Mungkin bagi sebagian orang, waktu libur dimanfaatkan untuk pergi ke tempat wisata ataupun bermalas-malasan di rumah. Namun, bukannya itu yang terjadi, Jaerga malah sibuk belajar, mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba yang semakin dekat waktu penyelenggaraannya.
Anak itu sudah bangun lebih awal, memandang dan menuliskan sesuatu di buku tulisnya.
Ceklek..
"Loh, Jaejae udah bangun ternyata". Davira terkejut melihat putra bungsunya yang pagi-pagi seperti ini sudah menyibukkan dirinya dengan buku-buku tebal yang membosankan.
"Mama? Mama ngapain ke sini? " Jaerga menutup bukunya. Ia menoleh ke arah sang ibu yang kini menghampirinya.
"Mama mau jemput Jaejae buat sarapan. Sekalian abis ini mau bangunin Nono". Jawab Davira lembut.
" Jaejae belajar apa? Kok pagi-pagi begini udah sibuk sendiri sama buku-buku? "
"Buat olim besok, ma.. Jaejae takut nggak bisa ngerjainnya nanti"
"Jangan terlalu diforsir badannya, sayang.. Mama takut nantinya Jaejae sakit gara-gara kepikiran lomba... "
"Nggak pa-pa kok, ma.. Jaejae rasa Jaejae masih kuat kok.. " Jaerga tersenyum manis.
"Ya udah. Jaejae turun ke meja makan ya? Mama mau bangunin Nono dul-"
"Mama turun aja dulu. Biar Jaejae aja yang panggil Nono". Sela Jaerga.
" Ya udah, terserah kamu. Mama turun dulu ya, sayang? "
"Iya, ma".
Setelah kepergian Davira, Jaerga langsung beranjak dari tempat duduknya, anak itu membuka pintu kamar Jaevano tanpa sepengetahuan pemilik kamar yang ternyata masih tertidur nyenyak di kasur empuknya.
"Astaga.. Anak ini emang ya.. " Jaerga menarik selimut yang menutupi tubuh Jaevano.
"Bangun, pangeran ganteng yang gila, Jaevano Briyan Agnabritaaaa!!!!! Jangan molor teruss nanti kolornya diambil setannn:)!!! " Teriak Jaerga seperti orang gila.
"Hngg.. " Jaevano membalas dengan lenguhan kecil. Lelaki itu enggan membuka matanya.
"Jaevanoooooooooooo!!!!!! Bangunnnnnn!!! "
"Berisik! " Jaevano menutup telinganya menggunakan bantal.
"Udah waktunya sarapan, bege!! " Jaerga menarik bantal Jaevano, membuat sang empu akhirnya membuka matanya, melirik tajam saudara kembarnya.
"Jangan ganggu! Gue mau tidurrr!!! "
"Nanti lanjutin aja nggak papa, sekarang sarapan dulu, Vanoo!! "
"Nggak laper. Mau tidur aja". Jaevano kembali menutup matanya, namun Jaerga tiba-tiba menarik tangannya, memaksa lelaki itu mengubah posisinya menjadi duduk.
" Harus sarapan!!! "
"Nggak mauuu! " Tolak Jaevano seperti anak kecil.
"Jaevano, lo jangan kek bocah gini deh! "
"Lo yang kek bocah! "
"Anjirlah! " Jaerga kesal. "Mama sama ayah udah nungguin kita di bawah! Kasian tau! "
"Ck, " Jaevano berdecak. "Iya, iya.. Bawel banget lo kek cewek! "
"Serah! " Jaerga berjalan mendahului Jaevano.
"Dih, " Jaevano berdecih lalu membuntuti adik kembarnya itu.
Begitu duo kembar mendudukkan diri mereka ke kursi masing-masing, Jeffandra dan Davira tersenyum hangat menyambut kedua putra mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Side Of Humanity 2 [TAMAT]
FanfictionSetelah kepergian putranya yang sangat menguras air mata, Jeffandra kembali diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk merawat dua anak laki-laki tampan yang lahir tak lama setelah putranya pergi. Si kembar yang pertama bernama Jaevano Briyan Agnabrita...