12. Tragedi

297 28 8
                                        

"Sebenernya Vicky itu beneran suka sama gue, nggak, ya, Ar?" tanya Dafa, hari ini Arya datang membawakan hasil panen bengkuang neneknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenernya Vicky itu beneran suka sama gue, nggak, ya, Ar?" tanya Dafa, hari ini Arya datang membawakan hasil panen bengkuang neneknya.

Anak yang tak punya kegiatan lain selain memulihkan diri itu datang untuk menemani Dafa yang kebanyakan harus menghabiskan waktu di rumah sakit agar dapat merawatnya secara insentif.

"Pernah lihat gaya pacaran Vicky, nggak? Kan kalian dulu satu sekolah." Arya mengunyah bengkuang sambil fokus pada Dafa yang tampak berpikir sembari menelan obatnya yang sangat beragam bentuk dan dosisnya.

"Kayaknya dia nggak pernah pacaran."

"Mungkin karena nggak berpengalaman aja," ujar Arya santai.

***

Padahal Vicky sedang berada di sini, di danau cantik yang cukup jauh dari pemukiman agar pertemuan rahasianya dengan Aksata tidak terendus siapa pun.
Vicky bertindak semaunya sementara Aksata tetap membebaskan sejauh apa yang ingin Vicky lakukan.

"Aksata, teratai itu bagus banget." Aksata memandang bunga teratai yang tumbuh di sekitar bibir danau.

"Itu licin," ucap Aksata yang sedari tadi menjadi tukang petik bunga untuk Vicky, mulai dari bunga yang tumbuh liar mau pun bunga di atas pohon. Semuanya Aksata berikan kecuali teratai, jalan tersebut sangat terlihat licin bahkan anak itu kemari dengan bantuan tongkat untuk berjalan.

"Aku ambil sendiri, Ata." Vicky memang keras kepala, Aksata yang takut melihat Vicky tenggelam terpaksa berjalan di belakangnya.

Vicky berpegangan pada lengan Aksata yang direntangkan hanya untuknya mengambil bunga teratai yang menarik di mata seperti perwujudan Aksata yang dia kenal.

Namun, Aksata mengetahui keadaan Mandira melebihi Vicky. Bibir danau itu berbatu dan licin, batu beberapa saat bergerak gadis pemilik kulit porselen itu memekik kaget karena tergelincir.

"Aksata!" Vicky jatuh ke danau menarik Aksata yang lantas ikut membuat kacau aliran danau.

Terjadi perlawanan antara dua orang itu terhadap danau yang cukup dalam.
Vicky mengambil napas dalam-dalam saat berhasil menyentuh permukaan, tapi dia melihat tubuh Aksata yang berlahan turun ke dasar danau. Gadis itu lantas kembali ke dasar untuk membawa Aksata kembali ke permukaan.

"Aksata!" Vicky berhasil membawa orang favoritnya kembali ke bibir danau tapi Aksata terlihat seperti mayat, Vicky takut, ia menggigit kukunya lalu melihat ke arah sekitar.

"Tolong!" teriak Vicky, menggema sampai ke seluruh Mandira.

Para petani mendengar suara melengking yang menyapa pendengaran mereka, membuat kegiatan cocok tanam mereka terhambat. Orang-orang dewasa tersebut lantas menghampiri suara, perlu beberapa saat untuk memastikan dari mana suara itu berpusat.

Sampai beberapa orang mengenali sosok berpengaruh di desa ini dalam segi pengobatan, pemilik Aksata Medika tengah terbujung di bibir danau, berbantalkan paha gadis cantik yang menangis. Dari penampilannya saja sudah jelas bahwa mereka baru saja tenggelam.

Titimangsa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang