Kesepian

278 13 2
                                    

****
Seharian full Paul selalu menemani Elisa untuk menonton film Upin Ipin, menyuapi Elisa makan, dan mengerjakan tugas sekolah Elisa. Padahal Elisa sudah terlihat baik-baik saja karena lukanya pun tidak parah namun begitulah kejahilan Elisa kepada Paul ia memanfaatkan Paul dengan alasan kaki nya masih sakit. Mereka selalu bersama seperti adik Kakak yang tidak pernah lepas Elisa yang manja dan Paul yang terlihat lebih dewasa karena mengayomi Elisa padahal jarak umur mereka hanya beda beberapa bulan saja.

" Ul aku mau makan lapar " keluh Elisa dengan mengusap perutnya.

" Yaudah tunggu sebentar aku ambilkan dulu." Jawab Paul beranjak dari sofa.

"Hehe maaf yah ul aku bohongin kamu abis gara-gara kamu sih ngajak sepedahan segala kaki ku kan jadi luka-luka banyak goresan." Batin Elisa.

"Nih makan ca." Menyodorkan makanannya.

"Suapin dong ul kan kamu janji mau nemenin aku, aku kan lagi sakit ul dan ini gara-gara kamu yah." Balas Elisa.

"Yaudah sini aku suapin Caca bocil kematian." Ledek Paul.

" Enak aja...kamu tuh bocil kutu kupret hahaha." Balas Elisa.

Mereka pun tertawa bersama dengan sekali-kali meledek satu sama lain. Hingga malam dan mereka tidur bersama di kamar Elisa (Aman yah guys mereka kan masih kelas 3 SD jadi gamasalah tidur bareng hehe).

****
Dua hari berlalu Dewi telah menghabiskan waktunya di jakarta untuk menemani anak-anak nya dan pagi ini Dewi harus kembali ke Italia karena ada meeting dengan partner bisnis hotelnya di Italia.

" Bi aku pamit balik ke itali yah bi aku titip Reno dan Joshua jaga dan sayangi mereka seperti bibi menyayangi anak atau cucu bibi sendiri." Ucap Dewi sambil memegang tangan bi marti.

" Bu saya pasti jaga anak-anak. saya pasti sayangi mereka ibu tenang aja yah Bu." Jawab bi Marti.

" Terimakasih bi saya percaya bibi." Jawab Dewi dengan memeluk bi marti.

" Sama-sama Bu." Dengan membalas pelukan. (Tumben ibu seperti ini biasanya hanya pamit biasa.) batin bi Marti.

" Yaudah saya mau ke atas dulu yah bi mau pamit ke anak-anak.

" I-iyya Bu silahkan." Jawab bi marti dengan muka kebingungan.

Sesampainya di kamar Reno dan Joshua Dewi tidak membangunkan anak-anak nya melainkan hanya mencium dan mengusap kepala anak-anaknya untuk pamit.

" Nak maafin mami yah belom bisa jadi mami yang baik yang selalu menemani kalian. Mami sayang kalian nak, tetap jadi anak yang kuat yah nak. Entah kenapa perasaan mami sangat sedih kali ini meninggalkan kalian. Maaf mami tidak membangunkan kalian yah nak karena akan semakin sulit mami meninggalkan kalian jika kalian terbangun. Mami Pamit yah nak sayang Reno dan Abang jo. Love you." Ucap Dewi dengan berbisik dan di akhiri mencium kening anak-anak nya dan mengusap air matanya yang berhasil jatuh ke pipi.

Selesai berpamitan Dewi langsung berangkat ke bandara untuk penerbangan ke itali. Selama perjalanan Dewi selalu gelisah mengingat anak-anak nya dengan hati yang tidak karuan.

Sesampainya nya di bandara itali pukul 01.00 malam ketika Dewi akan naik mobil yang akan membawanya tanpa sadar ada seseorang yang mengikuti nya dan ketika Dewi masuk ke dalam mobil tidak lama berjalan tiba-tiba suara tembakan berhasil terdengar di dalam mobil dan membuat mobil yang di tumpangi Dewi kehilangan kendali karena ban mobil nya yang tertembak sampai akhirnya mobil itu menabrak pohon besar dan ketika Dewi berusaha keluar mobil ada seseorang yang menghampiri nya dan menembak habis semua orang yang ada di dalam mobil tersebut termasuk Dewi.

Setelah beberapa jam terjadi nya kecelakaan tersebut Bram yang mendapatkan kabar pun langsung hancur seketika ketika tahu bahwa istrinya Dewi di temukan sudah tidak bernyawa dan berlumur darah.

" Sayang siapa yang melakukan ini kepada mu sayang? Kamu bercanda kan dew kamu bohongin aku kan dew kamu gamungkin pergi ninggalin aku Dewi aku ga bisa hidup tanpa mu. Dewi.. bangun sayang jangan bercanda ayo kita pulang ke Indonesia kita ketemu Reno dan Jo kita liburan yuk sayang bangun aku janji aku mau habisin waktu ku sama kamu dan anak-anak. Dew bangunnnn ahh haha kamu bercanda." Tangis Bram ketika melihat Dewi di rumah sakit dengan keadaan tidak bernyawa.

" Pak bos maaf yang sabar pak bos" ucap Pras anak buah nya.

" Siapa Pras siapa yang berani menghabisi istri saya jawab Pras siapa mereka." Jerit Bram dengan memeras kerah baju Pras.

" Kami masih mencari tahu pak bos siapa dalang di balik ini semua. Pak bos sebaik nya tenang serah kan semuanya ke saya. Saya akan mencari tahu siapa dalang di balik ini semua." Jawab Pras dengan menepuk punggung Bram.

" Bagaimana nasib ku Pras bagaimana nasib anak-anak ku kalau Dewi pergi selamanya." Tangis Bram yang semakin melemah.

" Pak bos harus kuat demi anak-anak pak bos kita harus membalaskan dendam ini demi anak-anak pak bos." Jawab Pras dengan memeluk Bram.

" Tolong cari tahu secepatnya dalang di balik semua ini saya mau secepatnya juga kalian harus temukan siapa dalangnya jika tidak lebih baik mati kalian semua." Jerit Bram dengan emosi.

" Baik pak bos." Jawab serentak anak buah Bram.

Beberapa jam kemudian Dewi di terbangkan ke Indonesia karena akan di makam kan di pemakaman keluarga nya yang berada di jakarta. Sesampainya di Indonesia Dewi di bawa kerumahnya terlebih dahulu untuk di solatkan dan tidak luput dari tangis anak-anaknya serta para pekerja di rumah.

" Mami... Jangan tinggalkan reno mami

....Papi mami kenapa papi ada apa dengan mami pi kenapa mami ga bangun pi?." Tanya Reno kepada Bram dengan tangisnya.

" Pi ada apa pi kenapa mami bisa seperti ini?" Tanya Joshua.

" Maafin papi nak papi ga bisa jagain mami sampai mami harus meninggalkan kita untuk selamanya." (Reno Joshua cepatlah besar nak kita harus membalaskan kematian mami kepada mereka yang telah merenggut nyawa mami untuk selamanya). Batin Bram.

Reno dan Joshua tidak pernh berhenti menangis meratapi tubuh mami nya yang kamu dengan muka yang memburu. Begitu pun dengan Bram yang kalut dengan emosi nya tapi dia harus terlihat kuat demi anak-anaknya. Tangisan Marni dan Siti pun terdengar jelas karena bos nya itu sangat baik dan tulus bahkan Dewi sering kali bilang bawa bi Marni sudah dianggap sebagai ibunya sendiri karena baik Bram maupun Dewi keduanya sudah tidak memiliki orang tua.

Setelah tiga hari berlalu Dewi di makam kan Bram harus kembali ke Italia dan meninggalkan anak-anaknya dan menitipkan kepada bi marti. Iya harus kembali karena banyaknya kerjaan yang tertinggal dan ia harus segera mencari tahu dalang dibalik kematian istrinya.

Hari-hari di lalui oleh Reno dan Joshua Penuh dengan kesepian. Itu semua membuat Reno semakin menjadi anak yang tertutup dan susah di atur karena di usia nya yang masih terbilang anak-anak ia harus merasakan kesepian dan kurangnya perhatian dari orang tua nya di tambah ia harus kehilangan ibu nya.


SELAMAT MEMBACA GUYS 🤗
JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE JUGA YAH. BOLEH KALAU ADA SARAN DI KOMEN YAH GUYS. TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA HEHE.
DI TUNGGU VITE NYA BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT BUAT LANJUTIN CERITANYA. HEHE

Mengapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang