Hari sudah menjelang malam dan kedua anak laki-laki kesayangan Jeffandra dan Davira masih belum pulang dari sekolah mereka. Sebelumnya Jaerga sudah mengatakan pada Davira kalau anak itu ada bimbingan Olimpiade yang membuatnya pulang terlambat, namun Jaevano tak memberi kabar apapun pada sang ibu, yang membuat Davira kini khawatir dan terus memikirkan putra sulungnya itu.
Wanita itu takut Jaevano kenapa-kenapa.
Wanita cantik itu, Davira, kini tengah berjalan mondar-mandir di ruang tamu, menunggu kepulangan dua malaikat kecilnya. Ia sudah merindukan Jaevano dan Jaerga, entah karena memang seorang ibu selalu merindukan anaknya atau karena hal lain.
"Jaejae pulanggg!!! " Kedatangan salah satu putranya membuatnya menghentikan langkah kakinya yang sebelumnya mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas. Davira tersenyum lembut, menghampiri Jaerga yang kini memamerkan senyum manisnya, meski wajah tampan anak itu terlihat lelah.
"Akhirnya anak mama pulang.. Jaejae capek, ya? Tadi gimana bimbingannya? " Tanya Davira lembut. Ia mengambil alih tas ransel hitam yang sebelumnya ditenteng oleh Jaerga.
"Bimbingannya lumayan seru, ma.. Tadi Jaejae bisa jawab hampir semua soal yang ditulis di papan! Jaejae seneng banget! " Balas Jaerga bersemangat.
Davira mengacak rambut Jaerga gemas. "Pinter anak mama.. Jaejae sekarang bersihin diri dulu, abis itu makan malam. Nanti mama nggak mau Jaejae nggak turun buat makan malam. Oke? "
"Siap mama cantik! " Balas Jaerga lalu mencium pipi mamanya sayang. "Jaejae ke atas ya ma? "
"Iya, sayang".
Setelahnya Jaerga pergi. Kini tersisa Davira seorang di ruang tamu. Wanita itu setia menunggu putra sulungnya pulang ke rumah.
Di sisi lain, Jaevano tampak memastikan pakaian yang ia kenakan sudah tak berbau rokok karena memang ia pernah berjanji pada kedua orang tuanya untuk berhenti merokok, namun apa daya seorang Jaevano yang sudah kecanduan dengan benda hisap tersebut.
" Gaes, gue cabut dulu ya? Kalau gue sampe pulang kemaleman, bisa mati gue di tangan bokap". Pamit Jaevano pada teman-temannya, lalu pergi meninggalkan teman-temannya yang kini sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Sesampainya di rumah, Jaevano mendapati Davira yang tengah menunggu kedatangannya. Jaevano tersenyum manis lalu memeluk sang ibu. "Mama.. Maaf Nono telat pulang. Abis maen bentar soalnya sama anak-anak, hehe.. " Ucapnya manis, mampu membuat senyuman lembut terukir di wajah cantik sang ibu.
Setelah pelukan mereka terlepas, Jaevano kembali mengucapkan sesuatu. "Ma, Nono masuk kamar lagi, ya? Nono mau mandi terus turun buat makan malam. Oke?? "
"Iya, sayang. " Balas Davira. "Jangan lama-lama, ya? Soalnya Jaejae udah nungguin di meja makan".
" Siap, ratu! " Jaevano mencium kedua pipi Davira penuh kasih lalu berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Davira menghembuskan nafasnya berat. Mama tau.. Nono.. Ngerokok lagi ya?
Saat Jaevano datang ke ruang makan, anak itu hanya mendapati Davira dan Jaerga yang ada di ruangan luas tersebut. Jaevano pikir, mungkin Jeffandra masih belum pulang dari kantor, mengingat akhir-akhir ini ayahnya jarang pulang awal, lebih sering pulang saat hari sudah malam, saat anak-anaknya sudah tidur lelap di kasur empuk mereka masing-masing.
Dan sayangnya, Davira setia menunggu suaminya pulang bekerja.
Jaevano pikir, jika ia adalah Davira, ia akan memilih untuk tidur daripada menunggu Jeffandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side Of Humanity 2 [TAMAT]
FanfictionSetelah kepergian putranya yang sangat menguras air mata, Jeffandra kembali diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk merawat dua anak laki-laki tampan yang lahir tak lama setelah putranya pergi. Si kembar yang pertama bernama Jaevano Briyan Agnabrita...