Menjadi Mama | Part 17 | Anak Nakal (21+)

654 2 0
                                    

Aku merasakan campuran antara kehangatan dan sensasi menyenangkan saat mereka melakukan itu. Setiap hisapan mereka menambah rasa yang mengalir di tubuhku, dan aku tidak bisa menahan desahan-desahan kecil yang keluar dari bibirku.

"Ssss... hmmmmph...," aku menggumam pelan, berusaha menyeimbangkan antara kenikmatan dan kepuasan emosional. Desahan-desahan itu semakin sering terdengar, menyatu dengan suara lembut mereka yang menghisap dengan penuh gairah.

Aku mengelus lembut rambut mereka, merasakan kedekatan yang unik dan intim yang mengisi ruangan. Setiap sentuhan jari-jariku di rambut mereka membawa rasa kasih sayang yang mendalam, mirip dengan perasaan seorang ibu yang menyusui anaknya. Rasanya campur aduk antara kenikmatan fisik dan kepuasan emosional, menciptakan sebuah ikatan yang tak terputus di tengah pengalaman yang sangat pribadi ini.

Desahan-desahan lembutku terus mengalir, mengisi udara dengan suara yang penuh gairah dan kepuasan. "Ahhhhh... ini... enak banget..." gumamku dengan napas terengah-engah. Gerakan mereka yang penuh gairah dan mulut mereka yang masih lembut menghisap putingku menciptakan sebuah simfoni dari pengalaman yang sangat intim. Setiap gerakan mereka terasa semakin terkoordinasi, seolah mereka memahami dan merasakan apa yang ku alami.

Aku memejamkan mataku, mencoba sepenuhnya meresapi sensasi yang mengalir melalui tubuhku. "Ayo terus, sayang... minum susu mama," ucapku lembut namun penuh gairah. Kata-kata itu keluar begitu saja, hampir tanpa sadar, menambahkan dimensi emosional yang tidak terduga dalam situasi ini.

Rizki dan Budi tampak sedikit terkejut dengan kata-kataku, ekspresi mereka menunjukkan kebingungan dan keheranan. Namun, tatapan mereka tidak bisa lepas dari tubuhku, dan mereka tetap melanjutkan hisapan mereka dengan penuh semangat. Rizki, yang sebelumnya tampak menghindari tatapan langsung, kini terlihat semakin bergairah.

Sementara itu, Budi tetap melanjutkan hisapan dengan penuh gairah, matanya tertutup dan wajahnya menunjukkan kepuasan. Suara hisapannya menyatu dengan desahan-desahan lembutku, menciptakan harmoni dari pengalaman ini.

Desahan lembutku semakin sering terdengar, mengisi ruangan dengan suara yang penuh gairah. "Ahhh... hmmphhh... terusin, sayang," aku mengeluh dengan nafas yang terengah-engah, merasakan setiap gerakan dan sentuhan yang semakin memperdalam kenikmatan yang ku rasakan.

Mereka tampaknya semakin menyatu dengan keinginan dan perasaan yang kurasakan, mengikuti ritme dan arahan yang ku berikan. Suara hisapan Budi yang berirama sejalan dengan desahan lembutku, menciptakan harmoni yang mengisi udara dengan kedekatan emosional dan kepuasan fisik.

Aku menekan lembut kepala mereka dengan tanganku, memberikan dorongan yang penuh perhatian. "Mulai sekarang, panggil aku mama ya, sayang," ucapku lembut, berusaha menambahkan dimensi baru pada momen intim ini.

Rizki dan Budi sedikit terkejut pada awalnya, tetapi mereka segera mengikuti instruksiku dengan penuh kepatuhan. "Iya, mama," jawab mereka hampir bersamaan, meskipun kata-kata mereka terdengar sedikit teredam karena mereka masih menghisap susuku dengan penuh semangat. Suara mereka terdengar agak samar, tetapi jelas bahwa mereka mencoba menyesuaikan diri dengan panggilan baru ini.


Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio. 

Menjadi MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang