Aku keluar dari kamar mandi, merasa segar dan rileks setelah mandi dengan air hangat. Saat aku melangkah ke kamar, aku melihat Papa yang sedang duduk di tepi tempat tidur, tampak sedang memikirkan sesuatu. Aku tersenyum dan berjalan mendekat.
"Pa, aku udah selesai mandinya," kataku sambil mengeringkan rambutku dengan handuk.
Papa menoleh ke arahku dan tersenyum lembut. "Oke, Sayang. Papa mandi dulu, ya," jawabnya sambil bangkit dari tempat tidur.
Aku mengangguk dan mengamati Papa berjalan menuju kamar mandi. Saat dia menutup pintu, aku duduk di tempat tidur, merasa ada sesuatu yang ingin aku lakukan atau katakan nanti. Aku menyadari betapa pentingnya momen-momen sederhana seperti ini, di mana kami bisa saling berbagi kebersamaan dan kehangatan tanpa harus berkata banyak.
Saat Papa masuk ke kamar mandi, aku memikirkan cara terbaik untuk mengungkapkan rasa terima kasihku nanti. Mungkin saat dia sudah selesai mandi, aku akan memeluknya dan mengucapkan terima kasih, tapi aku masih tidak yakin dengan itu.
Sambil berjalan ke arah koper dan mencari pakaian yang akan kupakai, pikiranku terus bergulat dengan bagaimana cara terbaik untuk mengungkapkan rasa terima kasihku kepada Papa. Aku tahu dia selalu berusaha membuatku merasa nyaman dan terlindungi, dan aku ingin memastikan dia tahu betapa aku menghargai semua yang dia lakukan.
Aku membuka koper dan mulai memilih-milih pakaian, namun pikiranku masih berputar pada bagaimana cara menyampaikan perasaanku. Mungkin memeluknya dan mengatakan terima kasih sudah cukup, tapi ada rasa ragu yang membuatku merasa perlu melakukan lebih. Aku ingin momen itu benar-benar berarti, bukan hanya sekadar kata-kata yang diucapkan begitu saja.
Saat aku memegang gaun tidur berwarna merah yang berada di koper, sebuah ide nakal tiba-tiba muncul di pikiranku untuk mengungkapkan perasaan terima kasihku pada papa. Gaun tidur ini terbuat dari bahan yang tipis dan lembut, dengan potongan yang pas membentuk tubuhku dan renda yang menghiasi bagian tepinya. Gaun ini memperlihatkan lekuk tubuhku dengan cara yang anggun namun tetap menggoda.
"Ini dia," pikirku dengan senyum kecil yang mulai muncul di bibirku.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Mama
Narrativa generaleDimas, seorang siswa kelas dua SMP, menjalani masa pubertas dengan banyak perubahan dan rasa penasaran tentang tubuh wanita, terutama mamanya yang cantik. Suatu hari, Dimas jatuh sakit dan didiagnosis dengan penyakit darah langka yang menghentikan r...
