19. Dikurung

958 219 23
                                    

___________oOo___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________oOo___________

Waktu menunjukkan malam hari, Korain mengerjapkan matanya, dan ingatannya langsung mengingat Victory. Korain mengedarkan pandangannya, dan tersadar dia sudah berada dikamarnya.

"Buna!" Korain langsung turun dari ranjang dan berlari menuju pintu. "Bunaaaa, Buna buka pintunya! Koo mau menyusul Abang!" Teriak Korain sambil mengetuk pintu dengan keras.

"Bunaaaaaaaa...Ade mohon buka pintunya, Bunaaaaa"

Korain terus memukul pintu kamar, bahkan tangannya sudah memerah karena memukul pintu begitu kuat. "Bunaaaa, Ade mohon buka pintunya..."

Tubuh Korain mulai melemas, dia terduduk dilantai, tapi dengan tangan yang memukul pintu. "Bunaaaaaaa..." teriaknya dengan suara parau

Korain melihat ke arah Jendela, diluar sana sedang hujan deras. Ketika hujan datang, Korain pasti teringat pada Victory. Karena disaat mereka sedang bersama, Hujan selalu turun diwaktu yang bersamaan.

"Bunaaaaa...Koo mohon Buka..." Korain tidak menyerah, dia terus berteriak agar Buna Kinan membuka pintu kamarnya.

Tanpa Korain tahu, jika Victory masih berada didepan rumahnya, dia masih setia berdiri ditempatnya. Dibawah Guyuran hujan, Victory terus menangis. Ingin rasanya dia memeluk Korain, menumpahkan segala kesedihan itu bersama-sama dan berjuang bersama-sama.

Tapi ini Victory, dia tidak ingin membuat Korain kesusahan karena berjuang bersamanya, maka dari itu Victory lebih memilih mengalah dan berjuang sendiri untuk membuktikan keseriusannya terhadap Korain.

Wajah Victory sudah pucat, dia mengirim pesan pada Kakak laki-lakinya. Setelah itu, tubuh Victory limbung dan akhirnya dia jatuh pingsan didekat motornya dengan tubuh yang dihujam ratusan tetes air hujan.

Korain masih terus memukul pintu kamarnya, tapi tidak lama kemudian suara Knop pintu terdengar oleh Korain. Ternyata, Buna Kinan masuk ke dalam kamarnya dengan membawa makanan.

"Makan malam dulu, Koo..."

Korain tidak menjawab, dia hendak keluar kamar, taoi ternyata sang Ayah juga ada disana dan berhasil menahannya.

"Ayah! Lepasin Koo!"

"Ayah tidak akan membiarkan kamu menemui anak Brandal itu!"

Korain menggeleng, dia kembali menangis. "Kenapa? Kenapa kalian berubah! Kenapa kalian hanya menilai orang dari Penampilannya, Kenapa!" Teriak Korian tepat dihadapan kedua orang tuanya.

STRUGGLE [V.K][END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang