***
Sepeda yang dibawa Alva akhirnya berhenti di taman dengan selamat. Alva turun dari sepeda dan duduk di bangku taman sambil tertawa. Renata duduk disampingnya dengan wajah pucat.
"Lihat wajahmu itu! Ya ampun wajahmu lucu sekali! Kau ketakutan karena naik sepeda! Hahaha!"
Renata merenggut dan meninju lengan Alva kuat-kuat.
"Awh! Sakit Re! Kau hobi sekali ya KDRT padaku?" Alva meringis dan memegangi lengannya.
"Siapa suruh mulutmu itu tidak bisa diam? Kau tertawa saat aku ketakutan! Kau tahu tadi jantungku hampir copot saat turun dari tanjakan tadi?" Sergah Renata murka.
"Tapi seru bukan?" Alva tersenyum lebar.
Renata memutar matanya dengan malas.
"Sudahlah. Jangan cemberut seperti itu. Bibirmu akan maju seperti bebek. Kau mau itu?"
Spontan saja kedua sudut bibir Renata yang tengah melengkung kebawah langsung menghilang. Wanita itu hanya melirik Alva datar.
Renata benar-benar polos. Itulah yang menjadikan dirinya terlihat makin menarik dimata Alva.
"Bagaimana kabar si Stefan itu? Apa dia menghubungimu lagi?" Tanya Alva tiba-tiba.
Renata menggeleng. Alva pun bernafas lega.
"Tapi dia menemuiku di Bandara", jawab Renata yang sukses membuat Alva tercengang.
"Bagaimana bisa?"
"Dia menyatakan perasaannya padaku."
Rahang Alva mengeras seketika. Tangan kanannya mengepal kuat. Mendadak dia menyesali ketidakhadirannya di Bandara tempo hari. Siapa sangka hanya karena dia lengah satu kali, orang lain bisa dengan mudahnya menyela langkahnya. Mungkin saja sekarang Renata sudah memilih pria itu. Dari awal memang Renata mengharapkan Stefan bukan Alva.
"Kau tidak menanyakan apa jawabanku?" Tanya Renata.
Tidak perlu ditebak pun Alva tahu apa jawabannya. Renata pasti memilih Stefan. Tapi ada sisi lain dari hatinya yang berharap kalau masih ada kesempatan untuknya. Alva pun menoleh dan membiarkan pertanyaan singkat itu terucap begitu saja.
"Apa jawabanmu?"
Renata menatap Alva lalu kembali mengalihkan pandangannya lurus kedepan.
"Aku menolaknya."
Alva terkejut. "Kau yakin Re?"
"Ya. Karena bagiku ... Yang sudah terjadi, tidak akan pernah bisa kembali", tegasnya.
Alva menatap wanita disampingnya dalam-dalam dan seulas senyum pun terukir diwajahnya. Bukan karena dia tahu bahwa Renata sudah menutup hatinya untuk Stefan, melainkan karena dia sangat kagum dengan ketegasan dan ketenangan wanita itu. Dan hal seperti itulah yang membuat Alva semakin mencintainya.
"Kalau begitu bagaimana denganku?"
Renata terkesiap. Dia tidak menyangka bahwa Alva akan mempertanyakan tentang hal itu. "A....Aku..." Suaranya tercekat. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan pada Alva saat ini.
Tiba-tiba saja Alva tertawa kecil. Dia pun bangkit dari duduknya dan menoleh pada Renata yang masih menatapnya dengan terbengong-bengong.
"Kau mau belajar naik sepeda?" Tanyanya.
"Hah?"
"Kalau kau mau, aku akan mengajarimu", Lagi-lagi Alva tersenyum. Senyum itu selalu saja bisa menghangatkan hati Renata. Dia tahu sekali sekarang Alva sedang mengalihkan pembicaraan agar Renata tidak perlu memusingkan soal pertanyaan tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/42887563-288-k821583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DTS 3 - HAPPINESS IS SIMPLE
عاطفيةAlva Luke Dinata adalah sosok lelaki idaman yang sempurna. Ia memiliki segalanya baik harta, kekuasaan, dan wajah yang luar biasa tampan. Yang kurang dari dirinya hanya satu, yaitu : "enggan berkomitmen". Ia mengalami trauma aneh yang entah mengapa...