21. Hadiah

130 14 2
                                    

Shino: Tuan, sebentar lagi ulang tahun nyonya. Apakah ada instruksi khusus untuk hadiah tahun ini?

Dahi Naruto mengernyit membaca pesan dari Shino. Benar, sebentar lagi ulang tahun Hinata, dan sudah menjadi kebiasaannya untuk memberikan hadiah kepada sang istri. Biasanya, dia selalu menyerahkan keputusan ini pada Shino, karena Naruto yakin pria itu lebih memahami apa yang disukai dan tidak oleh Hinata.

Naruto berpikir sejenak. Tak ada salahnya sesekali memilih sendiri hadiah ulang tahun untuk Hinata. Mumpung sedang berada di London, banyak barang menarik yang mungkin bisa menyenangkan hati istri kecilnya itu.

Naruto: Saya akan mencarinya sendiri.

Naruto meletakkan ponselnya di atas nakas setelah membalas pesan dari Shino. Dia melepaskan dasi dan jasnya, lalu duduk di tepi ranjang. Naruto merasa lelah, sebab setibanya di London, dia langsung menjalani agenda padat yang telah disusun.

Pada hari pertamanya, Naruto menghadiri pertemuan dengan tim manajemen cabang, dilanjutkan dengan makan siang bersama investor. Sore harinya, dia mengadakan pertemuan dengan konsultan hukum untuk membahas regulasi ekspor, dan malamnya dia datang ke konferensi pertahanan dan keamanan.

Hari ini, jadwal Naruto diisi dengan rapat bersama tim R&D untuk membahas proyek pengembangan senjata terbaru. Siang harinya, dia bertemu dengan perwakilan pemerintah Inggris untuk membicarakan proyek kerja sama strategis, disusul makan siang bersama dewan direksi cabang. Sore harinya, Naruto menghadiri sesi foto dan wawancara dengan media lokal mengenai perkembangan terbaru Uzumaki Dynamics.

Hari-hari Naruto dipenuhi dengan pekerjaan. Bahkan malam hari, dia masih sibuk dengan laptopnya, hingga larut. Naruto tidak bisa bersantai, terutama karena dia sedang mempersiapkan proyek baru yang membutuhkan perhatian dan ketelitian ekstra.

Naruto: Ke kamar saya sekarang.

Naruto mengirim pesan singkat pada Mizuki—asisten pribadinya. Dia ingin melakukan penyesuaian jadwal untuk besok, karena berniat mencari hadiah ulang tahun untuk Hinata. Naruto berharap dia memiliki waktu kosong.

Tak lama kemudian, Mizuki datang, membawa serta tabletnya. "Tuan." Dia membungkuk sejenak.

Naruto menatap Mizuki sebentar sebelum bertanya, "Apakah ada jadwal kosong untuk besok siang?"

Mizuki menggeser layar tabletnya, memeriksa jadwal. "Tidak ada, Tuan. Tapi jadwal Anda selesai pukul tujuh malam besok. Apakah Anda ingin menukar jadwal?" Dia membenarkan kacamatanya, menatap Naruto dengan cermat.

Naruto menggeleng. "Tidak perlu. Biarkan begitu saja. Saya akan menggunakan waktu setelah jadwal usai." 

Mizuki mengangguk mengerti. "Baik, Tuan."

Naruto merebahkan tubuhnya yang kelelahan, lalu berucap, “Booking De Beers untuk besok malam. Saya ingin mampir.”

Mizuki penasaran mendengar instruksi tuannya, tetapi dia tidak bertanya. Hanya mengangguk patuh dan menjawab, “Baik, Tuan.” Sebelum undur diri, Mizuki menyodorkan sebuah amplop dokumen pada Naruto. "Ini paket untuk Anda, Tuan. Resepsionis hotel yang memberikannya tadi.”

Naruto menerima paket itu dengan kening berkerut. Dia merobek amplopnya dan menemukan sebuah dokumen di dalamnya. Saat membaca isinya, darahnya langsung mendidih. Itu adalah salinan rencana proyek dari Danzo—proyek kontroversial yang dia tentang.

Di dalam dokumen itu, Danzo dengan sengaja menyoroti dukungan dari beberapa nama besar yang mendukung proyek tersebut, seolah-olah ingin menunjukkan kekuatannya dan mengejek Naruto.

Naruto meremas kertas tersebut dengan marah. Ini jelas merupakan provokasi dari Danzo, sebuah cara untuk mengintimidasi dan mengejeknya. Namun, yang lebih menjengkelkan: kenyataan bahwa dia tidak dapat berbuat apa-apa untuk mencegah proyek itu berjalan. Danzo telah mendapatkan dukungan yang cukup kuat untuk memulai inisiatifnya, dan Naruto tahu bahwa pertarungan ini baru saja dimulai.

Hierarki (NaruHina) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang