonceng kamu aku jamin kamu gaakan jatuh. Ayokk"

" Bener yah awas kamu kalau aku jatuh"

" Iya tidak akan"

Elisa dan Paul pun menuruni tangga dan menghampiri sepedanya yang terparkir di depan rumah Elisa.

" Nih pakai dulu helm nya ca" memberikan helm nya ke Elisa.

" Pakein dong ul aku kan gabisa" manja Elisa kepada Paul.

Elisa memang manja karena dia anak bungsu sama seperti Paul namun karena Paul laki laki jadi Paul lebih mandiri dibandingkan Elisa.

" Yaudah sini aku pakaikan"

Mereka pun menaiki sepeda dengan Paul yang mengendarai dan Elisa di bonceng Paul.

" Pelan pelan ul aku takut" sambil memeluk pinggang Paul dengan ketakutan.

" Udah ca kamu tenang aja semuanya aman asal kamu pegangan yah"

Mereka bermain di taman dekat komplek. Dan Paul turun dari sepeda.

" Ko kamu turun ul ini kan baru sebentar"

" Sekarang aku mau ngajarin kamu ca kamu harus bisa main sepeda. Nanti kita balapan deh"

" Tapi aku takut ul"

" Yah kamu payah ca masa main sepeda aja gabisa kamu kan sudah besar sudah kelas 3"

" ih enak aja kamu bilang aku payah. Yaudah cepet ajarin aku tapi awas yah kalau kamu ga bener terus aku jatuh"

" Iyaa aman ca kamu percaya sama aku yah"

Paul pun mengajari Elisa bermain sepeda. Meskipun sempat beberapa kali gagal sampai akhirnya Elisa bisa di lepas oleh Paul dan mengayuhnya sendiri.

" Ul aku bisaa yeee aku bisa" ucap riang Elisa.

" Wah kamu hebat ca. Hati hati ca"
Elisa dengan semangat mengayuhnya sendiri tanpa melihat sekeliling di bawahnya Elisa menabrak batu dan akhirnya terjatuh dan terluka.

Bbraakkkkk....

Mengapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang