***
Ada yang kangen sama mereka? Yuk langsung aja... Happy Reading ^^
***
"Selamat pagi ,Pak Alva!" Sapa seorang resepsionis wanita saat CEO tampan itu lewat didepan matanya.
Alva menghentikan langkahnya lalu menoleh keasal suara.
"Pagi." Balasnya sembari tersenyum tipis lalu berlalu, membuat karyawan itu melongo ditempatnya.
Seorang karyawan wanita lainnya yang juga berada disana mendekatinya. "Kau lihat? Pak Alva tersenyum! Aku sampai meleleh melihatnya!"
Wanita resepsionis itu menoleh pada temannya. "Aku pun begitu."
"Sayang sekali pak Alva sudah ada yang punya." Keluh wanita yang satunya.
"Justru sepertinya aku merasa pak Alva berubah setelah menikah. Beliau tak lagi dingin seperti dulu." Jawab si resepsionis.
"Ehm..." Suara dehaman seotang pria mengalihkan perhatian keduanya. Sosok Ben berdiri didepan mereka dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku jasnya.
"Pak Alva tak suka digosipi. Aku yakin akan hal itu." Tukasnya. Kedua wanita itu pun menghentikan perbincangan mereka dan menundukkan kepala mereka menghindari tatapan menusuk dari orang yang baru saja menjabat sebagai general manager sekaligus orang kepercayaan dari CEO mereka.
Setelah memastikan kedua wanita itu bungkam, Ben pun melangkah masuk kedalam lift dan berlalu.
Setibanya dia dilantai 5 - tempat ruangannya dan ruangan CEO berada, Ben melangkah mendekati ruangan atasannya dan mengetuk pintunya. Alva baru saja kembali bekerja hari ini dan Ben membawakan berkas-berkas yang harus diperiksanya.
Setelah mendengar suara bariton yang khas itu mempersilahkannya masuk, Ben pun masuk kedalam ruangan itu dan menghampiri sosok tampan penuh wibawa yang kini berpenampilan agak berbeda yang membuat Ben agak iri karenanya.
Alva yang dulunya rambutnya disisir kesamping , kini terlihat makin maskulin. Rambutnya disisir kebelakang dan dirapikan dengan menggunakan gel - padahal sebelumnya dia tidak pernah menata rambutnya seperti itu.
Dan ada lagi yang berbeda, penampilan pria itu tidak secasual dulu lagi. Tak ada lagi kemeja yang digulung sebatas siku, sekarang pria itu terlihat makin berkharisma dengan setelan jas hitam dengan kemeja biru muda dan dasi berwarna biru tua.
Tak hanya dari segi penampilan, tapi dari segi sikap juga. Atasannya ini jadi lebih murah senyum. Padahal biasanya dia akan memperlihatkan aura mengintimidasi kepada semua orang yang berpapasannya.
Ternyata inilah bedanya seorang pria yang sudah memiliki pasangan hidup. Ada yang mengurus.
Lah, lalu aku kapan? Batin Ben iri dalam hati.
Meski hatinya sibuk menjerit iri pada atasannya, Ben tetap menjalankan tugasnya. Dia menyerahkan berkas-berkas proyek yang dia tangani selama dua minggu ini saat atasannya pergi honeymoon selama dua minggu ke Prancis bersama istrinya.
Sambil membaca berkas itu, Alva melirik Ben.
"Kau terlihat kusut." Alva tersenyum miring melihat wajah bawahan kepercayaannya itu.
Ya. setelah dua minggu lembur sampai subuh mengurus pekerjaannya dan Alva sekaligus, ternyata hanya ejekan yang dia dapat. Ben rasa dia salah menilai bahwa sifat atasannya sudah berubah.
"Begitulah. Saya sampai lembur sampai subuh karena mengerjakan dua pekerjaan sekaligus." Keluh Ben.
"Jadi maksudmu, kau tidak rela menggantikan pekerjaanku selama dua minggu?"Alis kanan Alva terangkat dan menatap Ben tajam.
![](https://img.wattpad.com/cover/42887563-288-k821583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DTS 3 - HAPPINESS IS SIMPLE
RomanceAlva Luke Dinata adalah sosok lelaki idaman yang sempurna. Ia memiliki segalanya baik harta, kekuasaan, dan wajah yang luar biasa tampan. Yang kurang dari dirinya hanya satu, yaitu : "enggan berkomitmen". Ia mengalami trauma aneh yang entah mengapa...