19

239 19 2
                                    

Hanya dalam waktu seminggu Jeffandra berhasil mengambil hati Jaevano. Pria itu memperlakukan Jaevano sebaik mungkin, segala sifat kerasnya dihilangkan agar Jaevano luluh.

Dan usaha Jeffandra membuahkan hasil. Kini Jaevano berubah menjadi anak manja yang sangat ingin dimanja olehnya. Segala hal yang berurusan dengan Jaevano pasti akan menjadi tanggung jawab Jeffandra.

Jaevano pun telah berbaikan dengan Jaerga. Ia menganggap kejadian yang menimpanya itu sekedar angin lewat, anak itu ingin bahagia dengan ayah dan keluarganya yang lain.

Jaevano ingin mengubah segala sifat buruknya. Anak itu kini tak pernah membolos sekolah, ia mulai menjauhi perkelahian, juga tak membuat masalah lagi di sekolah.

Hal itu tentu membuat Jeffandra dan Davira yang merupakan orang tua Jaevano merasa senang. Mereka senang melihat perubahan putra mereka yang mengarah ke hal hal positif.

Hari ini adalah hari ulang tahun Jaevano dan Jaerga. Untuk merayakan hari berbahagia ini, Jeffandra dan Davira memutuskan untuk mengajak kedua putranya itu berlibur, agar melupakan sejenak segala ingatan buruk yang  telah dilalui mereka.

  Saat ini hanya senyuman yang menghiasi wajah tampan Jaevano. Sudah lama sekali ia dan keluarganya tidak pernah  liburan bersama karena Jeffandra yang selama ini sangat sibuk.

  "Nono, kamu udah siap, kan?? "

  "Iya, mama! "

  "Cepet turun! Bareng Jaejae juga sekalian! "













  Hari ini benar-benar sangat menyenangkan. Jeffandra mengajak keluarga kecilnya untuk bermain main bersama, membangun kembali serpihan kebahagiaan yang sempat sirna akibat pertengkaran akhir-akhir ini.

  Mereka akhirnya pulang saat malam telah menyapa. Binar kebahagiaan selalu menghiasi keluarga tersebut.

   "Jeno bahagia kalau kalian semua juga bahagia.. "

  "Apa mungkin ini saatnya Jeno benar-benar pergi? "

  "Tugas Jeno menjaga Jaevano telah selesai yah, ma.. Jeno bisa pergi sekarang, kan? "






















  Malam ini adalah malam yang indah. Jaevano tengah melamun di balkon kamarnya sambil menikmati hembusan angin yang kini menerpa kulitnya.

  Namun suara langkah kaki membuatnya menoleh, dan ternyata saudara kembarnya datang, menghampirinya dengan senyuman cerah.

  "Udah lama ya, kita nggak seseneng ini No? " Ujar Jaerga yang kini duduk di samping kiri Jaevano.

  Jaevano menghembuskan nafasnya lega. "Iya, Jae. Gue seneng bisa kumpul sama keluarga lagi tanpa harus dimarahin lagi. Gue juga baru sadar kalo kelakuan gue selama ini buruk banget. Gue buat nama baik agnabrita tercoreng gara-gara kelakuan bejat gue".

  " Itu nggak bener, No. Kelakuan lo nggak separah itu sampe bisa mencoreng nama baik keluarga kita. Kelakuan lo masih wajar buat anak seumuran kita". Ucapan Jaerga membuat Jaevano tersenyum kecil, namun urung saat Jaerga kembali menambahkan, "seenggaknya lo nggak sampe ngehamilin cewek ya.. Bisa bisa lo digampar sama ayah kalo gitu".

  " Gila aja lo! " Jaevano mencubit kuat lengan saudara kembarnya hingga membuat sang empu mengaduh kesakitan.

  "Gue masih punya otak ya. Emang lo pernah liat gue berduaan sama cewek? Enggak kan? Ngeselin banget omongan lo! " Jaevano cemberut. Ia jadi badmood sekarang.

  Jaerga menyengir kuda. "Yaelah, No.. Gue kan becanda. Tapi omongan gue ada benernya loh, kalo itu beneran kejadian-"

  "Mau gue gampar mulut lo?! " Ancam Jaevano.

  "Ck.. Maaf maaf.. "

  Setelahnya hanya keheningan yang membelenggu kakak beradik ini. Mereka terdiam, sambil menatap hamparan indah langit malam yang dipenuhi oleh cahaya bintang dan bulan.

  "No.. " Di tengah keheningan mereka, Tiba-tiba Jaerga kembali bersuara.

  "Hmm? " Balas Jaevano.

  "Kangen berduaan sama elo.. " Jaerga menyandarkan kepalanya di bahu Jaevano. "Biarin gini bentar ya? "

  Jaevano berdecih. "Kek orang pacaran aja".

  " Kalo iya, emang lo mau pacaran sama gue? " Balas Jaerga bercanda.

  "Oh tentu enggak. Siapa juga yang mau sama orang modelan elo. Udah jelek, cengeng pula. Lagian gue masih normal. Nggak gay kek lo".

  Jaerga mendecih. "Gue normal ya.. " Ia tak Terima.

  Jaevano terkeksh kecil.

  "Tapi jujur.. Gue selalu nyaman kalo sandaran sama elo.. Gue seneng kalo kita akrab gini.. Gue nggak suka kalo kita berantem.. Gue-"

  "Iya, iya.. Nggak usah banyak omong, lo. Diem. Gue mau ngehayal aja susah".

  " Ck.. Iyain iyain.. "























Halloooowwww

Akhirnya bisa update nih..

Semoga kalian suka ya sama cerita ini

Satu chapter lagi udah ending..

Yap, happy ending gaess

Sampai ketemu lagi..

The Other Side Of Humanity 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang