***
Mohon maaf jika ada TYPO. Selamat membaca.^^
Komentnya jangan lupa yahhhh hahahhaa...
***
Tumpukan dokumen dimeja kerja Alva semakin meninggi. Alva tetap memfokuskan diri dengan data-data itu. Mata tajamnya menatap dokumen dan laptopnya bergantian, sementara kesepuluh jarinya menari dengan lincah diatas keyboard. Sejak tadi pagi sampai sekarang, pekerjaannya belum juga selesai.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu siang, tapi Alva belum juga makan siang. Rasa laparnya sudah hilang begitu saja mengingat deadline yang harus diselesaikannya hari ini. Dia sampai menginstruksikan pada sekretarisnya - Karin untuk membatalkan semua janji hari ini. Dia perlu menyelesaikan pekerjaannya hari ini juga, tak peduli walau dia harus lembur sampai menginap dikantor sekali pun.
Alva meletakkan laporan keuangan yang baru saja selesai dia periksa, lalu dia mengambil lagi laporan mengenai proyek yang sedang ditangani perusahaannya, lalu mengecheck proposal yang lain lagi dan seterusnya. Jika melihat pekerjaan yang menumpuk seperti ini, bagaimana dia masih punya selera untuk makan?
Alva masih asyik dengan kesibukannya saat pintu ruangannya diketuk dari luar. Kepala Karin muncul dari balik pintu. "Permisi Pak. Bapak tidak makan siang dulu?" Tanyanya sopan.
Alva melirik sekilas sambil terus mengetikkan sesuatu di laptopnya. "Tidak. Saya masih banyak pekerjaan."
"Kalau begitu saya makan siang dulu ya pak" Izin Karin.
"Silahkan saja. Oh ya, jika nanti ada yang mencari saya tolong kamu katakan bahwa saya tidak bisa diganggu!" Tukas Alva.
Karin mengangguk patuh lalu keluar. Namun tak lama kemudian, pintu kembali diketuk dan Karin kembali muncul. Alva yang hendak melanjutkan pekerjaannya langsung menoleh ke asal suara.
"Ada apa lagi?" Tanya Alva yang merasa terganggu.
"Maaf Pak, ada yang ingin bertemu bapak", ucap Karin takut-takut sambil menunduk. Takut kalau dia jadi sasaran amukan atasannya.
"Bukankah barusan saya sudah bilang kalau saya sedang tidak ingin diganggu?" Mata Alva memicing tajam. Dia paling tidak suka kalau kesibukkannya diusik.
"Saya tahu pak. Tapi diluar ada seorang wanita yang ingin mengantarkan makanan untuk bapak. Saya sudah menawarkan agar saya saja yang mengantarkan untuk bapak, tapi dia bersikeras ingin mengantarkannya langsung."
Dahi Alva bertaut. Dia tidak merasa punya janji dengan seorang wanita sebelumnya.
"Memangnya siapa yang ada diluar?"
"Dia mengaku sebagai Nona Kosasih dari kantor Advokat."
Alva terdiam. Tanpa sadar dia tersenyum tipis lalu menghentikan pekerjaannya. "Baiklah. Biarkan dia masuk."
Karin pun keluar ruangan dan mempersilahkan sesosok wanita cantik berpipi chubby yang mengenakan gaun cerah berwarna putih dengan motif bunga bunga cerah masuk kedalam ruangannya.
Alva menegakkan tubuhnya didepan laptop sambil menatap Renata dengan takjub. "Wah, wah.. Suatu kejutan! Apa yang membuat seorang nona Kosasih bisa datang mengunjungiku?"
"Aku juga tidak ingin menemuimu jika tidak terpaksa",ucapnya ketus.
Alis Alva terangkat. "Baru satu minggu aku sibuk dengan urusanku sampai tidak bisa pergi ke kantor ayahmu, kau sudah memikirkanku?" Entah mengapa dia senang sekali melihat Renata marah. Wanita satu ini daya tariknya muncul saat dia marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DTS 3 - HAPPINESS IS SIMPLE
RomanceAlva Luke Dinata adalah sosok lelaki idaman yang sempurna. Ia memiliki segalanya baik harta, kekuasaan, dan wajah yang luar biasa tampan. Yang kurang dari dirinya hanya satu, yaitu : "enggan berkomitmen". Ia mengalami trauma aneh yang entah mengapa...