Aku merapikan tali bra, memastikan semuanya terpasang dengan benar dan nyaman. Perasaan canggung yang awalnya kurasakan saat memilih pakaian dalam mulai menghilang, digantikan dengan perasaan percaya diri yang baru. Aku mulai mengerti mengapa Mama selalu memperhatikan detail-detail kecil ini.
"Gimana, Ma? Bagus nggak?" tanyaku sambil memutar tubuhku sedikit untuk melihat dari berbagai sudut.
Mama yang berdiri di sampingku memandangku dari atas ke bawah, senyum bangga terpancar dari wajahnya. "Bagus banget, Sayang. Kamu pintar milihnya," ucap Mama, menatapku penuh kekaguman. "Warna ini cocok banget sama kulit kamu. Kamu jadi keliatan seksi banget."
Aku merasa pipiku memanas mendengar pujian itu. "Masa sih, Ma?" tanyaku dengan sedikit canggung tapi senang.
"Iya! Payudara kamu juga jadi keliatan lebih besar. Ini detail renda-nya yang bikin penampilan kamu makin seksi," jawab Mama dengan nada usil, sambil berusaha menahan tawanya.
"Ihh, Mama! Bisa aja deh," kataku sambil tertawa kecil, merasa sedikit malu namun senang.
Mama menepuk bahuku dengan lembut. "Nggak ada salahnya kan untuk tampil seksi. Lagian, kamu harus menikmati proses ini juga."
Aku tersenyum, merasa senang dengan pujian Mama. "Iya, ya? Aku juga suka sama yang ini. Rasanya nyaman dipakai."
Mama mengangguk, matanya memancarkan kebanggaan. "Yang penting kamu nyaman. Nanti Mama bantu kamu pilih beberapa lagi, biar kamu punya koleksi yang lengkap."
Kami melanjutkan untuk mencoba beberapa pakaian dalam lainnya. Setiap kali aku keluar dari ruang ganti dengan pilihan baru, Mama selalu memberikan pendapatnya dengan jujur, kadang-kadang dengan sedikit candaan yang membuat suasana jadi lebih santai. Pilihan-pilihan yang Mama sarankan selalu tepat, sesuai dengan seleraku yang baru mulai terbentuk.
Saat kami sedang memilih-milih, Mama menunjukkan gaun tidur dan lingerie yang lebih terbuka. "Sekalian beli ini juga ya, Sayang," ucap Mama sambil menganggukkan kepala ke arah hanger yang memuat gaun tidur yang seksi dan lingerie yang agak terbuka. "Mama rasa ini juga cocok buat kamu."
Aku memandangi gaun tidur dan lingerie itu dengan rasa ragu. "Emang nggak apa-apa, Ma? Kayaknya ini terlalu terbuka deh," jawabku, merasa agak canggung dengan potongan yang lebih berani.
Mama tersenyum lebar dan mengangkat bahu dengan santai. "Ya nggak apa-apa dong, Sayang. Lagipula, ini hanya untuk di rumah. Papa aja suka kalau Mama pakai baju dinas gini saat tidur," tambah Mama sambil menggodaku dengan nada bercanda.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Mama
General FictionDimas, seorang siswa kelas dua SMP, menjalani masa pubertas dengan banyak perubahan dan rasa penasaran tentang tubuh wanita, terutama mamanya yang cantik. Suatu hari, Dimas jatuh sakit dan didiagnosis dengan penyakit darah langka yang menghentikan r...