28. Tidak mungkin!

931 208 30
                                    

____________oOo____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________oOo____________

Pagi ini Korain bangun lebih cepat, karena dia sangat bersemangat untuk bertemu dengan anaknya. Tapi entah kenapa, perasaan Korain tidak seperti biasanya dan sulit untuk dideskripsikan.

"Ayah, Babynya Koo baik-baik aja kan?"

Ayah Keenan tidak menjawab, dan itu membuat Korain semakin cemas. "Sayang..."

"Ayah...ada apa?"

"Maafkan Ayah sama Buna..."

"Maksud Ayah apa?" Korain menatap Ayah Keenan dengan tatapan sendunya, dan berharap tidak terjadi apapun pada Bayinya.

"Maafkan Ayah..." Ayah Keenan bersimpuh dihadapan Korain yang sudah duduk dikursi roda, "Maafkan Ayah karena tidak bisa menjaga Cucu Ayah dengan baik..."

"Ayah..."

"Koo, kamu sudah bangun Nak? Kita harus segera pulang untuk proses Kremasi Anak kamu" ucap Buna Kinan yang tiba-tiba datang.

Korain terdiam mendengar ucapan Buna Kinan, lalu menatap Ayah Keenan yang masih menangis tersedu. "Ayah..."

"Maafkan Ayah sayang, Maafkan Ayah..." isak Ayah Keenan, sebenarnya dia tahu masalah yang sebenarnya.

"Ayah, sebenarnya ada apa!" Teriak Korain sambil menangis, dia tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi. "Buna, siapa yang Buna maksud! Babynya Koo ada kan, dia gak ninggalin Koo kan!"

"Anak kamu sudah tenang disisi Tuhan sayang, kita harus segera melakukan ucapara Pemakaman" santai Buna Kinan, entah Iblis apa yang Merasuki Wanita sialan itu.

"Tidak mungkin! Buna pasti bohong! Babynya Koo masih ada kan, dia sehat kan!" Teriak Korain, begitu parau suaranya karena terus berteriak sambil menangis. "Koo tahu Buna tidak suka sama Abang Vic, tapi bukan begini caranya..."

"Lebih baik kita segera ke Gereja"

"Tidak!" Teriak Korain, dia terus berteriak dan menangis. Bahkan kini Korain menangis tanpa suara, dia harus menerima kenyataan yang pahit tentang anaknya.

Mentalnya benar-benar diuji oleh Tuhan, dia sudah dipisahkan dengan Victory, dan kini anaknya sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Ayah Keenan masih setia bersimpuh dan menangis, dia tidak bisa berbuat apa pun, selain menyalahkan dirinya sendiri, sehingga bisa terjebak dengan Nini Kunti yang menjelma sebagai istri.

¤¤¤

Sementara ditempat lain,Victory, pemuda Tampan itu masih berada di Bali. Dia sedang berjemur di Balkon kamarnya, bersama Bayi yang dia temukan semalam. Ya, Victory lah yang menemukan Bayi itu, tapi dia belum tahu jika itu adalah anaknya.

"De, udah berjemurnya, udah lebih dari 10 menit loh!" Ucap Mama Stella yang datang sambil membawakan Victory makanan.

Mama Stella langsung menyusul Victory saat sang anak mengatakan menemukan seorang Bayi, disisi lain dia terkejut, namun kemudian terharu karena Bayi yang dia temukan sangat Tampan.

"Babynya tidur Ma" bisik Victory, lalu menepuk lembut bokong Bayi itu saat menggeliat.

"Ya udah, hati-hati bangunnya"

Victory pun beranjak dari tempatnya dengan hati-hati, kulirnya yang Tan, begitu berkilau saat diterpa sinar matahari, apalagi dirinya yang tidak memakai baju.

Sesampainya di dalam, Mama Stella yang menggendong Bayi mungil itu. "Kamu udah kasih dia nama belum De?"

"Belum Ma, nanti aja kalau udah gede!"

Mama Stella pun mengangguk, lalu memandikan bayi mungil itu. Sedangkan Victory, dia lebih memilih sarapan.

Bibir Victory mengulas senyum saat melihat Mama Stella memandikan bayi tersebut, "Ma, Vic dulu gitu gak Ma?"

"Enggak! Kamu udah lari-lari umur segini" santai Mama Stella tanpa melihat ke arah Victory.

"Masa iya? Waahhh, Bayi ajaib dong!"

Mama Stella memutar matanya malas, lalu mengangkat Bayi Tampan itu karena sudah selesai dengan acara mandinya. "Ya gini dulu De, masa iya kamu langsung lari, memangnya anak Babi!"

"Astaga Maa...jadi Mama nyamain Vic sama Babi? Waaahhh, kalau begitu Papa juga Babi dong!"

"Bukan Mama ya yang ngomong..."

Victory pun melahap sandwichnya, lalu mendekat pada Mama Stella. "Tali pusarnya belum kering ya Ma?"

"Belum sayang, nanti kalau dia rewel jangan panik ya, itu karena Tali Pusarnya belum kering"

"Ah iya, Vic paham!" Dia menatap lamat wajah Bayi itu, kulitnya sangat bersih, bibirnya begitu mungil, bulu matanya yang sudah terlihat lentik, dan rambut yang hitam legam. "Tampan sekali..." gumamnya.

"Kulitnya kayak kamu dulu pas Bayi De, putih bersih. Tapi sekarang, kulit kamu kayak orang Afrika!"

"Ma, kulit Tan gini tuh Seksi tahu, banyak Bule yang mau sama Vic, tapi Vic cintanya sama Korain" ucap Victory dengan santainya.

"Kamu memang selalu percaya diri, buatin Susu sana. Dia pasti mau susunya, biasanya selesai mandi dia mau nyusu, terus tidur"

Victory mengangguk, sedikit demi sedikit dia tahu caranya mengurus bayi. Victory menyeduh susu dalam botol kecil terlebih dulu, karena Bayi itu belum banyak menyusu.

"Ini Ma"

Mama Stella pun menggendong Bayi Tampan itu, lalu memberikan susu tersebut dan benar saja Bayi itu menyusu begitu rakus.

"Bibirnya lucu ya Ma, Papa gitu juga gak Ma, kalau nyusu sama Mama?"

Mama Stella mencubit gemas lengan Victory, sementara sang pelaku hanya terkekeh. Setelah susunya habis dan bayi tersebut tidur, Victory pun ikut tertidur disampingnya.

Karena Bayi tersebut masih mungil dan belum bisa naik pesawat, sudah dipastikan Victory akan menetap di Bali sampai Bayi itu berusia 6 Bulan.

Kenapa tidak Victory titipkan ke Panti Asuhan, Victory memang Brandal, tapi dia tak setega itu, lagi pula Mama Stella sudah menyukai Bayi Tampan itu.


____________oOo____________

____________oOo____________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STRUGGLE [V.K][END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang