Yaya🌸 X Boboiboy Ori
Pagi itu, sinar matahari menyelinap lembut melalui jendela kamar Boboiboy. Hari minggu yang cerah terasa sempurna untuk bersantai. Boboiboy yang baru saja bangun dari tidurnya, meregangkan tubuh dan menghela napas lega.
“Akhirnya, weekend juga! Waktunya chill!” gumamnya sambil tersenyum lebar.
Setelah mandi dan berpakaian santai, Boboiboy turun ke ruang tamu. Dia mengambil sepotong roti panggang dan mengoleskan selai cokelat favoritnya.
Sesekali dia mengintip jam tangannya, memastikan dirinya tidak terlambat untuk pertemuan dengan teman-temannya di taman. Mereka berencana bertemu untuk sekadar bersenang-senang dan menikmati hari libur.
Setibanya di taman, Boboiboy segera menemukan tempat duduk di bawah pohon besar yang teduh. Angin sepoi-sepoi menyapa wajahnya, membawa ketenangan di tengah hiruk pikuk suara anak-anak bermain dan orang-orang yang menikmati suasana taman.
Tak lama kemudian, terdengar suara familiar yang membuat Boboiboy menoleh.
“Boboiboy!” seru Yaya dengan senyum cerah, berlari kecil ke arahnya. Dia mengenakan dress pink lembut yang anggun, dengan hijab senada yang mempermanis penampilannya.
“Hey, Yaya!” balas Boboiboy sambil melambaikan tangan. “Kamu cepet juga nyampenya.”
Yaya duduk di samping Boboiboy dengan napas sedikit tersengal karena berlari. “Iya dong, kan nggak sabar ketemu kalian semua. Lagipula, aku udah lama pengen refreshing. Akhir-akhir ini tugas sekolah bikin pusing.”
Boboiboy mengangguk setuju. “Setuju banget. Makanya, kita harus manfaatin hari ini sebaik mungkin buat santai.”
Mereka mengobrol santai sambil menunggu teman-teman lainnya. Yaya dan Boboiboy memang sudah dekat sejak lama, dan percakapan mereka selalu mengalir tanpa canggung. Ada kehangatan dan kenyamanan dalam persahabatan mereka, meskipun terkadang ada momen-momen kecil yang membuat jantung Boboiboy berdebar lebih cepat dari biasanya.
Tiba-tiba, dari kejauhan, seorang pria asing yang membawa kamera besar terlihat berjalan mendekati mereka. Pria itu berpenampilan rapi dengan kemeja putih dan topi fedora. Wajahnya tampak ramah dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
“Permisi, boleh saya duduk sebentar?” tanya pria itu sopan sambil menunjukkan senyum.
Boboiboy dan Yaya saling pandang sejenak sebelum mengangguk. “Oh, tentu saja,” jawab Yaya dengan nada ramah.
Pria itu lalu duduk di bangku taman di hadapan mereka. “Nama saya Reza, seorang fotografer,” ujarnya memperkenalkan diri.
“Saya sedang mengerjakan proyek foto untuk majalah lokal tentang momen-momen manis di taman. Dan saya perhatikan, kalian berdua sangat cocok untuk menjadi model saya hari ini. Bagaimana kalau kalian mau berpartisipasi?”
Yaya terlihat sedikit kaget. “Model? Serius nih?” tanyanya dengan mata berbinar, tak menyangka bisa mendapat tawaran seperti itu.
“Iya, tentu saja. Hanya foto-foto santai kok, nggak perlu yang formal atau serius. Justru saya mencari kesan natural dan momen kebersamaan yang hangat,” jelas Reza antusias.
Boboiboy menggaruk belakang kepalanya dengan canggung. “Wah, nggak nyangka sih tiba-tiba ada tawaran kayak gini. Tapi… kenapa kita?”
Reza tersenyum kecil. “Kalian berdua kelihatan serasi dan sangat natural tadi pas aku lihat. Aku yakin hasil fotonya nanti bakal bagus banget. Gimana? Kalian mau coba?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Romance
Hayran Kurgu[Sebenarnya kumpulan cerita One/two/three-shoot] Cinta yang tulus tidak selalu perlu diumbar dengan kata-kata. Kadang, keheningan dan momen-momen kecil cukup untuk membuat perasaan itu terasa nyata, meskipun belum terungkap sepenuhnya. era #boya