3

244 17 0
                                    

  Saat Jeffandra baru menginjakkan kakinya memasuki rumah mewahnya, pria tampan dengan pakaian formal yang melekat di tubuhnya itu terkejut melihat kedua putranya yang tidur nyenyak dengan kepala yang masing-masing bertumpu di paha Davira.

  Ibu dan anak-anaknya itu tidak berada di sofa. Mereka berada di lantai, lebih tepatnya di permukaan karpet bulu yang hangat.

  "Ra? Tumben mereka nungguin? " Tanya Jeffandra sambil menghampiri istri dan anak-anaknya. Ia gemas melihat wajah lelap kedua putranya saat ini.

  "Tadi maksa-maksa buat nungguin kamu, mas. Akhirnya juga ketiduran, kan.. " Balas Davira sambil menyunggingkan senyumnya.

  "Kaki kamu emang nggak kram buat nahan berat kepala mereka? " Tanya Jeffandra.

  "Nggak pa-pa, mas.. Udah lama aku nggak sedeket ini sama anak-anak kita.. "

"Aku bangunin mereka, ya? Biar pindah ke kamar". Jeffandra meminta izin.

  Davira mengangguk. Ia membiarkan Jeffandra membangunkan kedua putranya secara lembut, dan setelahnya, anak kembar non identik itu terbangun, dengan raut wajah yang sangat menggemaskan.

  " Engg.. Ngantuk.. Jaejae ngantuk.. " Gumam Jaerga setengah sadar.

  "Hngg.. Nono mau tidur lagi... " Jaevano juga tampak setengah sadar.

  "Hei.. Ayah udah pulang, boy.. Bangun dulu dong, kalian harus pindah ke kamar. Nggak pegel apa badan kalian tidur di lantai? " Jeffandra masih berusaha mengumpulkan nyawa anak-anaknya yang masih tertinggal di alam mimpi mereka.

  "Ngg.. Ayah? " Jaevano dan sang kembaran akhirnya terbangun. Mereka menguap karena kantuk yang masih terasa.

  "Hoam.. "

  "Nono sama Jaejae balik ke kamar, ya? Tidur di kamar aja.. Okey? "

  "Ngg... " Hanya gumaman tak jelas yang Jaevano dan Jaerga keluarkan. Kedua anak itu akhirnya berjalan lesu menuju kamar mereka, membuat Jeffandra terkekeh kecil melihatnya.

  "Maaf ya, aku lembur lagi.. Ayo ke kamar. Kamu pasti capek.. " Ajak Jeffandra pada sang istri.

  Davira mengangguk, kini ia berada dalam rangkulan sang suami, mereka berjalan menuju kamar bereka bersama.













  Pagi telah tiba. Seperti biasa, keluarga Agnabrita pasti berkumpul untuk sarapan bersama. Keluarga itu tampak penuh dengan kehangatan. Jaerga sangat bersyukur karena dapat menjadi salah satu anggota keluarga harmonis ini.

  Setelah sarapan selesai, si kembar akhirnya berangkat dengan kendaraan masing-masing. Jeffandra juga berangkat ke kantornya, menyisakan Davira yang menatap kepergian keluarganya sendu.

  Wanita itu berjalan memasuki rumah, ia masuk ke dalam kamar Jeno yang tertutup rapat.

  Kamar itu tampak masih sama seperti yang sebelumnya. Setiap sisi ruangan itu tak ada debu sedikitpun karena Davira rajin membersihkannya.

  Sejak menikah dengan Jeffandra, Davira telah memilih untuk menjadi ibu rumah tangga saja. Ia ingin fokus dengan keluarga kecilnya, mengundurkan diri dari jabatan sekretaris CEO. Karena itulah sekarang Davira hanya berada di rumah, terkadang melamun mengingat Jeno dan Eric yang telah lama pergi.

  Meski ia telah memiliki Jaevano dan Jaerga, rasanya hidupnya masih kurang lengkap.

  Ia sangat merindukan Jeno dan Eric.

  "Mama harap kalian tenang di atas sana, sayang.. "



















  Kelas Jaevano saat ini dalam pelajaran Matematika. Guru matematika yang mengajar di sana merupakan salah satu guru killer, yang suka menghukum murid-muridnya karena hal sepele.

The Other Side Of Humanity 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang