Affect | 24

15 0 0
                                    

Aku menghabiskan cocktail untuk menyingkirkan pemikiran yang sangat banyak lalu kini berpindah di tempat tidur dengan gaun biru yang sudah diganti baju tidur. Pelakunya pasti Harold, hanya dia yang berani memindahkanku tanpa izin ke wilayahnya.

Hari sudah berganti, matahari sudah menerangi kamar, pesta untukku sudah berakhir. Mereka sudah pulang, tinggal Liam, Niall, Louis, dan Harold yang memang penghuni tetap frat house ini.

Mereka tertawa-tawa di ruang tamu, suara riuh mereka mengalun lembut di telingaku. Aku berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, namun ingatan itu samar-samar, seperti potongan film yang terputus. Pesta itu dimulai dengan keceriaan dan gelak tawa, namun kini semua terasa kabur.

Aku melirik jam di meja samping tempat tidur. Sudah hampir tengah hari. Dengan menghela napas, aku bangkit dari tempat tidur dan merapikan gaun tidurku yang sedikit kusut. Setelah memastikan penampilan, aku melangkah keluar dari kamar.

Saat aku memasuki ruang tamu, suasana penuhi ketulusan. Liam sedang duduk di sofa sambil memegang remote TV, Niall dan Louis sibuk meracik sesuatu di dapur. Mereka terlihat seru meskipun kelihatan asal-asalan.

Dan Harold?

Dia berdiri di depan jendela, menatap keluar dengan tatapan serius. Aku takut melihatnya seperti itu. Aku hanya ingin dia ceria dan bahagia, bukan memikirkan sesuatu.

"Selamat bangun, Leora!" seru Niall dengan senyum lebar.

"Apa yang terjadi semalam? Kenapa aku bisa ada di sini?" tanyaku bingung.

Dia malah tertawa kecil.

"Kau membuat cocktail baru dengan rasa sangat enak dan membagikan ke semua tamu hingga akhirnya pingsan, tapi Harold yang baik hati membawamu ke sini."

"Aku?!"

Tanyaku sangat terkejut. Aku membahayakan jika mabuk, itu fakta baru yang aku ketahui. Kuharap tidak ada yang keracunan atau overdosis dengan racikanku yang dipastikan tidak ada takarannya.

"Harold bahkan meminta dua kali, tapi kamu tolak dan mengomelinya panjang lebar hingga dia lari darimu meski akhirnya dialah yang membawamu ke kamar." Niall bercerita dengan tertawa santai.

Harold berbalik, senyumnya terlihat sedikit menipu. Dia menyimpan perasaannya dengan baik dan bertingkah seperti semua baik-baik saja.

"Seseorang harus menjaga agar kamu tidak terbangun di tempat yang salah," ujarnya sambil mengedipkan mata.

Ketika aku mencoba untuk memberi respon, tiba-tiba perutku berbunyi nyaring. Semua orang tertawa, dan aku merasa malu. Niall segera mengambilkan sandwich dari dapur dan menyodorkannya padaku.

"Ini untukmu! Makanlah, biar energi kembali!" kata Niall ceria.

Aku pun duduk di sofa dan mulai menikmati makananku sambil mendengarkan cerita-cerita konyol dari mereka tentang pesta semalam. Liam bergabung untuk menambah keseruan kisah Niall.

“Aku tidak tahu minuman apa yang kau campurkan, tapi rasanya cukup kuat.”

Liam membahas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, membuatku tersenyum lebar. Niall menghampiri dan duduk di sampingku, menggigit sandwich yang sama.

"Apapun itu, aku namakan keajaiban," celotehku sambil tertawa lepas. "

“Jadi, Leora... Bagaimana rasanya menjadi ratu malam itu?” tanyanya dengan nada menggoda.

“Ratu? Yang ada hanya aku yang terkapar dengan sangat tidak estetik!” balasku sambil tertawa.

“Jangan khawatir! Kita semua pernah mengalami hal serupa,” Niall menimpali dengan bijak. “Kau hanya perlu datang ke pesta lagi.”

LOVEHATE AFFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang