7. Connection

357 29 7
                                        

Mandira, 7 Desember 2023

Sejak 3 Desember tiga pemuda itu belum menandakan hal-hal baik. Operasi Arya berhasil tapi harus menunggunya bangun agar dapat meninjau seberapa benar 'operasi berhasil' ya terlanjur kami syukuri.

Dafa tertidur lebih lama dan lebih dalam karena permasalahan jantung yang memburuk.

Dan aku belum melihat senyum Aksata sejak dia tidak bisa membuka matanya dan kehilangan fungsi otot wajahnya.

***

Masing-masing mata indah itu terbuka, mengerjap menyesuaikan cahaya sekitar yang tiba-tiba menerpa wajahnya.
Mereka menghela napas yang lantas membuat masker oksigen mengembun. Baik Arya, Aksata, dan Dafa masih bisa merasakan angin Mandira.

Khususnya Dafa, dia bahkan menitikkan air mata karena merasa tetap ditakdirkan bersama dengan Arya dan Aksata. Dia belum tahu kondisi dua temannya, tapi ia merasa pemilik dua semanggi itu seharusnya selamat.

***

Hari ini mata Aksata sudah dapat terbuka, meski masih terlihat sayu dan berpandangan kosong karena jujur saja ia pusing melihat penglihatan yang berbayang. Wajah cantik Jaisy bahkan tidak bisa Aksata nikmati.

"Tadaaa, sekarang darah kita bersatu." Jaisy bertepuk tangan kecil setelah sekantong darah berhasil terhubung dengan pembuluh milik Aksata.

Jaisy ingin melihat Aksata tersenyum, tapi sepertinya itu masih terlihat sulit. Aksata merasa telah melakukan yang dia bisa untuk tersenyum, tapi rasanya ia hanya terlihat menyeramkan saat melakukan itu.

"Halo, Mami di sini. Coba tebak bawa kabar apa?" Seseorang baru saja masuk ke ruang rawat.

Aksata memiringka kepalanya, apa yang kira-kira terdengar sebagai kabar yang baik.

"Dafa dan Arya baik-baik saja sekarang," ucap wanita kaya itu, tersenyum dengan belinang air mata. Memberikan pelukan kepada anaknya yang tampak bereaksi apa-apa, meski begitu ia sudah mengerti bahwa Aksata senang mendengar kabar ini.

Dipeluk dan diremat badan kurus itu, membelainya dengan sayang.

"Alangkah baiknya kalau kalian bertiga sama-sama sembuh." Pikirnya, semua yang telah dia kerahkan untuk Aksata Medika tanpa bantuan pemerintah adalah doa untuk kesembuhan Aksata.

Dia yang berpunya pun tak punya kuasa untuk mengembalikan fungsi tubuh yang sempurna, apalagi orang-orang di Mandira?

***

Orang pertama yang ingin Arya temui adalah Dafa dan Aksata setelah membuka mata. Ia ingin memberitahu bahwa meski kepalanya dibuka dia tetap hidup, tidak ada tanda-tanda kerusakan otak, dan dokter memberitahu bahwa semuanya dalam keadaan baik.

Semua orang berpelukan, termasuk dr.Aya dan Jaisy. Dia mendapatkan kepercayaan dirinya kembali sebagai seorang dokter spesialis setelah mendapatkan dorongan dari seorang dokter muda yang baru lulus kemarin.

"Terima kasih, dr.Jaisy."

"Ini berkat usahamu sendiri dan umur Arya yang memang masih ada, dok." Jaisy menepuk-nepuk punggung yang lebih tua.

Titimangsa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang