"Aza gimana nih?"
Aza hanya menggeleng sambil menatap polos Eri yang terlihat mondar-mandir sedari tadi dia bertemu.
"aku gak tau" sahut Aza
"apa keluarga kamu gak berniat masukin mereka ke penjara?" tanya Eri pada Aza yang masih duduk sila di hadapannya.
Aza hanya menggeleng dan meniup poninya yang serasa menusuk matanya.
"Sebenarnya kamu anak kesayangan apa bukan sih?kamu yang bahkan sampe trauma, koma, dan amnesia mereka diem aja" erang Aza dengan raut frustasi sambil mengacak rambutnya.
"gak tau Eri. tapi Papa sayang kok sama aku, ehh sama Eri juga" ucap Aza sambil tersenyum polos melihat raut frustasi Eri.
"tadi aja pas denger suaranya aku langsung takut. mana tangan aku suka gemeter dan gampang panik lagi"
Aza hanya tersenyum kecil dan mengusap rambut Eri dengan lembut.
"Eri pasti bisa kok, Aza yakin"
"aku yang gak yakin" sembur Eri sambil merebahkan kepalanya di pangkuan Aza.
Aza kembali terkekeh mendengar nada sinis Eri yang masih saja menggemaskan.
"harus yakin. karena aku juga yakin Papa gak bakalan tinggal diem. kamu liat bukan orang-orang (seperti maid dan bodyguard) yang pernah ngehina aku dan bully aku kayak gimana keadaannya sekarang. itu juga ulah Daddy sama Opa. belum lagi Papi sama Abang-abang."
"iya sih. tapi tetep aja...aishh gini banget sih. kalo aku jadi ikut seleksi jadi aktris atau aktor kayak nya masuk deh. drama banget sumpah"
"hehe"
"hati-hati aja sama Jesica. takutnya dia ngelakuin hal yang sama atau lebih" ucap Aza dengan tangan yang masih asik mengelus rambut Eri.
Eri hanya diam menikmati semilir angin sejuk dan usapan tangan lembut Aza di rambutnya. sejak bertemu Aza dan masuk ke kehidupan Aza sampai mengganti kan kehidupannya, Eri merasakan kasih sayang mengalir hangat di dadanya.
"kamu gak berniat ngasih semua memori kamu ke aku?kadang aku bingung tau"
Aza diam tak menjawab seolah pertanyaan itu tidak pernah dia dengar.
"Aza!"
"kenapa Eri?"
"jawab!"
"jawab apa?"
"gak mau ngasih semua memori kamu ke aku?dibeberapa waktu aku selalu linglung karena bingung."
Aza kembali diam memperhatikan mata Eri yang terlihat sayu.
"tunggu waktu yang tepat. aku bakalan kasih semuanya. tapi untuk sekarang...." Aza tak melanjutkan kalimatnya dan hanya memejamkan matanya sambil mengelus rambut Eri.
✧◝I'm a Drama◜✧
"Adikmu sering menyebut dirinya dengan nama Eri. itu terasa asing di telinga Papa" ucap Regan sambil menghembuskan asap rokok ke udara.
Gio diam dan hatinya mengiyakan ucapan Papanya. Bayinya beberapa kali menyebut dirinya Eri saat mendengar Aza yang berbicara dengan Regan.
hatinya seakan bergejolak entah karena apa. ada sesuatu hal yang mengganjal saat mendengar nama itu.
"apa kita harus memanggil Libra kembali?" tanya Gio
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Drama‼️
Short Story[tetep vote and komen meski dah END] Ryan, seorang pemuda yang terpaksa harus menjadi figuran yang merangkap menjadi antagonis licik karena tidak mau mati dua kali. bertransmigrasi ke sebuah novel yang akan mati di pertengahan cerita membuatnya haru...