EIGHTEEN - You're My Destiny

6.8K 473 9
                                    

***


Renata berlarian disepanjang trotoar seperti orang kebakaran jenggot. Sejak tadi dia menelepon Alva, tapi ponsel pria itu mati. Dia berlari sepanjang jalan dan berharap Alva masih belum jauh darinya. Tapi terlambat. Dari banyaknya orang yang berlalu lalang dikota Shanghai, dia tidak menemukan Alva.

Renata memelankan langkahnya dan mencoba mengingat ekspresi sedih Alva saat pria itu keluar dari kafe.

"Kurasa kehadiranku tidak diperlukan lagi disini."

Ucapan Alva itu kembali terngiang-ngiang dibenak Renata.

Dia harus bertemu dengan Alva. Tapi dimana? Ponselnya mati dan dia bahkan tidak tahu dimana Alva menginap selama dia di Shanghai.

Tiba-tiba Renata teringat sesuatu. Alva pernah menyebutkan satu nama hotel dikawasan huai hai road. Buru-buru dia memberhentikan taxi dan masuk kedalamnya.

Supir taxi menoleh dan tersenyum pada Renata. Renata yang sudah panik tak kepalang, tak bisa lagi tersenyum basa-basi dan langsung to the point menyebutkan tujuannya.

"Ascott Hotel, Huai hai road", tukasnya.


***


Renata mengetuk kamar nomor 709 yang kata bagian resepsionis adalah kamar atas nama Alva Luke Dinata. Setelah mengetuk beberapa saat namun tak ada jawaban, Renata pun turun dan berjalan menuju pintu keluar dengan kecewa.

Renata berjalan keluar dari hotel dengan menunduk. Baru saja beberapa langkah dia keluar dari pintu masuk, tiba-tiba matanya terpaku pada sepasang sepatu hitam yang berhenti beberapa meter tak jauh dari tempatnya berdiri.

Renata mengangkat kepalanya dan menatap langsung wajah orang yang ada dihadapannya. Alva sepertinya baru saja kembali. Itu terlihat dari tas ranselnya yang masih ada dipundak kirinya.

Tanpa kata-kata, Renata berjalan mendekat. Saat jarak diantara mereka sudah cukup dekat, Renata menatap Alva lekat-lekat.

"Kenapa kau pergi?" Tanya Renata.

Alva tidak menjawab. Pria itu mengalihkan pandangan kearah lain.

"Kau tahu aku mencarimu kemana-mana. Kau bahkan tidak bisa dihubungi. Apa kau seperti Stefan yang mengoperku pada pria lain?" Tanya Renata lirih.

Alva menoleh dan menatap manik mata Renata. Ada sorot luka yang tersirat dimata wanita itu.

"Re, aku tidak seperti itu."

"Lalu kenapa kau pergi?" Renata menatap Alva dengan penuh tanya.

"Bukankah kau sudah memutuskan? Kau akan memberinya kesempatan bukan? Kau bersamaku hanya untuk kamuflase saja dan sekarang dia sudah kembali mencarimu. Jadi tak ada alasan bagimu untuk bersamaku kan?" Balas Alva dengan nada bergetar.

Renata berdecak kesal lalu memukul lengan Alva sekuat tenaga sampai pria itu meringis kesakitan.

"Kau masih saja sama. Kau selalu berpikiran negatif. Kenapa kau selalu hanya melihat bagian depan tanpa mengetahui akhirnya dulu?"

Alva yang tadinya sedang mengusap lengannya yang dipukul Renata pun menatapnya dengan serius. "Maksudmu , kau ingin bilang bahwa kau tidak menerimanya?"

Renata terdiam selama beberapa saat ,sebelum pada akhirnya dia pun memulai ceritanya.


"Baiklah. Kuberi kau kesempatan. Aku memaafkan semua yang terjadi dimasa lalu", tukas Renata tanpa menyadari perubahan pada raut wajah Alva. Stefan menatapnya dengan wajah berbinar-binar senang dan Alva menatapnya dengan wajah kaget dan penuh kekecewaan.

DTS 3 - HAPPINESS IS SIMPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang