17

313 22 4
                                    

Setiap kali Jeffandra menginjakkan kakinya memasuki rumah sakit, ia akan kembali teringat pada kejadian naas yang telah membuatnya kehilangan istri pertamanya dan putra sulungnya.

  Trauma kehilangan selalu melekat di pikiran Jeffandra, ia bahkan selalu gemetaran apabila harus memasuki ruangan bernama ICU karena tempat itu adalah tempat yang paling menyimpan luka untuknya.

  Namun Jeffandra menyembunyikan hal tersebut dari istri dan anak-anaknya. Ia ingin selalu terlihat kuat, karena ia adalah kepala keluarga yang harus menguatkan keluarga kecilnya.

  Karena itulah Jeffandra memilih untuk membiarkan Davira dan Jaerga yang menjaga Jaevano selama anak itu masih berada di rumah sakit. Ia enggan berada di sana lama lama.

  Namun ia tahu, kalau perbuatannya ini membuat Jaevano semakin membencinya.

  Mungkin sekarang Jaevano berpikir kalau ia tidak pernah mempedulikan anak itu,

  Tapi nyatanya Jeffandra selalu memikirkan Jaevano. Saat ia mendengar putranya itu kecelakaan dan mengalami luka berat, hati Jeffandra sakit. Ia terus mendoakan yang terbaik untuk Jaevano, namun ia masih sulit menunjukkan kasih sayangnya pada Jaevano.

  Entah karena alasan apa.

  Setiap kali Jeffandra menatap iris obsidian milik Jaevano, ia akan kembali mengingat Jeno. Ah, bukan hanya ketika melihat iris mata Jaevano, setiap kali ia menatap wajah Jaevano, ia pasti teringat pada Jeno nya yang telah lama pergi.

  Sebenarnya ia senang. Ia merasa Jeno nya kembali dalam raga yang berbeda, dengan raga yang tidak sakit-sakitan seperti sebelumnya, namun dengan sifat yang jauh lebih keras kepala.

  Sifat Jaevano lah yang membuat Jeffandra tidak bisa menahan emosinya.

  Karena dulu Jeno tidak pernah memiliki sifat sekeras Jaevano, apalagi Jaerga yang merupakan anak berhati lembut.

  Jeffandra kebingungan mendidik Jaevano seperti apa.

  Kini pria itu mengusap wajahnya kasar. Ia berada di tempat peristirahatan terakhir Jeno, matanya menatap lekat baru nisan bertuliskan nama Jeno, 'Jevano Fabian Agnabrita'

  Nama itu memang hampir mirip dengan nama Jaevano.

  'Jaevano Briyan Agnabrita'

  Jeffandra sengaja memberi nama depan yang sama untuk Jaevano, karena ia pikir Jaevano adalah reinkarnasi putra kesayangannya yang sangat ia rindukan.

  "Bagaimana keadaan kamu di sana, nak? Ayah di sini merindukan Jeno dan bunda.. Apa Jeno nggak merindukan ayah juga? " Ucap Jeffandra pelan.

  "Ayah mohon jangan hukum ayah, nak.. Cukup ayah kehilanganmu dan bundamu.. Jangan ambil Jaevano dari ayah juga.. Biarkan ayah menebus kesalahan ayah padanya".

  " Ayah menyayanginya, nak.. "

  "Ayah menyayanginya sama seperti rasa sayang ayah padamu".






















  Keadaan Jaevano sebenarnya masih belum sembuh total. Anak itu seharusnya masih dirawat di rumah sakit namun karena keras kepalanya yang sudah mendarah daging, ia terus terusan memaksa dokter yang menanganinya untuk membiarkan dirinya pulang. Anak itu bahkan mogok makan karena keinginannya tidak di penuhi, juga ia mengancam akan mencabut infusnya dan kabur dari rumah sakit ini.

  Baik Jaerga maupun Davira hanya bisa menuruti keinginan Jaevano agar anak itu tidak membuat ulah lagi.

  Sepertinya akibat benturan hebat di kepalanya, otak Jaevano agak bergeser hingga anak itu berubah lebih bar bar dari biasanya.

The Other Side Of Humanity 2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang