Berpisah

246 15 1
                                    

Enam tahun berlalu Elisa dan Paul masih terus menjadi sahabat. Mereka selalu kompak tidak lepas dari debat, saling ejek namun tetap saling melindungi. Mereka tumbuh menjadi remaja yang ceria Elisa dengan sikap agak tomboynya, ceria, dan humble Paul dengan kedewasaannya dan penyayang. Hari-hari mereka lalui dengan berantem lalu baikan seperti layaknya tom and gerry. Namun karena itu lah rasa sayang yang mereka miliki semakin kuat satu sama lain hingga akhirnya tiba saat paul kelas 3 smp dan Elisa kelas 2 smp. Paul harus pindah ke luar negri untuk ikut dengan orang tua nya yang meneruskan bisnis dari orang tua papi paul. Yah paul turunan swedia indonesia yang dimana ayah Paul bernama Andreas Ansgara Faro. Ia harus melanjutkan bisnis yang di warisi orang tuanya di swedia sehingga membuat Paul harus ikut pindah dan meninggalkan Elisa.

"Ca gue harus pindah ke swedia." Jelas Paul kepada Elisa di ruang tv rumah Elisa.

"Hah bercanda yah lu ul. ngapain lo pindah ke swedia katanya lo orang Indonesia bukan bule haha." Jawab Elisa.

"Ih serius ca gue besok setelah wisuda langsung berangkat ke Bandara." Jelas paul sambil menatap Elisa.

"Ko lo baru bilang ke gue ul. Besok? Dan lo baru bilang sekarang?" Tanya Elisa dengan muka yang memerah menahan tangisnya.

"Sorry ca gue takut lo marah karena gue bakal ninggalin lo buat waktu yang lama." Jawab Paul sambil menundukkan kepalanya.

"Lo jahat ul lo janji yah gabakal ninggalin gue lo bakal jagain gue terus tapi lo bohong sama gue jahat." Sarkas Elisa sambil memukul lengan Paul dan mulai menjatuhkan air matanya.

"Ca ca sorry gue janji gue bakal kembali buat lo gue bakal jadi sahabat lo terus dan jagain lo lagi tunggu gue yah ca. Maaf." Jawab Paul sambil memeluk Elisa yang sedang menangis.

.... Udah dong jangan nangis udah gede juga masa nangis mulu ca. Lagian kan kita bisa sms dan telfon ca."

"Lo janji bakal balik lagi ke indonesia ul dan gaakan lupain gue kan ul?" Tanya Elisa dan melepaskan pelukannya.

"Iya gue janji sama lo ca." Jawab paul memberikan jari kelingking nya.

Senyum Elisa pun kebali dengan mata sembab nya dan mereka kembali berpelukan.

Esok pagi Paul bersiap untuk melaksanakan wisuda kelulusan smp nya. Ia memakai toga ala-ala anak smp. Ia berangkat dengan kedua orangtuanya.
Di pertengahan acara wisuda berlangsung Paul terlihat gelisah mencari seseorang yang belum terlihat. Dia mencari Elisa karena semalam Elisa janji akan datang di wisuda nya dan mengantarkan nya ke bandara. Namun acara wisuda hampir selesai Paul belum melihat Elisa.

"Mi caca ko gaada yah mi dia kan janji mau datang tapi acara nya sebentar lagi selesai caca belom dateng mi." Tanya paul kepada mami linda.

"Kamu udah coba sms caca sayang coba kamu hubungi dia." Tanya mami linda.

"Udah mi ga di balas di telfon juga ga aktif cacanya." Jawab Paul dengan murung.

"Yaudah sabar yah mami yakin caca pasti dateng ko sayang." Ucap mami linda sambil mengusap kepala Paul.

Setelah acara selesai dan berfoto-foto Paul dan orangtuanya akan segera berangkat ke Bandara di antar oleh supir nya. Dan tiba-tiba Elisa datang dan berlari menghampiri Paul. (Pas jaman itu emang masih jamannya SMS yah guys blom ada WhatsApp wkwk)

"Ul paul .... Tunggu." Teriak elisa sambil berlari.

"Caca.." ucap paul dengan muka riangnya.

"Awwsss... Ah sakitt." Keluh Elisa karena tersandung batu dan jatuh.

"Cacaaa..." Teriak Paul yang menghampiri Elisa dan berlari kearahnya.

....ca Lo hati-hati dong duh baru mau gue tinggal ca udah jatuh aja gimana Lo bisa jaga diri lo sendiri dong ca." Jelas paul dengan nada sedikit membentak dan mencoba melihat kaki Elisa yang terluka.

Mengapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang