CHAPTER 20

2.6K 314 30
                                    

MAMPUS SAYA DOUBLE UP!!

✧⁠◝i'm a Drama◜⁠✧

"ingat...Alois...masih dibelakangku...dan Elgar tak...akan...membiarkanmu..membunuhku"

Aza memutar mata nya dengan malas. dia duduk dengan tenang di sofa sambil merapikan poninya. menopang satu kakinya dan menguap bosan.

dihadapannya ada Renata. bersimpuh mengenaskan dengan tubuh yang terikat oleh tali. luka di beberapa titik tubuhnya terlihat masih mengeluarkan darah.

Renata sudah terlihat lemas karena tali itu juga melingkari lehernya. dan itu terasa mencekik. sampai suara nya terputus-putus.

sudah sedari tadi Renata meracau meskipun dia sudah kesulitan untuk bernafas dengan baik.

"Aunty dari tadi berisik terus, Eri pengen bobo tau" ucap Aza sambil cemberut dan meniup poninya dengan kesal.

"Jalang... sialan...kamu akan....tau akibatnya membuat...saya seperti ini hahh" desis Renata dengan tajam.

tatapan matanya masih terlihat tajam dan menusuk membuat punggung Aza merinding. jika mungkin, tatapan Renata mungkin akan melubangi tubuhnya.

Aza bangkit dari duduk nya. menghampiri Renata yang bersimpuh lemas dengan keadaan terikat. entah bagaimana caranya dia mengikat Renata dengan segitu kencangnya seperti ini.

"Jalang?"

Tatapan Aza mulai menajam kembali menggantikan tatapan tadi yang terlihat polos dan kosong.

"harus kah aku mengingatkan, bagaimana anda merangkak naik ke kasur Daddy Elgar?"

"dan haruskah aku mengingatkan, Bagaimana caranya kamu mendapatkan Nama Agraish dibelakang namamu dengan cara menjijikan itu?"

Srettt'

Aza menarik kasar rambut Renata dan membuat dia terpaksa mendongak menatap wajah manis Aza yang sekarang entah kenapa membuat nya terlihat seperti Little devil.

"ingat Renata, ini bukan apa-apanya dibanding dengan aku yang harus menanggung semuanya. sikap menjijikan kalian itu membuat ku ingin sekali menguliti kalian hidup-hidup" ucap Aza dengan tajam berbisik di telinga Renata.

Aza tersentak dan melepaskan cengkeramannya pada rambut Renata dan tersenyum polos sambil mengusap lembut rambut Renata.

"maaf yah, Eri gak sengaja kok. nanti Eri lepasin. tapi nggak sekarang yah, Eri masih dendam soalnya" ucap Aza sambil nyengir lebar

Aza melirik pintunya dan sekitarnya, terasa kosong dan sunyi.

dia kembali menatap wajah Renata yang masih menatapnya tajam. "lihat, kayaknya mereka gak ada yang peduli deh. mereka gak ada yang kesini jenguk Eri. apa mereka udah gak sayang yah?"

"tapi syukur deh kalo mereka gak kesini. biar kita bisa main. Aunty mau kan main sama Eri? kita main bareng~" celoteh Aza sambil memasuki kamar mandinya.

Renata mencoba bangkit namun kembali terjatuh membuat dia menjerit kembali saat tubuhnya terjatuh diantara pecahan Vas itu kembali.

luka yang ada ditubuhnya memang bukan Aza yang buat. namun karena dia yang terjatuh berkali-kali ke lantai pecahan keramik dari vas itu melukai tubuhnya. jangan lupa pakaian yang dia kenakan adalah hanya dress putih selutut dan tanpa lengan membuat luka itu ada semakin mudah.

Tak lama, Aza kembali dengan sesuatu di tangannya. dia terlihat terkekeh melihat Renata yang mencoba bangkit dan melarikan diri.

"Aunty diem. aku mau obatin luka Aunty dulu, biar gak infeksi nanti." ucap Aza sambil menyimpan baskom kecil berisi air di meja dan box berisi obat(?) yang dia bawa dari kamar mandi.

I'm a Drama‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang