Rasanya begitu luar biasa, seolah-olah setiap inci dari vaginaku dipenuhi oleh penis Papa yang panjang dan besar. "Ahhh..." aku mengerti kenapa Mama dibuat gila oleh Papa tadi, aku bisa merasakan bagaimana penis Papa mengisi seluruh vaginaku, membuat setiap dorongan terasa dalam dan memuaskan. Setiap gerakan Papa menyentuh titik-titik di dalam vaginaku yang belum pernah terjangkau, menciptakan sensasi yang begitu kuat hingga tubuhku bergetar hebat, seakan-akan aku tak lagi bisa menahannya. "Mmmm... ahhh..."
"Kamu suka, sayang?" suara Papa terdengar berat di telingaku, namun penuh dengan kehangatan dan gairah. Aku tahu dia menunggu jawabanku, tapi kata-kata itu tak mampu keluar dari mulutku. "Mmmhh..." bibirku hanya bisa mengeluarkan erangan-erangan yang tertahan, suara-suara kecil yang mencerminkan betapa dalamnya kenikmatan yang kurasakan. "Ahhh..." setiap sentuhan, setiap dorongan, membuat tubuhku semakin terbakar oleh hasrat yang tak tertahankan. "Mmm... ya..."
Tangan Papa mulai bergerak, menyusuri payudaraku dengan lembut namun penuh gairah. "Ahhh..." sentuhannya membawa sensasi baru yang membuat tubuhku melenting, merespons dengan segera. "Mmmh... ahhh..." jari-jarinya yang kuat dan hangat memainkannya dengan lembut, mencubit pelan putingku yang semakin menegang, dan setiap gerakan tangannya menambah intensitas kenikmatan yang kurasakan. "Mmmmhh..." rasanya seolah-olah tubuhku hampir tidak bisa menahan semua ini, seolah-olah setiap sentuhan mengirimkan gelombang-gelombang kesenangan yang terus menerus menghantamku. "Ahhh... ya... terus... Paahhh..."
Di sisi lain kasur, Mama yang semula berbaring diam, kini mulai terbangun oleh gairahnya sendiri. Aku bisa merasakan kehadirannya, meskipun Papa adalah pusat dari duniaku saat ini. Gairah yang terpancar dari tubuhku dan Papa telah menyulut api di dalam dirinya. Mama menatap kami, matanya penuh hasrat yang tak kalah menggebu, tubuhnya bergetar pelan seiring dengan pemandangan yang disaksikannya.
Tanpa ingin mengganggu kami, Mama mengambil langkah sendiri, membiarkan tangannya bergerak menuju vaginanya yang kini mulai berdenyut dengan penuh hasrat. "Mmmh..." desahnya, saat dia memasukkan jari-jarinya dengan lembut, gerakan yang perlahan namun penuh kenikmatan, seolah-olah dia ingin merasakan apa yang kurasakan. Di saat yang sama, tangan satunya meremas lembut payudaranya sendiri, memainkannya dengan sentuhan yang membuat tubuhnya semakin tenggelam dalam gelombang kenikmatan yang dia ciptakan. "Ahhh... ya..." erangan Mama begitu keras berpadu dengan desahan kami.
Aku bisa mendengar erangan keras dari Mama, "Mmmhh.." suara yang semakin samar namun jelas menunjukkan bahwa gairahnya sudah kembali bangkit. Terdengar lembut, hampir seperti alunan melodi di tengah permainan kami, erangannya semakin memanas seiring dengan gerakan jari-jarinya yang semakin cepat di antara kakinya. "Ahhh... ahhh..." Mama larut dalam dunianya sendiri, tetapi kehadirannya menambah intensitas dari apa yang sedang kami alami. "Mmmh..."
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Mama
General FictionDimas, seorang siswa kelas dua SMP, menjalani masa pubertas dengan banyak perubahan dan rasa penasaran tentang tubuh wanita, terutama mamanya yang cantik. Suatu hari, Dimas jatuh sakit dan didiagnosis dengan penyakit darah langka yang menghentikan r...