Usaha mendapatkan Maaf Reno

324 41 6
                                    

Tidak ada pembicaraan sama sekali selama perjalanan membuat Elisa semakin merasa bersalah kepada kekasihnya tersebut. Ini kali pertama nya Ia di diamkan Reno. Hari ini Elisa tidak menemukan sisi Reno yang selalu clingy. Biasanya ketika di dalam mobil Reno selalu menggenggam tangannya sambil menyetir namun kali ini berbeda Reno fokus mengemudi dengan muka datar nya sehingga menampilkan rahang tegas Reno.

30 menit berlalu mereka sudah berada di kampus waktu masih menunjukkan pukul 9 pagi sedangkan Elisa akan ada kelas pukul 10 pagi sehingga masih ada waktu kosong selama 1 jam.

"Sampe." Ucap Reno singkat tanpa melirik kekasihnya.

"Kita gamau ngobrol dulu?" Tanya Elisa ragu.

"Aku harus kerja." Jawab Reno ketus.

Lagi-lagi Elisa harus mendapatkan jawaban ketus Reno. Sebal, kesal yang Elisa rasakan. "Oke makasih udah nganter. Nanti aku pulang sendiri aja kamu gausah jemput." Jawab Elisa dengan kesal.

Tidak mendapatkan jawaban dari Reno Elisa langsung turun dari mobil nya dan berlalu pergi. Sementara Reno masih memperhatikan Elisa yang terus berjalan meninggalkan parkiran kampus. Reno merindukan Elisa namun Reno masih ingin memberikan pelajaran kepada Elisa agar Elisa paham akan kesalahan nya. Setelah kepergian Elisa sudah tidak terlihat Reno kembali melajukan mobil nya untuk pergi ke kantor. Akhir-akhir ini Reno lebih sering mengambil kelas online untuk kuliahnya karena sedang sibuk-sibuknya di kantor.

Elisa bingung selama 1 jam ini dia harus melakukan apa karena teman-teman nya pun belum tiba di kampus. Akhirnya Elisa memutuskan pergi ke kantin Ia ingat bahwa Ia belum sarapan. Niat nya tadi ia ingin sarapan bersama Reno namun melihat Reno makan dengan lahap tanpa menawarinya dengan kondisi Reno yang sedang marah kepadanya sehingga Elisa memilih bungkam menahan laparnya. Elisa pergi ke kantin untuk membeli somay favorit nya. Setelah selesai Ia pergi ke kelas nya yang sudah ada beberapa temannya yang sudah datang namun Novia dan Sabila belum terlihat.

Pukul 9.45 Novia dan Sabila sudah tiba di kampus dan memasuki kelasnya dan menyapa Elisa yang sedang memainkan ponselnya juga menggunakan headset nya.

"Woy sa tumben Lo udah Dateng." Sapa Novia mendudukkan dirinya di sebelah Elisa.

"Kaget nop bisa ga salam dulu kalau Dateng tuh." Omel Elisa memukul lengan Novia pelan.

"Haha sorry sorry. Kenapa tumben Lo udah Dateng?" Tanya Novia kembali.

"Iya tadi gue bareng Reno dia sekalian ke kantor." Jawab Elisa datar.

"Kenapa Lo? Berantem? Reno marah sama Lo? Bagus lah kalau dia marah sama Lo." Jawab Novia kesal.

"Ko Lo gitu si nop?" Kesal Elisa.

"Yah gimana Reno ga marah dodol. Lo tau kemarin Reno sepanik apa? Dia nanyain lo ke gue, Sabila, bahkan ke anak-anak kelas lainnya kalau Lo ga percaya Lo tanya deh tuh ke si Ajeng sama Baim." Jelas Novia menunjuk teman kelasnya yang sedang mengobrol di belakangnya.

Elisa melihat ke arah belakang "Jeng. Reno kemarin nanyain gue ke Lo?" Tanya Elisa menoleh ke belakang.

"Iya sa bukan cuma gue nih si Baim juga katanya dapet telfon dari ka Reno."

"Baim bener?" Tanya Elisa.

"Iya bener sa. Kaget banget gue di telfon senior famous kek Reno dikira mau apa taunya nanyain lo." Jelas Baim.

"Lo juga sih sa. Kemarin Reno udah kaya orang frustasi ga dapet kabar Lo. Dan lebih kasian lagi pas dia tau ternyata Lo pergi sama cowok yang katanya sahabat kecilnya. Muka nya merah banget pas tau kabar Lo pergi berasa kaya singa mau ngamuk tau ga Lo?" Jelas Novia kesal.

Mengapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang