Dengan hati-hati, aku melangkah keluar dari kamar, menahan kegugupan yang tiba-tiba muncul. Suasana rumah terasa sepi, hanya suara langkah kakiku yang terdengar memecah keheningan. Aku berjalan pelan menyusuri koridor, merasa telanjang meskipun secara teknis aku berpakaian, tapi lingerie yang kupakai ini lebih membuatku merasa terbuka.
"Mama?" panggilku pelan sambil melirik ke sekitar. Tidak ada jawaban, hanya sunyi yang menjawabku. Aku terus melangkah, sambil memperhatikan setiap sudut rumah. Pikiranku terus berputar, mencoba mencari tahu kenapa dia menghilang begitu saja tanpa sepatah kata.
"Ma..." Aku memanggil lagi, kali ini dengan nada lebih keras, sedikit cemas dan bingung. Tidak ada jawaban, hanya keheningan yang mengiringi langkahku. Aku terus berjalan menyusuri rumah, sampai akhirnya tiba di dapur.
Saat aku melangkah masuk ke dapur, Mama langsung menyambutku dengan senyum lebar dan nada menggoda, "Wuihhh... istri muda baru bangun nih. Semalam capek banget, ya?"
Wajahku langsung memanas seketika, darah terasa mengalir deras ke pipi. Aku tahu Mama pasti sedang meledek, apalagi setelah kejadian semalam yang sulit diabaikan begitu saja. "Ihh, apaan sih, Ma..." jawabku dengan nada protes, mencoba menyembunyikan rasa maluku. Sambil menutupi wajahku yang pastinya sudah memerah, aku melirik ke arahnya.
Mama tertawa pelan, tapi tatapannya tidak mengendur. "Ya ampun, liat deh muka kamu merah kayak tomat. Gimana, enak kan? Papa hebat kan?" Dia mengedipkan matanya sambil melipat tangan di dada, jelas-jelas menikmati reaksiku.
Aku semakin salah tingkah, "Ih, jangan gitu Ma, ah! Malu, tahu." Suaraku sedikit bergetar saat berusaha menjaga ketenangan, tapi Mama sudah tahu titik lemahnya, jadi ledekan itu malah membuatku semakin salah tingkah.
Mama tertawa lagi, kali ini lebih keras. "Ya ampun, santai aja, nggak usah malu gitu sama Mama. Mama kan udah tahu semuanya," katanya dengan santai, matanya masih memandangku penuh godaan. "Waktu Mama bangun, Mama liat Papa kayak orang habis marathon, kecapekan! Hahaha!"
Aku menggerutu pelan, "Iya iya, udah, nggak usah dibahas lagi ah, Ma." Aku mulai merasa benar-benar malu, berusaha mengalihkan perhatian. "Tadi Mama kemana sih, kok pas aku bangun Mama udah nggak ada?" tanyaku cepat, mencoba mengubah topik.
"Oh, Mama sengaja, biar kamu bisa berduaan sama Papa," jawab Mama sambil mengangkat alisnya. "Terus Mama langsung ke dapur aja buat siapin sarapan. Lagian kamu lama banget sih bangunnya, pasti capek banget ya?" Mama menggodaku lagi sambil menyenggol lenganku.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
![](https://img.wattpad.com/cover/371916618-288-k519278.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Mama
Fiction généraleDimas, seorang siswa kelas dua SMP, menjalani masa pubertas dengan banyak perubahan dan rasa penasaran tentang tubuh wanita, terutama mamanya yang cantik. Suatu hari, Dimas jatuh sakit dan didiagnosis dengan penyakit darah langka yang menghentikan r...