BONUS PART 2 - Our Life (2)

6.9K 408 22
                                    

***



RENATA's POV


Pembohong!

Senyumku yang semula mengembang saat melihat ada chat masuk dari suamiku pun menghilang saat aku membaca isi pesannya.

Re, maafkan aku. Aku tidak bisa menepati janji untuk pulang cepat. Aku akan lembur sampai malam. Kau tidak perlu menungguku makan. Makanlah dulu.

Dan ternyata bukan hari ini saja dia mengingkari janjinya. Dua hari berikutnya pun dia pulang tengah malam. Bahkan hanya dengan meninggalkan pesan singkat seperti ini : Aku lembur lagi ,Re. Jangan menungguku.

Sebenarnya apa alasan dia menikahiku? Untuk menjadikan aku patung pajangan atau menjadikanku sebagai penjaga rumahnya? Untuk beberapa alasan, sekarang aku merindukan kehidupanku yang dulu.

Dulu aku bebas melakukan apa saja yang aku suka. Aku bebas pergi kemana pun aku mau bersama teman-temanku yang kebanyakan adalah pria. Aku bebas berteman dengan siapa pun dan tidak perlu cemas akan waktu. Tapi semenjak aku menjalin hubungan bersama Alva, aku lebih memikirkan posisinya. Aku mulai mengurangi kebiasaanku yang dulu dan menghabiskan waktuku bersamanya di Cafe kami. Terlebih lagi sejak aku resmi menjadi istrinya, aku bahkan tak pernah lagi melakukan sesuatu hal tanpa sepengetahuannya. Tapi lihat, dia sendiri selalu melakukan sesuatu tanpa mendiskusikannya denganku.

Kutatap perutku yang masih rata dan mengusapnya dengan penuh kasih sayang.

"Maafkan papamu ya, nak. Papa bahkan belum menyadari keberadaanmu." Bisikku lirih pada janin yang berada didalam perutku itu.

Bagaimana Alva bisa menyadari kalau aku sedang mengandung anaknya? Aku tidak pernah punya kesempatan untuk menyampaikan hal itu padanya. Bahkan di malam aku menunggunya menepati janjinya untuk pulang cepat, aku sudah memasakkan hidangan berbahan dasar salmon kesukaannya. Tapi karena dia pulang kerumah tepat pada jam 1 pagi, dia langsung tidur tanpa memeriksa makanan yang masih terhidang dimeja makan. Dan berakhirlah masakan spesial untuk hari yang spesial ditempat sampah.

Sudah beberapa hari ini Alva selalu pulang tengah malam menjelang pagi. Dia tak hanya mengacuhkanku, tapi dia bagaikan menganggap aku tidak ada. Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana dia berbaring disampingku tanpa menjelaskan apa pun dan tertidur sampai pagi. Saat aku terbangun lagi pada keesokan harinya, dia sudah berangkat kerja. Sebenarnya apa yang dia lakukan di kantor sampai pagi? Tidak mungkin dia selingkuh ,bukan?

Pikiran negatif terus menyeruak didalam benakku. Walaupun aku mencoba untuk mempercayainya, tapi tetap saja aku merasa kesepian. Hidup berdua dengan makhluk sekaku Alva di rumah sebesar ini bagaikan seekor burung yang dikurung didalam sangkar. Aku mungkin bisa pergi keluar menghabiskan waktuku dengan teman-temanku, tapi tak berarti kami bisa sedekat dulu lagi. Aku memahami kondisiku sekarang tidak lagi berbeda seperti saat aku lajang dulu, tapi kenapa justru Alva yang tidak bisa membedakan kondisi yang sekarang?

Perkataan Stefan ditelepon sehari setelah pernikahanku kembali mengiang-ngiang ditelingaku.


"Selamat atas pernikahanmu ,Re. Sangat disayangkan aku tidak bisa menghadiri pernikahanmu." Ucap Stefan.

"Terima kasih." Jawabku singkat.

"Ehm... Tak kusangka kau akan menikah secepat ini." Ucapnya lirih.

"Ya. Kurasa cepat atau lambat aku juga akan melewati tahap ini."

"Kebanyakan orang belum siap menikah selepas lulus, tapi kau langsung menikah setelah lulus."

DTS 3 - HAPPINESS IS SIMPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang