Malam ini, pukul 23.00 dini hari Jaevano tampak memandangi penampilannya di cermin kamarnya. Ia telah siap dengan jaket kulit berwarna hitam, juga ripped Jeans yang menjadi celana kesukaannya.
Jaevano memang bebal. Ia tak suka diatur, ia pun tak suka apabila ada yang membentaknya.
Tapi ia tak menyadari bahwa perilakunya justru akan membuat dirinya semakin jauh dari keluarganya.
Jaevano menyemprotkan parfum ke beberapa titik tubuhnya lalu mengambil kunci motornya. Ia berjalan mengendap-endap keluar dari kamarnya, berusaha tak menimbulkan suara apapun agar ia tak membangunkan anggota keluarganya.
Usaha Jaevano membuahkan hasil. Ia berhasil sampai di garasi dan membawa motor ninjanya keluar dari lingkungan rumahnya itu.
Jeffandra menutup macbooknya setelah semua pekerjaannya selesai. Pria berwajah penuh wibawa itu merenggangkan ototnya yang kaku lalu menatap arlojinya. Sudah jam 11 malam. Ia terlalu larut dalam pekerjaannya hingga melewatkan waktu istirahatnya.
Jeffandra beranjak dari tempat duduknya. Ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruang kerjanya.
Saat ia melewati kamar kedua putranya, ia ingin mengecek dua anak itu terlebih dahulu.
Dan kamar pertama yang menjadi tujuannya adalah kamar Jaevano.
Jeffandra membuka kamar Jaevano secara perlahan, takut membangunkan putranya yang tanpa sepengetahuan dirinya pergi dari rumah.
Dahi Jeffandra berkerut saat tak mendapati putra sulungnya di dalam ruangan tersebut.
Ke mana perginya Jaevano? Mengapa anak itu tak meminta izin padanya?
Rahang Jeffandra mengetat. Pria itu menelepon bawahannya saat itu juga. "Lacak keberadaan Jaevano sekarang! Bawa anak itu pulang secepatnya atau kalian akan mendapat hukuman yang setimpal! " Perintahnya dengan emosi yang menggebu.
Sudah cukup Jeffandra menahan segala emosinya pada Jaevano. Semakin ia diam, Jaevano semakin memancing emosinya untuk meledak.
"Kali ini ayah akan menghukummu, nak". Ujar Jeffandra dengan rahang yang mengeras karena emosinya.
Jaevano berkumpul dengan teman-temannya. Perawakannya sangar, seperti anak nakal pada umumnya. Ia sudah menyiapkan matang-matang balap liar hari ini, karena ini adalah sebuah kesenangan tersendiri baginya.
Ia ingin menenangkan pikirannya dengan balap liar yang akan diikutinya hari ini.
Setiap kali Jaerga mendapat apresiasi oleh kedua orang tuanya, Jaevano akan semakin merasakan yang namanya iri. Ia akan menahan rasa itu dalam diam. Melampiaskannya dengan balap liar seperti saat ini.
Sebenarnya apa yang diperbuat Jaevano adalah sesuatu yang salah. Tapi ia bingung harus melakukan hal apa lagi agar hatinya tenang.
"Gue yakin lo bakal menang lagi, Van! Lo tuh rajanya balap motor, haha! " Seru Juan pada Jaevano, membuat rasa semangat semakin membuncah bagi seorang Jaevano yang memang belum pernah mendapat kalimat penyemangat dari keluarganya.
"Bisa aja deh, lo. Gue bakal usahain yang terbaik buat kali ini". Balas Jaevano penuh keyakinan.
Hingga akhirnya balap liar tersebut dimulai, banyak yang mendukung kemenangan Jaevano.
Ia tak boleh mengecewakan teman-temannya yang sudah mendukungnya dengan sepenuh hati.
Gue harus menang!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side Of Humanity 2 [TAMAT]
FanfictionSetelah kepergian putranya yang sangat menguras air mata, Jeffandra kembali diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk merawat dua anak laki-laki tampan yang lahir tak lama setelah putranya pergi. Si kembar yang pertama bernama Jaevano Briyan Agnabrita...